
Keterangan Gambar : Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah al-Amudi (foto aboe)
Jakarta, parahyangan-post.com – Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah al-Amudi mengatakan, peningkatan kerjasama dengan Indonesia merupakan bagian agenda besar Arab Saudi sesuai visi 2030 mereka.
“Tahun 2030 Kerajaan Arab Saudi menargetkan akan menjadi negara kuat dan berpengaruh di kawasan,” tutur al-Amudi saat wawancara dengan wartawan, usai buka beresama, di Hotel St. Regis, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa 28/3
Ditegaskan al-Amudi Indonesia adalah mitra strategis Arab Saudi. Kedua negara adalah anggota G20.
“Tentu peningkatan kerjasama ekonomi menjadi fokus utama,” tambahnya.
Lebih jauh Dubes al-Amudi menegaskan, sebagai Dubes Arab Saudi di Indonesia, dia memastikan hubungan ekonomi, pariwisata akan mencapai rekor tertingginya di masa yang akan datang.
Selain menyoroti kerjasama kedua negara, Dubes al-Amudi mengungkapkan rasa senangnya menjalani ibadah puasa Ramadhan perdana di Indonesia.
“Saya senang menjalankan puasa di Indonesia, mendengar suara azan di mana-mana dan nuansa Islam begitu kuat,” ujarnya.
Acara buka bersama yang diselenggaran oleh Kedutaan Arab Saudi itu itu dihadiri sejumlah pejabat, tokoh Nasional dan pemimpin Ormas diantaranya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menparekraf Sandiaga Uno, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MUI Ustadz Bachtiar Nasir, Ketua Umum Al Washliyah, yang juga penasehat Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) KH Masyhuril Khamis dan Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Al Washliyah KH Masyhuril Khamis mengatakan, saat ini, Arab Saudi memang sedang melakukan perubahan besar-besaran dalam menentukan arah pembangunan bangsanya. Seperti membangun kota-kota masa depan yang modern dan canggih. Memposisikan kedudukan wanita lebih bermartabat dll.
Dengan pembangunan yang masif itu, menurut KH Massyhuril, nantinya umat Islam yang berkunjung ke Arab Saudi, apakah dalam rangka ibadah Umroh maupun haji, tidak hanya terfokus di dua kota suci saja (Makkah dan Madinah). Tetapi bisa berwisata di kota-kota modern lainnya yang tengah dibangun. Seperti kota Neom yang terletak pinggiran laut Merah di Teluk Aqaba.
“Arah kepemimpinan Kerajaan Arab Saudi saat ini memang lebih moderat. Hal-hal yang tadinya ditabukan, kini diperbolehkan. Misalnya wanita boleh menjadi supir, boleh nonton bioskop dll,” tuturnya
Modernisasi yang dilakukan itu, menurut Masyhuril, adalah hal yang wajar. Karena semua bangsa di muka bumi ini bebas menentukan arah masa depannya.
“Kita tentu senang Kerajaan Arab Saudi akan lebih maju dan lebih kuat di masa yang akan datang. Kita tentu juga berharap, modernisasi yang dilakukan itu tidak menghilangkan kekhusukan dan kesakralan ibadah kita di tanah suci,” tutup Penasehat PJMI ini.*** (aboe/pp)
LEAVE A REPLY