Keterangan Gambar : Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia, Riri Satria
BANYUWANGI - Parahyangan Post - Pakar teknologi digital serta Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia, Riri Satria menerima undangan resmi sebagai narasumber atau pembicara dari Panitia Jambore Sastra Asia Tenggara 2024 di Banyuwangi, yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Blambangan Banyuwangi tanggal 24-26 Oktober 2024.
Dewan Kesenian Belambangan Banyuwangi uga sudah mengumumkan 200 penyair yang lolos kurasi Jambore Sastra Asia Tenggara 2024 ini. Para penyair yang lolos ini bukan hanya dari Pulau Jawa ataupun Indonesia, tetapi juga dari Negeri Jiran Malaysia, dan Singapura.
Riri Satria diminta untuk memberikan materi bagaimana dunia sastra menghadapi tantangan perkembangan zaman saat ini yang dikenal dengan masyarakat cerdas atau smart society 5.0. Peradaban manusia di dunia ini terus berubah sejak zaman dahulu dan dunia sastra selalu memberikan respon terhadap perubahan itu dengan tujuan menjaga nilai-nilai manusiawi.
Riri Satria memberikan contoh ketika terjadi revolusi industri pertama kali di Inggris pada kurun waktu 1760-1850, membawa perubahan peradaban manusia saat ini. Salah satu respon dunia sastra adalah novel karya penulis Inggris Charles Dickens berjudul Oliver Twist yang diterbitkan pada tahun 1838 yang menggambarkan bagaimana masyarakat terbelah menjadi kaum kapitalis atau borjuis serta kamu pekerja atau buruh, serta muncul banyak penyakit sosial di masyarakat lapisan bawah saat itu.
Riri Satria mengatakan bahwa dirinya sependapat dengan Rosemarie Dombrowski seorang Dosen Sastra di Arizona State University, di mana dia pada tahun 2020 mengatakan bahwa poetry is a sociohistorical record of both facts and emotion, atau puisi adalah catatan sejarah yang berisikan fakta sekaligus suasana emosional yang terjadi pada masa itu. Jadi berbeda dengan sejarah pada umumnya, yang hanya merekam fakta sosial, maka puisi atau karya sastra pada umumnya juga dapat merekam fakta emosional, dan itulah yang kita tangkap dalam novel Oliver Twist.
Saat ini dunia sudah memasuki era revolusi industri kelima yang dikenal dengan istilah industrial revolution 5.0 serta terbentuknya masyarakat cerdas atau smart society 5.0. Banyak sekali isu global yang dihadapi umat manusia saat ini dan ke depannya, seperti pembangunan berkelanjutan atau sustainable development untuk kesejahteraan manusia, perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence serta robotika, human genome project dan rekayasa genetika, kelangkaan sumber daya alam, serta isu-isu benturan dan konflik sosial dan ekonomi.
Menurut Riri Satria, sastra tidak boleh steril dari semua isu itu. Sastra harus mampu menjadi pengawal nilai-nilai kemanusiaan kita dalam menghadapi semua tantangan tersebut. Itulah tantangannya! Saya diminta untuk membahas topik terkait hal-hal demikian.
Sekilas tentang Riri Satria, lahir di Padang, 14 Mei 1970, dan saat ini adalah Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM). Puisinya sudah diterbitkan dalam empat buku puisi tunggal, yaitu Jendela (2016), Winter in Paris (2017), Siluet, Senja, dan Jingga (2019), Metaverse (2022), kumpulan puisi duet bersama Emi Suy berjudul Algoritma Kesunyian (2023), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya. Riri juga menulis esai yang dibukukan dalam Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis (2003), trilogi Proposisi Teman Ngopi (2021) yang terdiri tiga buku Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital, Pendidikan dan Pengembangan Diri, dan Sastra dan Masa Depan Puisi (2021), serta Jelajah (2022).
Sehari-hari Riri Satria berkecimpung dalam dunia ekonomi dan transformasi digital, berprofesi sebagai Komisaris Utama PT. Integrasi Logistik Cipta Solus yang dikenal dengan nama Pelindo Solusi Digital, dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Anggota Dewan Penasihat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) serta pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Riri Satria adalah Sarjana Ilmu Komputer lulusan Universitas Indonesia serta menempuh sekolah Doktor di Paris School of Business, Paris, Prancis.
Menurut keterangan dari panitia, banyak kegiatan menarik yang disajikan dalam acara Jambore Sastra Asia Tenggara 2024 di Banyuwangi ini, di antaranya adalah kunjungan para sastrawan ke sekolah-sekolah, diskusi sastra, parade baca puisi, serta wisata budaya seperti menikmati sajian Gandrung Sewu. Banyuwangi memiliki warisan geologi yang beraneka macam. Salah satunya adalah kawasan Ijen yang ditetapkan sebagai geopark oleh UNESCO dan massuk dalam anggota UNESCO Global Geopark (UGG) pada sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis pada tahun 2023 yang lalu.
(Kontributor : Rissa Churria/pp)
LEAVE A REPLY