YANG (PERNAH) ADA DALAM KOPI
ia meyakinkan pengelana
sebagai kawan penuh makna
sejalan tak pernah hampa
mengulurkan tangan bahagia
-adalah ibarat nyanyian alam merimba
ia menyadarkan kejujuran laku
dan saka kehidupan menyatu
melebur saling merindu
begitu pertunjukannya mewaktu
-adalah dialog batin yang tak berlalu
ia meneguhkan baris kata
kembali ke akar sukma
bertabuh talu dalam asa
walau masa lalu kerap terasa
-adalah tak beranjak saat menikmatinya
ia mendengar rahasia tersimpan
silih berganti dalam keheningan
merunut sayup-sayup pertemuan
atau sorot temaram perpisahan
-adalah caranya menguji arti kesungguhan
…..dan ia masih bernyawa,
menguar ketulusan aroma didalamnya
-2024
APA KABAR SECANGKIR KOPI
pada hitam ini,
membuai orang dengan sederhana
lewat aroma harum nan lena
melekat lembut indah sukma
pada pahit ini,
sisi yang tak mungkin disembunyikan
disini berharap diri ditemukan
macam reaksi berikan seperti penolakan
pada ampas ini,
bawa siluet perjalanan mewarnai
demi waktu penasaran akan sampai
ucap pinta sangat menghargai
….seduh kopi
dan sudahi sedihmu
….seruput kopi
dan kuatkan hatimu
-2020
SILUET KOPI
tercium aroma
memecah selat pikiran
seperti lamunan tak berujung
terlihat pekat
memecah keheningan renjana
seperti menyimpan diam - diam
kuaduk hangat di sore ini
meski dadaku selundup sana - sini
…..bersenda dalam sunyi,
rebahkan lara
…..bergurau dalam hening,
lesapkan duka
terdengar riuh perempuan berkisah
godaan itu telah datang
menawarkan cawan lain
pada ego yang tinggi
nafsu pesan berbunyi
semua liar...
namun mampu mengisi segumpal kerinduan
takkan usai, dayanya tunak nafas
namun, tetap secangkir rasa ini
bertuan untuk cerita baru
karena kopi siluet memori
bawa pulang setitik keabadian
( aah kenapa aku selalu tenang menelusuri keajaibanmu, jangan bertanya kopi apa yang kupesan nak )
-2023
ODE DI BALIK KOPI
aromanya mengajarkan ketenangan
benar-benar paling dekat bersama angan
tanpa perlu bertanya akan dengan
selalu ada cerita di balik pertemuan
tak perlu ragu meneguknya
takkan lelah akan semua tanya
saat sedang jemu selanjutnya
seperti biasa meski tanpa dirinya
warnanya selalu punya alasan
kagum tak terelakkan
kadang terasa gelap menyilaukan
atau hampa makna ditinggalkan
bila lihat sebentar di piringan
berwarna penuh seperti pikiran
seakan meraih ada kepastian
untuk setia pada janji mengagungkan
-2020
Bio Narasai Penulis :
--------------------------------------------------------------------
SULTAN MUSA berasal dari Samarinda Kalimantan Timur. Karya - karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Seperti “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya Argentina – Indonesia (2021), “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang di gagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), Antologi "The Mist" – International Poetry Anthology Global Writers (2023), Antologi Puisi “Cakerawala Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan-Malaysia (2022), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan – Jazirah, Temu Karya Serumpun “Tanah Tenggara” Asia Tenggara (2023), HOMAGI – International Literary Magazine, Note Journey Magazine & puisinya terpilih pada event "Challenge Heart and Art for Change" Collegno Fòl Fest Turin -ITALIA (2024). Adapun IG : @sultanmusa97
LEAVE A REPLY