Home Opini Mengapa Syirik Masih Menjadi Tantangan bagi Umat Muslim?

Mengapa Syirik Masih Menjadi Tantangan bagi Umat Muslim?

654
0
SHARE
Mengapa Syirik Masih Menjadi Tantangan bagi Umat Muslim?

Keterangan Gambar : Doa Dihidarkan dari Syirik (sumber foto : ist/pp)

Oleh : Muhammad Ridwan Al Farisi
Mahasiswa STEI SEBI

Tahukah Anda, bahwa menyadarkan saudara muslim kita terhadap syirik itu masih menjadi sebuah tantangan? Pernah dengar bahwa sifat diri dan keberuntungan itu tergantung zodiak kita, meminta doa kepada orang mati sebagai perantara, atau memberikan pesugihan kepada alam agar menjadi lebih berkah? Maka dari situlah syirik menjadi tantangan bagi umat Muslim karena minimnya literasi dari pedoman mereka, yaitu Al-Qur’an dan sunah Rasul. 

Perlu diketahui bahwa syirik adalah penyembahan kepada selain Allah, sehingga syirik ini menjadi salah satu dosa besar karena belum sempurna dalam mengakui keberadaan Allah. Hal ini menjadi sebuah peringatan keras terhadap kaum Muslim yang mencoba-coba atau mendekati syirik, karena dosa syirik bisa jadi tidak diampuni oleh Allah. Dengan kata lain, syirik adalah mempersekutukan Tuhan terhadap objek lainnya demi tujuan tertentu. Syirik ini masih menjadi sebuah tantangan bagi umat Muslim karena kurangnya literasi terhadap agamanya sendiri, apalagi sekarang digitalisasi semakin berkembang sehingga muncul berbagai ancaman syirik kepada umat Muslim. Hal ini berdampak buruk dalam lingkungan sosialnya, sehingga di sini perlu ada upaya preventif terhadap ancaman bahaya syirik ke depannya. 

Syirik secara bahasa yaitu berserikat, bersekutu, ataupun bersatu. Syirik adalah sebuah tindakan yang amat berbahaya untuk dibiarkan karena menyesatkan terhadap spiritualnya yang tidak masuk akal sesuai pedoman Al-Qur’an dan hadis. Melalui dalil Al-Qur’an Surah Al-An’am, Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah melakukan kezaliman yang besar.” Sebagai pelaku, syirik biasanya disebut musyrik. Sudah sejak zaman dahulu syirik ini marak sekali dipertontonkan di publik dikarenakan budaya nenek moyang mereka yang tidak pernah dieksplor lebih mengenai asal-muasalnya, atau bisa jadi sebuah karangan yang telah lama diyakini oleh sekitarnya. Hal ini kerap terjadi karena kebiasaan umat Muslim yang merasa melakukan syirik ini berdampak terhadap keberkahannya, yang padahal tidak memiliki relevansinya. 

Mengapa hal itu terjadi? Karena umat Muslim atau masyarakat cenderung menilai terhadap hal yang materialistik dibandingkan spiritual yang memiliki landasan Al-Qur’an dan sunah. Hal seperti itulah yang menjadi sebuah ancaman bagi umat Muslim, di mana paradigma ritual-ritual buatan itu mengandung keberkahan dan perlu dianalisis kembali, dari mana asal terjadinya budaya seperti hal tersebut. Mari kita kenali ancaman-ancaman syirik, yok...! 

1. Pengaruh media sosial

Dalam kemajuan teknologi saat ini, kita sampai tidak sadar bahwa ada dari beranda kita lewat berbagai macam-macam syirik yang dibuat tanpa kita ketahui, seperti mengagumi influencer secara berlebihan sehingga fanatik dan mengikuti semua perilaku tersebut karena membawa ketenaran belaka. Ada pun tentang ramalan, jimat, atau zodiak keberuntungan yang menjerumuskan kepada kesyirikan.

2. Faktor genetik

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menikahi orang-orang saleh untuk membimbing rumah tangga agar terhindar dari perbuatan syirik, karena menurut beliau, keturunan itu memengaruhi kondisi sekitarnya, terutama pada anaknya yang akan menjadi penerusnya. 

3. Lingkungan yang tidak bersahabat

Biasanya kerap terjadi bahwa teman dapat menyeret kita kepada kesyirikan karena orientasi agamanya yang kurang, sehingga dapat menggoyahkan keimanan kita. Maka, perlu diperhatikan lagi bagaimana kita memilih lingkungan sekitar yang kondusif dan memberikan energi-energi positif melalui perantara di sekitar lingkungan kita hidupi. 

Tidak hanya itu, masalah syirik ini kian lama semakin kompleks dan perlu dibenahi dengan iman yang kuat agar tak mudah dirobohkan dengan berbagai ancaman yang akan datang. Perlu digarisbawahi, bahwasannya iman tergantung kita bagaimana merawat keimanan itu sendiri, karena syirik itu bisa jadi tak tampak atau tidak disadari oleh kita. 

Pedoman-pedoman dari agama Islam itulah yang menjadi solusi perkara syirik ini. Umat Muslim perlu mengkaji lebih dalam untuk menguatkan akar keimanan dan tidak menyesatkan kepada orang lain, terlebih lagi ancaman melalui kebudayaan yang sudah mengakar di otak masyarakat terhadap kecenderungan melihat yang hanya sekadar materialistik tanpa mengimbangi dengan sifatnya spiritual. Karena spiritual inilah yang akan mengontrol diri kita dalam menjalani kehidupan. Karena tanpa iman, kita hanyalah menghabiskan waktu yang tidak ada ujungnya dan tersesat di dalam hutan. 

Referensi:
https://ejurnal.stie-trianandra.ac.id/index.php/jsr/article/download/3473/2809/12375 
https://ejournal.aripafi.or.id/index.php/Reflection/article/download/373/419/1944 
https://rmol.id/read/2018/05/16/340103/tantangan-mi-raj-syirik