Oleh: H. J. Faisal *)
Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja :
Pada hari selasa malam, tepatnya tanggal 20 September 2022 pukul 21.00, rombongan Pengurus Besar (PB) Al Washliyah tiba di kota Semarang, Jawa Tengah. Rombongan terdiri dari Ketua Umum Al Washliyah, Dr. KH. Masyhuril Khamis, Sekretaris Jenderal, Dr. Amran Arifin, Bendahara Umum, Rizal Naibaho, S. H, dan anggota Majelis Pendidikan (MP) Bidang Pendidikan Tinggi, H. J. Faisal, SE, M.Pd.
Adapun maksud dan tujuan kedatangan tersebut adalah melakukan konsolidasi dan pembentukan Pengurus Wilayah (PW) Al Washliyah yang baru untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah, melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh senior Jawa tengah, seperti Prof. Dr. Muhammad Nur dari Universitas Diponegoro, dan Rahmat Winarto, seorang tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berdinas di kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (KesBangPol) Provinsi Jawa Tengah.
Di samping itu, agenda ketiga yang tidak kalah pentingnya juga bagi perkembangan organisasi Al Wasliyah adalah mengadakan pertemuan dengan Eyang Badik Syaubari, seorang tokoh senior dari daerah Magelang, yang mempunyai bukti-bukti sejarah tentang awal masuknya Al Washliyah di Magelang pada khususnya, dan di Jawa Tengah pada umumnya.
Konsolidasi Organisasi Dengan Pengurus Wilayah dan Tokoh Senior Al Washliyah Jawa Tengah
Pada keesokan harinya, Rabu 21 September 2022, pertemuan pertama antara pengurus PB Al Washliyah dengan seorang tokoh senior HMI Jawa Tengah, Rahmat Winarto, dilaksanakan di Hotel Harris, Semarang.
Adapun inti dari pertemuan tersebut adalah bahwasannya Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr. K.H. Masyhuril Khamis, meminta Rahmat Winarto untuk membantu menahkodai Kepengurusan Wilayah Al Washliyah Jawa Tengah dan menguatkan soliditas kepengurusan Al Washliyah Jawa Tengah, berdasarkan pengalaman beliau berorganisasi di HMI dan juga kedekatan beliau dengan tokoh-tokoh pembangunan dan politik di provinsi Jawa Tengah.
Gayung pun bersambut. Rahmat Winarto pun akhirnya bersedia untuk masuk ke dalam kepengurusan di PW Al Washliyah Jawa Tengah. Bahkan beliau berjanji untuk mencoba membantu peningkatan jumlah anggota Al Wasliyah di Jawa Tengah.
Setelah sukses dengan perekrutan tokoh HMI tersebut, pertemuan kedua dilangsungkan dengan diskusi untuk membentuk kepengurusan PW Al Washliyah Provinsi Jawa Tengah yang baru di Hotel Candi Semarang.
Pertemuan tersebut pun berlangsung dengan sukses, dan berhasil menunjuk ketua PW Al Washliyah Provinsi Jawa Tengah yang baru, periode 2022-2027, yaitu Ustadz Diding Darmudi, M. A, dengan sekretaris Agusriansyah, dan ketua Himpunan Mahasiswa Al Wasliyah (HIMMAH), Indra Kurniawan, M. Psi.
Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr. K.H. Masyhuril Khamis berharap bahwasannya kepengurusan PW Al Washliyah Jawa Tengah yang baru ini, mampu untuk mengembangkan organisasi AL Washliyah lebih baik dan lebih cepat, mengingat ada 35 daerah kabupaten dan kota di Jawa Tengah, yang harus disentuh dan dikembangkan oleh Al Washliyah dengan langkah awal membentuk kepengurusan Pengurus Daerah (PD). Harapan Ketua Umum inipun telah disanggupi oleh para pengurus baru tersebut.
Setelah selesai dengan pertemuan para pengurus wilayah yang baru tersebut, acara pertemuan pun dilanjutkan dengan menemui seorang anggota Al Washliyah senior, yaitu Prof. Dr. Muhammad Nur di kantor beliau, yaitu di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.
Prof. Dr. Muhammad Nur adalah seorang ahli plasma nuklir, seorang fisikawan yang disegani, sekaligus juga sebagai Dekan Fakultas Sains dan Matematika (FSM) di kampus UNDIP Semarang. Selain sebagai dosen, fisikawan, ilmuwan, dan guru besar di kampus tersebut, beliau juga ternyata adalah seorang inventor yang telah mendaftarkan 12 hasil temuannya di bidang pertanian dan plasma di lembaga Hak Intelektual Indonesia. Beliau juga telah berhasil memasukkan jurnal penelitian ilmiahnya di jurnal terindeks Scopus sebanyak 91 jurnal. Maka tidaklah heran jika pemerintah Indonesia telah mendapuknya sebagai dosen terbaik nasional di bidang sains dan matematika. Kemapuannya untuk membuat sebuah kampus berkembang di bidang penelitian juga tidak diragukan lagi.
Berdasarkan kemampuan beliau itulah, maka Ketua Umum Al Wasliyah memintanya untuk menjadi penasihat utama di kepengurusan PW Al Washliyah Jawa Tengah.
Dengan gayanya yang low profile dan penuh kerendahan hati, beliau pun menerima permintaan Kyai Masyhuril tersebut.
Awal Mula Al Washliyah Masuk ke Kota Magelang
Setelah pertemuan dengan para tokoh dan pembentukan kepengurusan PW Al Washliyah dan HIMMAH Jawa Tengah di Semarang selesai, maka rombongan PB Al Washliyah bergerak ke kota Magelang pada malam harinya.
Sebagai agenda kegiatan kerja yang terakhir, di sini pengurus PB Al Wasliyah berhasil menemui salahseorang tokoh pendiri Al Washliyah yang masih hidup, yaitu Eyang Badik Syaubari.
Eyang Badik merupakan seorang pribadi yang sangat sederhana, tetapi memiliki kecakapan yang sangat baik. Di usianya yang sudah 74 tahun, kondisi tubuh beliau masih dapat dikatakan sangat bugar dan prima. Bahkan kondisi ingatannya pun masih sangat baik. Beliau mengatakan bahwa berpuasa sunah senin kamis adalah rahasia kesehatan dan panjang umur beliau.
Beliau juga ternyata adalah seorang pribadi yang sangat teratur. Hal ini terbukti ketika beliau menceritakan kepada para pengurus PB Al Washliyah, tentang bagaimana awal masuknya Al Washliyah ke desanya di Magelang. Bahkan beliau juga menyerahkan bukti-bukti otentik hak wakaf Al Washliyah berupa surat-surat wakaf dan Sertifikat Hak Milik (SHM) beberapa lokal tanah dan sekolah atas nama organisasi Al Jam’iyatul Washliyah. Surat-surat tersebut bahkan ada yang sudah dibuat sejak tahun 1965.
Eyang Badik menceritakan sebuah sejarah yang penting kepada para pengurus PB Al Washliyah malam itu di kediaman beliau. Beliau mengatakan bahwa yang membawa masuk nilai-nilai kealwashliyahan ke kota Magelang, sebenarnya adalah kakak kandungnya sendiri, yaitu KH. Abdul Munjib.
Pada masa mudanya, KH. Abdul Munjib ini pernah berguru kepada KH. Bahrum Jamil di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) di awal tahun 1960-an. Setelah menamatkan pendidikannya di UISU, KH. Abdul Munjib kembali ke magelang, dan mulai mendirikan lembaga pendidikan dasar diniyah, yang diberi nama Sekolah Diniyah Al Washliyah.
Sekolah tersebut didirikan oleh KH. Abdul Munjib dikarenakan kecintaan beliau terhadap nilai-nilai kealwashliyahan yang tradisional tetapi tetap mengedepankan sebuah konsep pemikiran ke-Islaman yang maju dan berkembang.
“Mengembangkan pendidikan Al Washliyah merupakan amanah kakak kandung saya yang harus saya jalankan....” tutur eyang Badik.
Menurut eyang Badik lagi, meskipun saat ini sekolah-sekolah Al Washliyah di kota Magelang tidak seramai dulu, tetapi nama Al Washliyah sudah menyatu dengan kehidupan pendidikan di kota Magelang.
Mengembalikan Nilai-Nilai Kebermanfaatan Al Washliyah Kepada Masyarakat
Adapun menurut pendapat Kyai Masyhuril, sejarah masuknya nilai-nilai Al Washliyah ke kota Magelang wajib diketahui oleh seluruh warga anggota Al Washliyah, khususnya oleh para pengurus PW Al Washliyah Jawa Tengah, karena dari sinilah Al Washliyah mulai bisa dikembangkan.
Kyai Masyhuril juga mengatakan bahwa untuk menghargai jasa-jasa KH. Abdul Munjib dan jasa-jasa keluarga eyang Badik, serta jasa-jasa masyarakat sekitar Magelang, yang telah membesarkan nama Al Jam’iyatul Washliyah, maka Al Washliyah akan mengembalikan nilai-nilai kebesaran kealwashliyahan tersebut kepada masyarakat, yaitu dengan menciptakan sebuah usaha kebermanfaatan dari Al Washliyah untuk umat.
Untuk itu, Pengurus Besar Al Washliyah berencana untuk membangun sebuah Balai Latihan Kerja (BLK) di atas tanah wakaf milik Al Washliyah di wilayah desa Eyang Badik sesegera mungkin.
“Kita akan membangun sebuah BLK di sini. Diharapkan dengan adanya BLK Al Washliyah ini, akan dapat mengangkat keterampilan masyarakat Magelang, khususnya dalam peningkatan nilai jual produksi pertanian pasca panen...” tandas Kyai Mashyuril.
“Diharapkan, dengan berdirinya BLK ini nantinya masyarakat di Magelang dapat menambah keterampilan mereka dalam bidang pertanian dan pengolahan pertanian pasca panen, yang akhirnya dapat menambah nilai ekonomi keluarga.” tambah beliau.
Rencananya, BLK yang akan didirikan oleh PB Al Washliyah tersebut, akan bekerjasama dengan Balai Penelitian kampus UNDIP Semarang. Dengan pendampingan dari para akademisi UNDIP tersebut, diharapkan akan tercipta hasil-hasil pertanian dan pasca panen yang lebih awet, memiliki nilai jual yang tinggi, dan dapat menjadi lebih produktif lagi.
Inilah bukti nyata implementasi dari konsep nilai-nilai kealwashliyahan yang dapat diplikasikan dari sisi ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan yang sesuai dengan nilai-nilai Al Qur’an dan As sunnah.
Demikianlah sederet kegiatan kunjungan kerja PB Al Washliyah selama dua hari di Provinsi Jawa Tengah.
Wallahu’allam bisshowab
Jakarta, 24 September 2022
*) H. J. Faisal, Anggota Majelis Pendidikan /Sekretaris Majelis Riset dan Digitalisasi PB Al Washliyah
LEAVE A REPLY