Keterangan Gambar : Murniati Mukhlisin saat menyampaikan paparannya (foto SF)
Depok, parahyangan-post.com- Potensi ekonomi dan keuangan syariah di masa datang sangat besar. Namun tantangannya juga berat. Untuk itu perlu strategi cerdas untuk mengatasinya. Sehingga pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 tercapai.
Hal tersebut disampaikan Pendiri dan Konsultan Sakinah Finance Murniati Mukhlisin pada Webinar III Edukasi Keuangan Syariah, di Jakarta Kamis 13/4.
Webinar bertema "Keuangan Syariah Membangun Negeri” diselenggarakan secara hybrid. Kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berbagai pihak terkait. Untuk luring berlangsung di Gedung Dekanat FEB UI Kampus Widjojo Nitisastro. Sementara untuk daring, pesertanya lebih kurang 1300 orang, berasal dari seluruh tanah air.
“Kita perlu strategi cerdas dan berkelanjutan untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Salah satunya dengan mendirikan sebanyak mungkin UMKM yang tangguh dan kuat,” tambah Murniati yang juga mantan Rektor IAI Tazkia ini.
Dalam kesempatan itu, Murniati juga menyampaikan data dan fakta. Dari segi literasi ekonomi dan keuangan syariah, menurutnya, indeks literasi keuangan masih sangat rendah, yakni di angka 9,1% (keuangan syariah) atau 23,3% (ekonomi dan keuangan syariah).
“Guna mengatasi masalah tersebut Tim Riset Sakinah Finance sedang mengevaluasi tentang literasi apa saja yang dapat membantu penyebaran literasi ekonomi dan keuangan syariah lebih baik lagi dan apa saja produk dan jasa keuangan syariah yang diperlukan ummat Islam dari usia 0 tahun hingga di atas usia pensiun” kata Murniati.
Turut memberikan paparan dalam webinar tersebut Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Hartanto, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan Friderica Widyasari Dewi, Dosen FEB UI Sekaligus juga Moderator Rahmatina Awalia Kasri, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Arief Hartawan, dan Direktur Pembiayaan Syariah, DJPPR (Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko), Kementerian Keuangan RI. Dwi Iriyanti Hadiningdyah.
Sementara itu, Friderica Widyasari Dewi menyampaikan bahwa ekonomi dan keuangan syariah yang sangat potensial diiringi dengan pertumbuhan positif serta mendapatkan pengakuan secara internasional. Tak hanya itu, menurut Friderica posisi Indonesia di peringkat ke 7 dengan aset terbesar dan posisi ke-3 sebagai developed country with the highest Islamic finance.
Pembicara lain, Rahmatina Awalia Kasri mengatakan pertumbuhan ekonomi syariah hampir menyentuh angka 20% yang merupakan bagian dari potensi Ekonomi Syariah di Indonesia.
Sedangkan Arief Hartawan mengatakan terdapat tiga sektor strategis yang saat ini sedang dikembangkan oleh BI, yaitu food, fashion dan pariwisata melalui event-event serta pembangunan ekosistem halal.
“Selain itu BI juga sedang mempersiapkan KEKSI (Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia) yang dapat mengukur kinerja dan prospek ekonomi syariah di Indonesia. Salah satunya adalah melalui pengukuran PDB Syariah, yang mana apabila di realisasikan bisa menjadi yang pertama di dunia,” tambahnya.*** (aboe/pp/rilis sakinaf F)
LEAVE A REPLY