Keterangan Gambar : Wakil Ketua Kadin Indonesia Komite Tetap Timur Tengah (KT3) dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Mohamad Bawazeer (foto Dicky)
Wakil Ketua Kadin Indonesia Komite Tetap Timur Tengah Mohamad Bawazeer
Pers Muslim Harus Berperan Tingkatkan Perekonomian Umat
Jakarta, parahyangan-post.com- Peran pers Muslim sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi umat. Fungsinya tidak hanya sebagai penyeimbang berita, tetapi ikut memberikan kritik, masukan, gagasan, pemikiran dan koreksi positif kepada pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Kadin Indonesia Komite Tetap Timur Tengah (KT3) dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Mohamad Bawazeer saat panitia Munas III Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) bersilaturahmi ke kantornya di kawasan Senen, Jakarta, Selasa 12/7.
Mohamad Bawazeer yang juga sebagai Pembina Yayasan Bantuan Perguruan-Perguruan Al Irsyad Al Islamiyyah direncanakan akan hadir memberikan pencerahan pada Munas tersebut.
Lebih jauh Pak Mohamad mengatakan, untuk memainkan peran tersebut pers Muslim harus kuat. Sekarang masih dirasa masih lemah. Hanya ada beberapa media mainstream yang bisa dikategorikan sebagai pers Muslim. Sehingga dalam persaingan berita untuk membangun opini guna meningkatkan perekonomian umat masih kalah.
“Tetapi itu tidaklah harus dijadikan alasan untuk menyerah. Justru harus menjadi tantangan besar ke depan. Bagaimana agar pers Muslim bisa kuat. Di sinilah letak pentingnya Munas PJMI ini, sehingga nantinya bisa menjadi penyeimbang berita dan melahirkan gagasan-gagasan yang bagus, brilian dan cerdas untuk kemajuan ekonomi umat,” tutur Pak Mohamad.
Pak Mohamad menengarai, pengusaha-pengusaha Muslim perlu dukungan dari pers untuk meningkatkan daya saingnya di tingkat global. Sebagai contoh dalam mensosialisasikan produk halal. Sejak tahun 2014 Indonesia sudah mempunyai undang-undang produk halal. Undang-undang tersebut memberikan dorongan dan jaminan kepada pengusaha untuk menciptakan brand halal, pasar dan perlindungan. Karena produk halal bukan lagi hanya sekadar kebutuhan tetapi sudah menjadi life style (gaya hidup). Maka tidak heran negara-negara Eropa berlomba-lomba untuk memproduksi barang-barang halal. Pangsa pasarnya cukup besar, yakni mencapai 3 Milyar USD.
“Ini angka yang luar biasa besarnya. Indonesia harus bisa mengambilnya,” tegas Pak Mohamad.
Namun, lanjut Pak Mohamad, peran Indonesia masih kalah dalam merebut pangsa pasar yang besar itu. Indonesia kalah dari Malaysia, Singapura bahkan Thailand. Padahal Indonesia adalah penduduk Islam terbesar dunia.
“Inilah tantangan terbesar kita. Pers Muslim harus berperan di situ. Ironi kan? Indonesia yang mayoritas Muslim tidak mampu memproduksi produk-produk halal dunia? Indonesia hanya dijadikan pasar saja,” heran Pak Mohamad.
Di sisi lain Pak Mohamad berharap pers Muslim juga mendorong tumbuhnya UMKM halal. Pemerintah pun sudah membentuk. Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNEKS) di bawah koordinasi kantor Wapres. Komite ini memungkinkan produsen produk halal lebih leluasa berproduksi dan menjual produknya. Ditengarai lebih dari 96 prosen pelaku usaha nasional adalah UMKM. Ini juga angka yang cukup besar. Namun, sayangnya produk-produk mereka juga belum bisa menembus pasar global
“Masih banyak persoalan yang harus dibenahi agar UMKM Indonesia bisa go internasional, padahal regulasi dari pemerintah sudah cukup bagus. Ini persoalan yang harus kita pecahkan bersama-sama, dan peran pers Muslim dibutuhkan di situ,” tambah Pak Mohamad.
Sementara itu Ketua panitia Munas III PJMI H. Ismail Lutan menyatakan kegembiraan dan terima kasihnya kepada Mohamed Bawazeer yang ikut membantu dan menyukseskan acara. Munas akan berlangsung pada tanggal 4 Agustus 2022. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan direncanakan akan memberikan sambutan dalam acara itu. Selain itu sejumlah pakar dan tokoh juga direncanakan akan akan hadir, diantaranya Tokoh Pers/wartawan senior Parni Hadi, ekonom kerakyatan Awalil Rizki, ketua MUI Bidang Penegakan Moral dan Etika Bangsa DR. KH Masyhuril Khamis, SH, MH dan pengamat Hukum Irjen Pol (Purn) DR. Marwan Paris MBA. Munas akan diikuti 75 orang peserta, berasal dari Jakarta dan daerah.*** (pp/aboe)
LEAVE A REPLY