Oleh : Yaya Sunaryo
Dosen Univ. MH Thamrin & Penggagas BANREHI
Ini hentakan sekaligus juga ajakan. Mungkin lebih tepatnya lecutan dari isi buku yang ditulis oleh Laksamana Muda TNI (Purn.) Rosihan Arsyad. Buku ini hadir dengan tujuan mulia, ditulis khusus untuk kita, terutama bagi generasi muda penerus bangsa yang memegang peranan penting dalam menentukan masa depan Indonesia. Dengan gaya bahasa yang tegas dan sarat makna, buku ini ingin menggugah kesadaran kita akan pentingnya peran seorang pemimpin yang sejati dalam membangun negara.
Mengapa demikian? Karena buku yang berjudul "Membangunkan Indonesia" ini sarat dengan pengetahuan dan pengalaman yang berharga dari sang penulis, yang tidak hanya pernah menjabat sebagai perwira tinggi TNI Angkatan Laut tetapi juga sebagai mantan Gubernur Sumatra Selatan. Pengalaman panjang dan luas di bidang militer dan pemerintahan menjadikan pandangan beliau sangat relevan dan penting untuk dipahami oleh kita semua, terutama dalam konteks membangun bangsa yang berkarakter kuat.
Buku "Membangunkan Indonesia" tidak hanya berbicara tentang teori kepemimpinan, tetapi juga mengangkat kisah nyata dan pengalaman langsung dari sang penulis dalam memimpin, baik di ranah militer maupun sipil. Melalui buku ini, kita diajak untuk memahami bahwa membangun bangsa tidak bisa dilakukan dengan setengah hati atau sekadar mengikuti arus. Dibutuhkan pemimpin yang berani, visioner, dan memiliki komitmen kuat untuk membawa perubahan positif.
Kenapa demikian? Sebab pemimpin itu bermacam-macam. Ada pemimpin karena jabatan, ada pula karena ketokohan. Pemimpin karena jabatan adalah mereka yang diamanahkan tugas dan tanggung jawab formal untuk memimpin organisasi atau negara. Namun, tidak semua pemimpin jabatan mampu menginspirasi atau mempengaruhi orang lain di luar batas kewenangan mereka. Di sinilah perbedaan dengan pemimpin karena ketokohan, yang meskipun tidak memiliki jabatan formal, namun dihormati, dipatuhi, dan dijadikan teladan oleh masyarakat luas.
Pemimpin karena ketokohan inilah yang sering kali menjadi roh bagi sebuah bangsa. Mereka memimpin bukan karena kekuasaan yang melekat pada jabatan, tetapi karena integritas, moral, dan keteladanan yang mereka tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, seorang pemimpin formal yang juga memiliki ketokohan akan memiliki pengaruh yang lebih besar dan lebih luas, baik di dalam maupun di luar organisasi. Dengan ketokohan ini, seorang pemimpin tidak hanya menjalankan tugasnya dengan baik, tetapi juga mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk ikut serta dalam mencapai tujuan bersama.
Dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin formal juga dapat memiliki ketokohan seperti pemimpin informal, sehingga selalu menjadi panutan, baik di dalam maupun di luar organisasi. Dengan demikian, organisasi yang dipimpin menjadi solid, anggotanya mampu bersinergi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan hasil yang jauh melampaui target yang ditetapkan. Sinergi ini tidak hanya terjadi secara vertikal, dari atas ke bawah, tetapi juga secara horizontal di antara sesama anggota organisasi.
Seorang pemimpin yang memiliki karakter harus juga memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni. Namun, kemampuan ini saja tidak cukup. Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inspirasi kepada anak buahnya, sehingga mereka merasa termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Selain itu, pemimpin yang baik sepatutnya memberikan ruang untuk inovasi bagi anak buahnya. Inovasi adalah kunci untuk bertahan dan berkembang di tengah perubahan zaman yang begitu cepat.
Pemimpin yang memberikan inspirasi bagaikan lilin dalam kegelapan, memberikan arah dan pedoman, memberi harapan, sekaligus manfaat bagi orang lain. Inspirasi yang diberikan oleh seorang pemimpin tidak hanya membangkitkan semangat, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri di kalangan anak buah, bahwa mereka mampu berkontribusi dan menciptakan perubahan yang berarti. Dalam situasi yang penuh tantangan, inspirasi dari pemimpin menjadi penuntun yang membuat orang-orang di sekitarnya tidak mudah menyerah dan terus berusaha mencapai tujuan.
Dalam membangun Indonesia, dibutuhkan pemimpin yang inspiratif, yang sejalan antara kata dan perbuatan. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang mampu mewujudkan harapan menjadi kenyataan, yang berani mengambil risiko, tidak cengeng, berintegritas, serta mampu menyelami perasaan dan mendengarkan suara hati masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin yang demikian akan mampu menciptakan kebijakan-kebijakan yang tidak hanya relevan, tetapi juga membawa perubahan nyata yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Bila pemimpin hari ini mampu memperhatikan jiwa luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa dan konstitusi, maka kondisi bangsa Indonesia saat ini akan sangat berbeda. Tapi, apa yang kita lihat sekarang, para pemimpin bangsa ini mempertontonkan perilaku yang tidak sesuai dengan jiwa luhur bangsa dan jauh dari sistem demokrasi yang dibangun oleh para Founding Fathers. Perilaku ini hanya akan membawa bangsa ini ke arah yang tidak diinginkan, jauh dari kemajuan yang kita cita-citakan bersama.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa untuk membangun bangsa Indonesia yang sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa dan jiwa luhur nenek moyang bangsa Indonesia, maka yang harus dihadirkan adalah para pemimpin bangsa yang memiliki karakter negarawan dan ketokohan yang sesuai dengan zaman. Pemimpin seperti inilah yang mampu merealisasikan apa yang menjadi cita-cita bangsa di semua sektor kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, Indonesia akan menjadi negara yang maju, adil, dan makmur, sesuai dengan harapan kita semua.(*)
LEAVE A REPLY