
Keterangan Gambar : Pelantikan ini bukan sekadar prosesi seremonial belaka, tetapi juga merupakan amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab
JAKARTA - Parahyangan Post - Pelantikan ini bukan sekadar prosesi seremonial belaka, tetapi juga merupakan amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Para pengurus yang baru dilantik tidak hanya dituntut untuk menggerakkan organisasi, tetapi juga untuk menghidupkan semangat dan gagasan baru, serta langkah-langkah nyata dalam mewujudkan tujuan bersama. Setengah abad lebih PII berkiprah di republik ini, tentu memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia, sehingga amanah yang diterima para pengurus baru harus mampu menjadi spirit semangat perjuangan kedepan.
Pjs. Ketua Umum PW PII Jakarta Imaduddin Al Fanani, dalam sambutannya menekankan akan pentingnya menjaga spirit semangat dalam jalan juang ini sehingga dapat melahirkan ide serta gagasan yang mampu menjawab problematika zaman.
Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan organisasi pelajar yang tak lagi muda berkiprah di Republik ini, tentu memiliki sejarah panjang terhadap kemerdekaan negara ini. Oleh karenanya, pengurus daerah yang baru dilantik harus memiliki spirit sehingga dapat melahirkan ide serta gagasan yang mampu menjawab problematika zaman, ungkapnya.
Lebih lanjut, Rasikhul Ilmi selaku Ketua Bidang Kaderisasi menekankan pentingnya pengurus baru untuk tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman.
“Saya berharap kepada teman-teman pengurus yang baru saja dilantik agar dapat menjalankan amanah serta tanggung jawabnya dengan penuh integritas dan semangat untuk melanjutkan estafet perjuangan PII sesuai dengan cita-cita organisasi ini,” ujarnya.
Serah Terima Jabatan dan Harapan untuk PD PII Kota Bekasi dan Kota Tangerang Selatan
Serah terima jabatan juga dilaksanakan pada kesempatan ini, dimana Rayyan selaku Ketua Umum PD PII Kota Bekasi periode 2022-2024 secara resmi menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Jafar Umar sebagai Ketua PD PII Kota Bekasi periode 2025-2027.
Selain itu, PD PII Kota Tangerang Selatan juga telah menerima jabatan Amanah ini dengan menetapkan saudara Zacky sebagai Ketua Umum terpilih PD PII Kota Tanggerang Selatan periode 2025-2027.
Imaduddin menyampaikan menyampaikan bahwa PII sebagai sarana pelatihan kepemimpinan harus terus berkembang dan menjaga eksistensi dirinya.
“PII tidak hanya sebagai wadah untuk mengasah kepemimpinan, tetapi juga sebagai tempat berlatih mental dan intelektual, membentuk pribadi muslim, cendekia, dan pemimpin yang tangguh tambah,” ujarnya.
Mewujudkan Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan pelantikan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mewujudkan visi dan misi organisasi, di mana para pengurus baru diharapkan dapat menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh integritas, saling mendukung, serta berkolaborasi untuk menciptakan programprogram yang bermanfaat.
Ahmad Rizal Auliairrahman, Sekretaris Umum PW PII Jakarta, turut menyampaikan harapannya agar pengurus yang baru dapat menjawab tantangan zaman dengan semangat kebersamaan dan dedikasi.
Ia juga mengingatkan bahwa PII harus tetap relevan dalam menghadapi berbagai perubahan, baik dalam konteks teknologi maupun sosial, namun tidak melupakan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar perjuangan.
Kader PII Harus Adaptif dalam Menghadapi Era Digital
Dalam kesempatan yang sama, Rasyikhul Ilmi, tekanan pentingnya kader PII untuk dapat beradaptasi dengan era digital.
“Kader PII harus mampu mengikuti tren dan memanfaatkan teknologi dengan bijak, karena mendekatkan semua program dan kegiatan organisasi akan berbasis pada data serta informasi teknologi. Kita harus siap beradaptasi dengan perubahan zaman,” tegasnya.
Lusie Pansilawati, dalam sesi seminar, juga mengingatkan agar para kader PII menggunakan teknologi dengan cerdas dan tidak menjadi korban.
“Kita harus bisa mengendalikan teknologi, bukan malah menjadi budak teknologi. Kader PII harus pintar dalam menggunakan teknologi untuk kemaslahatan umat,” ujar Lusie Pansilawati.
Lusie juga menyoroti dampak negatif lainnya dari media sosial.
"Saya pernah menangani pasien yang ingin bunuh diri akibat putus cinta atau diselingkuhi pasangan. Ini dampak buruk dari media sosial. Sebagai kader PII, kita harus kuat dan tidak mudah stres," tambahnya.
PII dan Peranannya dalam Mencetak Pemimpin
Pelajar Islam Indonesia (PII) didirikan pada 4 Mei 1947 oleh tokoh-tokoh seperti Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, Amin Syahri, dan Ibrahim Zarkasyi. Sejak saat itu, PII telah lahir dengan semangat untuk terus mencetak pemimpin masa depan yang berkualitas. PII berkomitmen untuk menjalankan visi dan misinya dalam membina pelajar dan remaja agar menjadi pemimpin yang tangguh, berintegritas, dan dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara. Maka, letak kesuksesan dalam satu periode kepengurusan bukan dari banyaknya kegiatan tapi sejauh mana kita mampu menyiapkan tampuk pimpinan umat nanti.
Imaduddin selaku Pjs. Ketua Umum PW PII Jakarta menekankan akan pentingnya menjaga regenerasi dalam organisasi sesuai QS. An-Nisa ayat 9, terlebih kaderisasi yang sesungguhnya bukan terletak pada kegiatan leadership training lalu selesai tapi satu periode kepengurusan ini adalah kaderisasi yang nyata dan ini merupakan tanggungjawab kita semua yang sadar akan pentingnya regenerasi dalam menyiapkan pemimpin yang berkeadaban.
"Barangsiapa yang terlahir melalui Rahim kaderisasi, maka ia bertanggungjawab akan lahirnya regenerasi." ungkapnya.
(imd/rls/pp)
LEAVE A REPLY