Home Opini Hari Santri Nasional 2025, Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia

Hari Santri Nasional 2025, Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia

529
0
SHARE
Hari Santri Nasional 2025, Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia

Oleh : Aji Setiawan
Wartawan Senior 

HARI SANTRI NASIONAL - Yang  dilperingati setiap  22 Oktober menjadi sebuah rutinitas ceremonial (upacara) kenegaraan baru namun perlu disambut dengan positif thinking. Tema Hari Santri pada Rabu 22 Oktober 2025 mendatang, Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia. 

Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Amien Suyitno resmi mengusung tema Hari Santri pada Rabu 22 Oktober 2025 mendatang, Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia di Jakarta Pusat, pada Jumat (19/9/2025). 

Ia menegaskan bahwa peringatan Hari Santri 2025 bukan hanya perayaan seremonial, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk meneguhkan peran santri sebagai agen perdamaian, penjaga moral bangsa, dan motor penggerak peradaban dunia. 

"Santri hadir sebagai penjaga moral dan peradaban bangsa dengan sikap khidmat, rendah hati, dan berwawasan global. Tema ini menegaskan peran santri tidak hanya mengawal Indonesia, tetapi juga membawa nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan menuju kontribusi bagi peradaban dunia yang berkeadilan, damai, dan beradab," jelasnya.

Rangkaian perdana Hari Santri 2025 akan kita mulai dengan Ithlaq atau Kick Off di Pesantren Tebuireng, Jombang, pada 22 September 2025,” terang Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amin Suyitno di Jakarta, Jumat (19/9/2025). 

Dirjen Pendis Amin Suyitno menegaskan bahwa peringatan Hari Santri 2025 bukan merupakan kegiatan serimonial belaka, tetapi ini juga langkah strategis untuk memperkuat peran santri dalam memberikan kontribusi kepada negara. “Karenanya, kita akan memulai rangkaian ini dengan mengadakan halaqah (seminar) di Ma’had Aly Hasyim Asyari di Jombang,” tuturnya.

“Kemudian kita akan melakukan program yang digagas Presiden Prabowo, yaitu Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah pesantren di Jombang. Ini bukti bahwa pesantren siap memberi kontribusi nyata bagi bangsa,” jelas Suyitno.

Puncak peringatan akan digelar pada Malam Bakti Santri untuk Negeri di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, 25 Oktober 2025. Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan hadir sekaligus memberikan dukungan keekonomian bagi pesantren sebagai kado sepuluh tahun Hari Santri.

Astahasa: Delapan Agenda Besar

Hari Santri 2025 dikemas dalam Astahasa, delapan agenda utama yang merangkum nilai perjuangan santri bagi bangsa. Rangkaian tersebut meliputi: 

Ithlaq Hari Santri – 22 September 2025, Tebuireng Jombang; 
Halaqah Astalokha – 22 September–20 Oktober 2025, di delapan titik strategis nasional; 
MQK Internasional – 1–7 Oktober 2025, Pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan; 
Gerakan Ekoteologi “Satu Santri Satu Pohon” – 2 Oktober 2025, 100 titik di 34 provinsi; 
Expo Kemandirian Pesantren – 2–7 Oktober 2025, Sengkang Wajo & PTKIN seluruh Indonesia; 
Pesantren Award 2025 – 20 Oktober 2025, Auditorium HM Rasjidi, Kemenag; 
Doa Santri untuk Negeri – 21 Oktober 2025, Masjid Istiqlal dan daring serentak di 34 provinsi; dan 

Malam Bakti Santri untuk Negeri Bersama Presiden RI – 25 Oktober 2025, TMII Jakarta. 


Hari Santri 2025 akan digelar dengan semangat baru dan skala yang lebih luas. Mengusung tema besar “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, peringatan tahun ini bukan hanya perayaan seremonial, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk meneguhkan peran santri sebagai agen perdamaian dan motor penggerak peradaban dunia.

Tema tersebut merefleksikan lompatan paradigma bahwa santri tidak lagi hanya diposisikan sebagai penjaga tradisi. Namun menjadi aktor aktif dalam membangun masa depan bangsa yang inklusif, sejahtera, dan berperadaban.

Staff Khusus Menteri Agama Bidang Kebijakan Publik, Media/Hubungan Masyarakat, dan Pengembangan SDM, Ismail Cawidu menegaskan bahwa seluruh rangkaian Hari Santri 2025 disiapkan secara terpadu untuk menggambarkan tiga peran utama santri masa kini. Yaitu sebagai duta budaya, agen perubahan sosial, dan motor kemandirian ekonomi.

Ia menyebut bahwa peringatan Hari Santri 2025 menandai era baru kehadiran santri di kancah global. Untuk pertama kalinya, akan diselenggarakan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat Internasional di Pesantren As’adiyah Sengkang, Sulawesi Selatan pada 1–7 Oktober 2025. 

Ajang prestisius ini mempertemukan para santri dari berbagai negara Asia Tenggara untuk menunjukkan keunggulan mereka dalam mengkaji kitab kuning (warisan intelektual klasik Islam). Selain MQK Internasional, akan digelar pula Halaqah Astaloka di delapan titik strategis nasional, dari Pondok Pesantren Tebuireng hingga Masjid Istiqlal, yang mengkaji kembali nilai Resolusi Jihad dalam konteks kekinian.

“Santri tidak hanya mengaji, tetapi membawa cahaya peradaban. Kini saatnya santri Indonesia memberikan kontribusi nyata bagi dunia,” pungkas Ismail Cawidu, Staff Khusus Menteri Agama Bidang Kebijakan Publik, Media/Hubungan Masyarakat, dan Pengembangan SDM (*)