
Keterangan Gambar : Diskusi di Markas Barisan Nusantara, Kawasan Jatinegara, Jakarta Timur
Pakar
Ekonomi dari Universitas Gajah Mada, Dr Revrisond Baswir membicarakan
tentang Sistem Ekonomi Pancasila disela-sela diskusi publik di kantor
Barisan Nusantara mulai dari koperasi hingga UUD 1945.
"
Demokrasi ekonomi adalah sebuah ajaran sosial ekonomi yang menganjurkan
dipindahkannya kekuasaan untuk mengambil keputusan dari tangan para
pemilik saham perusahaan kepada para anggota masyarakat yang meliputi
para pekerja, para konsumen, para pemasok, masyarakat sekitar dan
masyarakat dalam arti seluas-luasnya," kata pembicara yang akrab disapa
Sonny, Kamis (2/8/2018) di Jatinegara.
Menurut
Sonny, didalam pasal 33 UUD 1945 turut dijelaskan tentang cabang-cabang
produksi yang dikuasai oleh negara dengan diberi mandat oleh rakyat.
"
Pasal 33 ayat 2. Cabang produksi negara harus dikuasai oleh negara.
Jadi, penguasaan negara itu mandat rakyat melalui UUD itu mandat
rakyat," sambungnya.
Selain
itu, Badan Usaha milik Negara (BUMN), adalah bagian dari bentuk
kongkrit ekonomi Pancasila sesuai dengan amanah konstitusi yang sesuai
dengan azas ekonomi.
"
Bahwa sesungguhnya BUMN itu bentuk kongkrit pengamalan dari ekonomi
Pancasila BUMN itu amanah konstitusi. Jadi, kita ini sedang mengamalkan.
Tapinya, sesuai dengan nilai dasar azas ekonomi tadi sesuai dengan
ekonomi demokratis," ungkap Sonny.
Tidak
hanya itu, azas dasar koperasi pun diutarakan yang terdiri dari
sejumlah anggota yang memiliki hak dan kedudukan yang sama.
"
Dalam koperasi itu tiap-tiap anggota memiliki hak yang sama dipilih dan
memilih. Masing-masing punya suara yg sama ini bentuk
operasi-operasional," ucap Sonny.
"
Transformasi perekonomian Indonesia sejak 1945 hanyalah transisi dari
ekonomi kolonial menuju ekonomi neokolonialisme," pungkasnya.
Sementara,
Awalil Riski dari Barisan Nusantara menyampaikan dan berpesan kepada
para hadirin yang yang memiliki latar belakang berbeda baik dari
kalangan profesional, dosen dan LSM untuk dapat menjadi penengah
tema-tema bernuansa SARA.
Tentunya,
sebelum diskusi ditutup selaku moderator Awalil mengingatkan, kepada
pengunjung tentang tentang pelaksanaan diskusi yang kerap digelar setiap
2 Minggu sekali dibilangan Rawa Bunga No.17 , Jakarta Timur.
"
Saya kira kita bercerminlah untuk yang lebih muda semanga. Salah satu
yang menghidupkan wacana ini Mas Arif. Terimakasih untuk beliau berdua,
Ini teman-teman profesional, dosen dan LSM. Sementara kita bisa menjadi
penengah tema-tema SARA," ujar Ekonom. (Dw/TA/pp)
LEAVE A REPLY