Home Husada Webinar PTGMI Membludak, Peserta Melebihi Kuota

Webinar PTGMI Membludak, Peserta Melebihi Kuota

Epi Nopiah: Kompetensi anggota untuk mewujudkan daya saing harus selalu ditingkatkan

905
0
SHARE
Webinar PTGMI Membludak, Peserta Melebihi Kuota

Jakarta, parahyangan-post.com--Webinar bertema “Strategi promosi kesehatan efektif di bidang gigi dan mulut”, yang diselenggarakan Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI), Minggu 15 Juni 2025, mendapat sambutan luar biasa. Peminat membludak, melebihi kuota.

Ketua Umum PTGMI Epi Nopiah yang membuka kegiatan mengatakan webinar sangat penting. Karena tema yang diangkat  luar biasa dan Istimewa yang menghadirkan pembicara di luar bidang kesehatan gigi dan mulut, yakni jurnalis dan praktisi media digital.

“Penggetahuan jurnalistik dan pemanfaatan media sosial (Medsos) penting dimiliki oleh seluruh anggota untuk mensosialisasikan kegiatan dan program keorganisasian. Sekaligus untuk membranding profesi yang kita tekuni sehingga dikenal masyarakat luas,” tutur Epi.

Dengan antusiasnya seluruh anggota menambah ilmu dan memperluas wawasan, Epi berharap, visi PTGMI untuk mewujudkan profesi terapis gigi dan mulut yang kompeten dan berdaya saing di tingkat nasional dan internasional tahun 2029 bisa tercapai.

Sementara ketua panitia Tasmono mengatakan dengan membludaknya peminat dan banyak yang belum tertampung maka akan dibuka batch-2 dalam waktu dekat.

Webinar sendiri menghadirkan empat orang pembicara. Dua internal praktisi kesehatan gigi dan mulut yakni Ketua Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar I Nyomar Gejir dan Pengajar Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Surabaya Isnanto.

Sementara pembicara dari luar Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indoensia (PJMI) Ismail Lutan dan Direktur Rumah Edukasi Digital Setyohadi Wiratmoko.

Ismail Lutan mengangkat tema” Teknik menulis berita kehumasan bidang kesehatan gigi dan mulut dan cara penyebarannya di media massa digital dan media sosial”. Menurutnya untuk mensosialisasikan kegiatan keorganisasian yang efektif, humas harus bekerjasama dengan wartawan. Karena informasi yang disampaikan akan menyebar dengan cepat dalam waktu singkat dan jangkauan yang lebih luas.

“Dalam menyebarkan informasi, humas dituntut untuk dapat membuat rilis yang sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Itulah sebabnya humas pun harus memahami dunia jurnalistik dan berkolaborasi dengan wartawan,” tutur Ismail.

Menurut Ismail, jika humas bekerja sendiri-sendiri dan mengirim rilis yang tidak memenuhi standar jurnalaistik, maka beritanya tidak akan naik.

Di sisi lain Setyohadi Wiratmoko menekankan pentingnya humas memanfaatkann platform media digital untuk membranding profesi dan kliniknya.

“Semua platform media sosial sangat efektif untuk membranding klinik atau profesi yang bapak/ibu geluti. Maka sudah seharusnya platform itu dimanfaatkan secara optimal,” tutur Setyohadi.

Agar efektif dan optimal, lanjut Setyohadi, humas memang harus memahami karakteristik masing-masing platform media sosial tersebut.

“Maka pelatihan ini sangat penting maknanya agar bapak/ibu mahir memanfaatkanya,” lanjut Setyohadi.

Sedangkan dua pembicara lain yakni I Nyoman Gejir dan Isnanto memaparkan lebih teknis mengenai penyakit gigi dan mulut dan cara menanggulanginya.*** (pp/aboe)