
Keterangan Gambar : Dr.H. Wahidin Halim M.Si saat menandatangani prasasti Masjid Jami Nuurul Amal, Cipadu, Tangerang. (foto mun)
Tangerang, parahyangan-post.com- Dr.H. Wahidin Halim M.Si meresmikan Masjid Jami Nuurul Amal, yang berlokasi di jalan Gang Langgar Kampung Poncol Kecamatan Larangan, Minggu, 17 November 2024.
Wahidin Halim adalah Gubernur Banten periode 2017-2022 dan sekarang sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI periode 2024-2029.
Kehadiran 'WH' -demikian ia akrab disapa-, disambut antusias ratusan jama'ah Masjid Nurul Amal, baik kaum Bapak maupun kaum ibu atau ema-ema'. Mereka sudah lama sudah lama merindukan kehadiran sosok yang pernah menjadi orang nomor satu di Banten ini.
Ketua DKM Masjid Jami Nuurul Amal Ustadz H.Bahroja mengatakan, WH adalah donatur nomor satu, disamping ratusan donatur lain dalam membantu proses pembangunan dan renovasi Nuurul Amal.
Catatan Kartunis Munadi
Salah seorangh jamaah, Munadi, yang lahir dan tinggal di Kampung Poncol Cipadu (dulu Kreo ) mempunyai catatan tersendiri mengenai peresmian masjid tersebut. Munadi yang juga seorang pelukis (kartunis), mempunyai banyak kenangan dan sisi-sisi menarik pada bangunan yang sudah menjadi bagian dalam perjalanan hidupnya.
Kepada parahyangan-post.com, Munadi bercerita, " Awalnya, di akhir tahun 1970-an bernama Musholla Nuurul Amal yang berada di tengah-tengah Gang Langgar. Gang Langgar adalah jalan utama untuk menuju ke jalan Ciledug Raya ( jalan antara Pasar Ciledug dan Pasar Kebayoran lama, di tengah-tengah kantor Lemigas, dekat Pasar Grosir Cipulir). Pada akhir tahun 1970an, waktu penulis masih duduk di bangku SDN Kreo, Musholla Nuurul Amal adalah tempat belajar untuk shalat berjamaah lima waktu, dan juga tempat tidur bersama teman-teman mengaji, usai nonton film layar tancep, nonton lenong di tempat hajatan warga pesta pernikahan. Tentu saja pas azan subuh terdengar, semua bangun untuk shalat subuh berjamaah. Pagi pulang untuk siap-siap sekolah.
Sebutan langgar, bagi orang Betawi adalah musholla tempat shalat lima waktu dan juga tempat mengaji.
Seiring banyaknya warga pendatang dari luar Jakarta, seperti warga Gunung Kidul Yogyakarta membeli tanah di kampung Poncol, maka pengurus Musholla Nurul Amal bersama para guru agama dan pengurus lingkungan sepakat untuk merubah Musholla menjadi Masjid. Dengan berubahnya kedudukan dari musholla menjadi masjid, maka masyarakat sekitar kampung Poncol sangat bersyukur, karena untuk menunaikan shalat Jum'at, tidak perlu jauh- jauh lagi.
Tentu ada tokoh masyarakat yang berani bergerak untuk berda'wah di kampung Poncol, bahkan ada berani mendirikan sekolah madrasah. Mereka antara lain, Almarhum Ustadz H. Abdullah Kinan, Ustadz H. Ri'un, Ustadz H. Dana Timur, H.dulhamat, H.Nuur, H.Pungut, H.Dayi, H. Mansyur, dan tokoh masyarakat lainnya.
Sekarang, Gang Langgar didepan gapura bertuliskan Jalan Langgar utama. Apakah di sepanjang jalan langgar, banyak bangunan langgar atau musholla? Tentu saja, sekarang di sepanjang jalan gang Langgar ada lebih kurang lima musholla. Tentu ada juga bangunan rumah ibadah yang lain. Jika kita masuk dari depan gang Langgar, lebih kurang 150 M, berdiri bangunan rumah ibadah gereja. Gereja sederhana yang dibangun lebih kurang pada akhir tahun 1980an. Bagi masyarakat muslim yang tinggal di kampung Poncol, keberadaan gereja tersebut tidak mengganggu, dan memberi tempat keberedaannya sebagai rumah ibadah. Ini menunjukan semangat kerukunan warga di kampung Poncol sudah mempunyai kesadaran yang penuh untuk hidup rukun, damai, saling menjaga, dan membangun lingkungan yang penuh kedamaian."*** (mun/pp/red)
LEAVE A REPLY