
Keterangan Gambar : Dr. Ratu Silvy Gayatri, Duta Besar Republik Indonesia untuk Finlandia yang baru saja menyelesaikan masa tugasnya di Helsinki bulan Maret 2025, menerima penghargaan The Orders of the White Rose of Finland and the Lion of Finland yang diberikan oleh Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Pekka Kaihilahti atas nama Presiden Finlandia Alexander Stubb pada hari Selasa, 24 Juni 2025 lalu di kediaman Duta Besar Finlandia. (sumber foto : ist/pp)
JAKARTA - Parahyangan Post- Dr. Ratu Silvy Gayatri, Duta Besar Republik Indonesia untuk Finlandia yang baru saja menyelesaikan masa tugasnya di Helsinki bulan Maret 2025, menerima penghargaan The Orders of the White Rose of Finland and the Lion of Finland yang diberikan oleh Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Pekka Kaihilahti atas nama Presiden Finlandia Alexander Stubb pada hari Selasa, 24 Juni 2025 lalu di kediaman Duta Besar Finlandia.
Penghargaan sipil tertinggi ini dianugerahkan kepada Silvy atas jasanya dalam meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Finlandia selama masa tugasnya menjadi Duta Besar sejak 2020. Hubungan bilateral ini memang telah terjalin baik dan dibina sejak 1954.
Silvy merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran dan mendapatkan gelar Master dalam hubungan internasional dari University of Birmingham. Ia merupakan wanita pertama di Kementerian Luar Negeri yang meraih gelar Doktor, diterima dari University of Vienna.
Penganugerahan ini menambah panjang daftar negarawan, intelektual dan seniman Indonesia yang menerima penghargaan tertinggi dari negara asing.
Mantan menteri luar negeri Retno Marsudi mungkin adalah salah seorang warganegara Indonesia yang paling banyak menerima penghargaan seperti ini, antara lain Commander with Star of the Royal Norwegian Order of Merit, Knight Grand Cross of the Order of Orange-Nassau (Orde van Oranje-Nassau, Kerajaan Belanda), Grand Cross of the Order of the Sun of Peru (Gran Cruz de la Orden el Sol del Peru), Star of Merit of the Order of the State of Palestine dan lainnya.
Sementara itu dari Perancis, yaitu Ordre des Arts et des Lettres telah dianugerahkan kepada mereka yang kini menyandang gelar Chevalier, antara lain Pia Alisjahbana, Goenawan Mohamad, Pramoedya Ananta Toer, Nyoman Nuarta dan Christine Hakim (bintang film pemeran "Cut Nyak Dien" ini juga menerima The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Rosette dari Jepang). Sedangkan Cavaliere Ordine della Stella d'Italia telah diberikan kepada a.l. Rina Ciputra Sastrawinata dan Ananda Sukarlan. Selain menerima dari Italia, Ananda Sukarlan juga adalah orang Indonesia pertama yang menerima Real Orden de Isabel la Catolica dari Spanyol dan juga hadir menjadi saksi di upacara penyerahan kepada Ratu Silvy di kediaman dubes Finlandia tanggal 24 Juni lalu itu.
Tahun 2024 Ratu Silvy Gayatri sebagai Duta Besar telah mengundang komponis dan pianis Ananda Sukarlan untuk tampil di Helsinki, antara lain dengan karya barunya "Findolandesia" dan beberapa nomor Rapsodia Nusantara. Beberapa institusi di Finlandia pun bekerjasama mengundang sang komponis yang telah ditulis oleh Sydney Morning Herald sebagai "one of the world's leading pianists ... at the forefront of championing new piano music" ini, antara lain Museum Sibelius dan juga Sibelius Academy menjadikan kunjungannya sebuah paket utuh bidang pendidikan dan seni yang menoreh sejarah kesuksesan dalam diplomasi budaya yang canggih (baca : https://parahyangan-post.com/berita/detail/-diplomasi-lunak-apa-itu-sebuah-catatan-dari-helsinki )
Para undangan yang hadir, selain Ananda Sukarlan juga Susanto Prio Utomo (suami dari Ibu Silvy), Mrs. Dwikorita Karnawati - ketua BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), Dr. Andri Ramdhani (Public Meteorology Director dari BMKG), Winardi Hanafi Lucky (Direktur Europe 2 Kementrian Luar Negeri), Eva Noor (KADIN) dan Febron Siregar dari perusahaan Finlandia di Indonesia, PT. Wärtsilä Indonesia. Selain itu juga hadir Pasi Rajander (Commercial Counselor Business Finland) dan Sauli Leppanen dari Kedutaan Finlandia.
Berikut cuplikan pidato Dr. Ratu Silvy Gayatri setelah menerima penghargaan tersebut (disampaikan dalam bahasa Inggris) :
Malam ini memang istimewa bagi saya, dan saya merasa terhormat menerima pengakuan seperti itu dari Pemerintah Finlandia.
Melalui Anda, Duta Besar Pekka Kaihilahti, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada pemerintah yang terhormat, Presiden Finlandia, khususnya Kementerian Luar Negeri Finlandia, Ulkoministerio.
Saya rasa suami saya, Santo, sangat setuju ketika saya mengatakan bahwa sungguh menyenangkan ditugaskan di ibu kota negara paling bahagia di dunia ini.
Cuaca di Finlandia selalu dingin dan sangat dingin, tetapi saya selalu merasa pergaulan saya dengan teman-teman Finlandia sangat hangat.
Tugas saya di Finlandia difokuskan pada bidang-bidang utama antara lain pendidikan, energi, kehutanan.
Di Indonesia, Finlandia dikenal dengan pendidikan berkualitas tinggi - Saya dapat mengkonfirmasi hal ini, karena putri saya pernah bersekolah di Finlandia.
Selama bertahun-tahun, kami telah membuat kemajuan dalam memperkuat hubungan ekonomi dan sosial budaya serta memperkuat kerja sama antara BMKG dan Lembaga Meteorologi Finlandia, yang proyek-proyeknya akan memberdayakan sumber daya manusia dan lembaga Indonesia.
Saya sudah pensiun dari Kementerian Luar Negeri, tetapi saya ingin meyakinkan Anda tentang komitmen Indonesia untuk mengembangkan kerja sama kita di berbagai bidang seperti perdagangan - pariwisata - investasi; swasembada pangan, energi, air, ekonomi hijau dan biru, digitalisasi, dll.
Perkembangan ini didorong oleh pengakuan bersama bahwa terlepas dari jarak geografis kita, kolaborasi menghasilkan manfaat bersama — dan bahwa kepercayaan dibangun dari waktu ke waktu melalui dialog dan kerja sama yang terbuka.
Terlepas dari jarak kita, Finlandia dan Indonesia memiliki banyak kesamaan. Kita berdua berkomitmen pada tatanan internasional yang berbasis aturan, pada perdamaian dan dialog, dan pada masa depan di mana teknologi dan inovasi melayani kemanusiaan, bukan memecah belahnya.
Saya kira, Finlandia akan selalu dikenang karena perannya yang signifikan dalam penyelesaian Perjanjian Damai Aceh.
Memang, peran Presiden Martti Ahtisaari dalam proses perdamaian di Aceh akan selalu kita ingat.
Saya kira penting, khususnya bagi generasi muda, untuk mengetahui jalan berliku proses perdamaian Aceh, yang dulu dianggap sebagai "konflik yang mustahil diselesaikan".
Perjanjian Damai Aceh adalah kisah nyata bahwa konflik senjata dapat diselesaikan melalui diplomasi.
Saat ini, kita hidup di masa sulit - konflik di Ukraina, Gaza, dan sekarang Iran. Hal ini menciptakan kebutuhan bagi negara kita untuk bekerja sama dan mempromosikan perdamaian.
Kita butuh lebih banyak orang untuk percaya bahwa perdamaian dapat terjadi dalam setiap konflik.
Saat kita menatap ke depan, saya yakin bahwa kehangatan persahabatan kita — dan kekuatan nilai-nilai bersama kita — akan terus membimbing kerja sama kita.
Jadi, dengan ini, saya ingin bersulang untuk kerja sama yang lebih erat, kesehatan, dan perdamaian dunia. (hy/rt/pp)
Kippis! Jaga perdamaian!
LEAVE A REPLY