Home Siaran Pers Hankook Tire Ingatkan Pengendara Soal Dampak Kebiasaan Mengerem yang Kurang Tepat

Hankook Tire Ingatkan Pengendara Soal Dampak Kebiasaan Mengerem yang Kurang Tepat

78
0
SHARE
Hankook Tire Ingatkan Pengendara Soal Dampak Kebiasaan Mengerem yang Kurang Tepat

JAKARTA II  - Pengereman merupakan salah satu aspek penting dalam keselamatan berkendara. Apriyanto Yuwono, National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) PT. Hankook Tire Sales Indonesia, menjelaskan pentingnya memahami teknik mengerem kendaraan sesuai situasi agar tidak terlanjur menjadi kebiasaan buruk.

“Seringkali, pengendara punya kebiasaan mengerem tanpa melihat situasi,  padahal dapat menimbulkan konsekuensi berjenjang yang merugikan, baik bagi kendaraan maupun keselamatan di jalan. Dampaknya, konsumsi bahan bakar jadi lebih boros, rem dan ban jadi lebih cepat aus, hingga menurunkan respons kendaraan di situasi darurat. Pengemudi perlu memahami bahwa pengereman bukan sekadar menghentikan mobil, tapi juga bagian dari cara mengontrol kendaraan secara aman dan efisien,” ujar Apriyanto.   

Hankook Tire, perusahaan ban global terkemuka, ungkap kesalahan cara pengereman yang kerap dilakukan pengemudi.

Pertama, terlalu lama menggunakan rem tangan saat parkir.

Rem tangan bekerja dengan menekan kampas rem ke tromol atau cakram belakang agar mobil tidak bergerak. Jika dibiarkan aktif terlalu lama, kampas bisa lengket pada permukaan tromol dan berpotensi lepas dari tempatnya. Risiko ini makin tinggi apabila rem terakhir digunakan dalam kondisi basah. Jika dipaksa jalan, mobil bisa mengalami kerusakan pada sistem rem dan membahayakan pengendara. Untuk parkir dalam waktu seminggu atau lebih, sebaiknya gunakan balok atau tire stopper sebagai pengganjal ban.

Kedua, mengandalkan rem secara berlebihan di turunan.

Banyak pengemudi yang tidak menyadari bahwa mereka sering kali hanya mengandalkan pedal rem untuk menurunkan kecepatan saat melewati jalan menurun yang panjang dan curam. Untuk jangka panjang, kebiasaan ini dapat merusak rem, bahkan membuat rem sampai blong, karena kampas dan cakram terlalu sering bergesekan sehingga suhu rem meningkat drastis (overheating). Solusinya, gunakan teknik engine brake, yaitu menurunkan gigi transmisi agar mesin ikut membantu menahan laju mobil. Lakukan juga intermittent braking, yaitu mengerem secara bertahap dan memberi jeda agar sistem rem sempat mendingin. Gunakan gigi rendah sejak awal turunan panjang, dan jaga jarak aman dari kendaraan di depan agar tidak perlu sering menginjak rem.

Ketiga, menginjak rem dan kopling secara bersamaan pada mobil manual

Banyak pengemudi mobil bertransmisi manual yang terbiasa menekan pedal rem bersamaan dengan kopling saat ingin memperlambat laju kendaraan. Padahal, teknik ini tidak bisa diterapkan dalam segala situasi. Saat kopling ditekan, hubungan tenaga antara mesin dan roda terputus sehingga mobil kehilangan bantuan daya pengereman dari mesin. Kondisi ini membuat mobil lebih sulit dikendalikan, terutama pada kecepatan tinggi. Untuk pengereman yang optimal, tekan rem terlebih dahulu, baru kopling saat ingin menyesuaikan kecepatan. Gunakan kopling dan rem bersamaan hanya saat mobil hampir berhenti atau dalam keadaan darurat untuk mencegah mesin mati.

Keempat, terlalu sering rem mendadak.

Menginjak rem secara tiba-tiba memang bisa menghentikan mobil dengan cepat, namun jika dilakukan terus-terusan, kebiasaan ini memberi tekanan berlebihan pada sistem pengereman sekaligus ban. Permukaan ban bisa aus tidak merata atau bahkan membentuk flat spot yang mengurangi daya cengkeram. Saat di jalan licin, hal ini sangat berisiko menyebabkan selip. Sebaiknya lakukan pengereman bertahap dan halus, atau gunakan intermittent braking. Bagi kendaraan yang sudah dilengkapi sistem ABS, tekan pedal rem secara konstan tanpa dilepas agar sistem bekerja optimal menjaga traksi ban.

Apriyanto menambahkan, “Selain memahami teknik pengereman yang benar, pengemudi juga perlu melakukan perawatan rutin pada kendaraan. Salah satunya dengan mengganti kampas rem ketika muncul tanda-tanda seperti suara berdecit atau daya cengkeram yang mulai berkurang. Pengereman yang aman juga perlu ditunjang dengan kondisi ban yang prima, karena ban berperan penting menjaga traksi dan stabilitas kendaraan di berbagai situasi jalan, seperti Kinegy Eco2 dan Ventus Prime 4.”

Hankook Kinergy Eco2 merupakan ban untuk segmen touring yang dirancang dengan teknologi Aqua-edge dan desain tapak yang dioptimalkan. Kombinasi ini memberikan efisiensi bahan bakar lebih baik, cengkeraman maksimal di permukaan basah, serta tingkat kebisingan rendah untuk kenyamanan berkendara yang optimal. 

Hankook Ventus Prime 4 merupakan ban segmen grand touring yang dirancang dengan teknologi High Mileage Compound, yaitu kompon berteknologi jarak tempuh tinggi yang memberikan kekakuan optimal pada blok tapak. Teknologi ini membantu mengurangi hambatan gulir dan keausan, sehingga menghasilkan performa berkendara yang efisien dan daya tahan ban yang lebih lama.

Hankook Kinergy Eco2 tersedia dari ukuran ring size 13 - 17 inci, sedangkan Hankook Ventus Prime 4 tersedia dari ukuran ring size 16-19 inci. Dengan teknologi unggulan dan material berkualitas, ban ini siap mendukung kebutuhan berkendara. Ban ini telah tersedia di jaringan resmi distributor Hankook Tire di seluruh Indonesia. (*)