Oleh : Andrianto
Pendukung Mega Bintang Jakarta – 1997
Pada hari ini 25 tahun lalu ditengah begitu kuatnya hagemoni Orba. Boleh dikata puncaknya Orba. Namun ibarat kuasa yang terlalu lama akhirnya muncul kejenuhan Publik. Politik yang makin Otoriter serta Ekonomi yang makin untungkan Konglomerasi dan KKN yang menggila, semua seakan tunduk.
Saat itulah di Kota Solo tampil seorang tokoh, Muchdrik Sangidu yang gerakkan Mega -Bintang. Sebuah narasi perlawanan yang merujuk pada Mega dengan PDIP-nya dan Bintang lambang PPP, Partainya Muchdrik.
Sontak gerakan Mega Bintang jadi Viral.
Ada harapan Rakyat tidak menyerah dan bangkit melawan. Jarum sejarah bergerak cepat hanya butuh setahun saja Orba tumbang. Saat pioner Mega-Bintang Muhdrik Sangidu kini berusia 78 tahun masih semangat dan menggelora mengumpulkan tokoh kridible saat momen 25 tahun, tepatnya pada hari Minggu (5/6/2022).
AA Lannyala Mataliti, Ketua DPD berbicara; Mengugat MK untuk batalkan Presiden Threshold jadi nol persen PT, sehingga ada banyak calon Presiden.
“Jika MK tidak kabulkan maka lebih baik di bubarkan,” cetusnya.
Ferry Juliantono menyebut, kekuatan Nasionalis dan Islam sebuah keniscayaaan yang harus bersatu. “Kini rezim malah jadi Islamphobia dan membenturkan, mengadu domba rakyat,” ucap Ferry.
Rocky Gerung bicara soal politik yang untungkan Oligarkys dengan PT 20% untuk Capres jadi terbatas. “PT harus nol % jika tidak dukung PPP (Partai People Power) dan Rakyat sah lakukan LBP (Liga Boikot Pemilu),” tukas Rocky Gerung.
Syahganda bicara, Dari era Sukarno kolonial Belanda pihak Oligarkys sudah berkuasa dan sekarang makin kuasa dan tamak. “Kuasai politik dan ekonomi. Rakyat saatnya bangkit melawan Oligharkys,” ujarnya.
Jumhur Hidayat, Bicara ketidak adilan yang di alami kaum Buruh dari era Penjajahan sampe kini tidak ada perubahan. “Saatnya semua elemen bersatu dan bergerak lawan Oligarkhis,” kata Jumhur.
Hadir dalam acara HUT ke 25 Mega Bintang, antaralain: Boyamin Saiman, Syukri Fadoli, Sugeng Waras. Aktivis Pelangi yang hadir dari sejumlah kota, dari Jakarta hadir; Liues Sungkarisma Wahyono, Hendry Harmen, Agusto, Habil Maraty. Sementara dari Jogya, hadir; KH. Syukri Fadloli, dari Semarang; Sutoyo Abdi, Fahmi, dari Bandung; Harlan, Serta di hadiri ratusan Aktivis lainnya.(*)
LEAVE A REPLY