Home Seni Budaya Sajak Pulo Lasman Simanjuntak

Sajak Pulo Lasman Simanjuntak

988
0
SHARE
Sajak  Pulo Lasman Simanjuntak

Keterangan Gambar : Pulo Lasman Simanjuntak (Foto : ist/pp)

NYANYIAN TERLUKA UNTUK ANAKKU 

suara batuk anakku diketuk
dari batu penjuru
sejak matahari terbenam
berabad-abad
kita sudah terpisah
antar waktu dan pulau
hanya berjarak bumi dan langit ketiga 


bagi ayahmu yang lumpuh 
tak mampu menetaskan telur sperma
negeri di sana begitu terasing, nak 


ibadah hanya sebatas kidung agung
tepi cakrawala tembus ke benua antartika
ataukah anakku
rajin jadi lakon sandiwara
bak menjelma 
bila diperbincangkan sang pandita 


hari ini juga demikian
nyaris tanaman bunga kelaparan
bertengkar dengan saudara pesakitan
tak berguna
karena sebentar lagi ia tidur lelap
jadi seekor daun pandan hijau 
yang malas berjalan dengan kaki makin membengkak 


hanya ada perlawanan
sia-sia membangun penjara
di samping rumah 


kita harus percaya debata
anakku
nyanyikan terus 
lagu sion  pengharapan
walaupun terluka dengan amarah di rumah ibadah

sampai ayahmu kembali berubah rupa
menjadi seorang pujangga
yang menulis tentang busung kelaparan
tak kunjung selesai
utang piutang dan negeri yang terus kebakaran

Jakarta, Senin 24 Juli 2023

365 TAHUN MENYUSURI SUNGAI  KELAPARAN

365 tahun sudah 
aku menyusuri sungai kelaparan 
teramat dalam
sampai menggelepar

mata airnya
sangat pahit
mengalir deras
ke muara air mata
terkadang berdarah-darah !

dari hulu ke hilir 
hanya kutemukan 
kejinya kehidupan
bahkan hari ke hari 
hanya menghitung 
pecahan matahari 
jadi mata uang palsu
lalu dibawa berenang
sampai ke ujung bebatuan sungai kematian
tiba gelisah
ke pintu luar 
lautan berombak

365 tahun sudah 
aku menyusuri sungai kelaparan
mengikuti suara percikan air hidup
mengampuni tulang-tulang kering
dari dosa turunan
warisan nenek moyang pertama di bumi ini

sejak pagi buta 
sepanjang musim pancaroba
bertapa sunyi kemarau
untuk andalkan panggilan ilahi

seperti akar-akar pohon 
ditanam di tepi batang air
kuhirup daunnya yang makin menghijau
kukupas buahnya yang terus tumbuh 

bukan dalam tumpukkan daging
melainkan tetap berlari sekencang-kencangnya
dalam roh dan kebenaran

Jakarta, Senin, 17 April 2023

DIAGNOSIS

bermula dari sehamparan lantai beton
disuntik kuman sangat dingin 
ia tertidur nyenyak
tak sadar tubuhnya 
dimakan lahap
sangat ganas

bertahun-tahun menikmati 
harta kekayaan disebar
dengan tangan kemalasan

kini ia terbaring lemah
tenggorokannya  lumpuh
dengan paru-paru berdarah
disedot kesunyian
mencair dalam slang infus biru

dipanggilnya keluarga inti
menghadap seribu malaikat
berjubah hijau lumut
dipaparkan gejala dan tanda klinis
dosanya tersumbat di jantung 
amarahnya bersembunyi di ginjal

ia sendiri lari ke padang gurun
sangat ketakutan
sudah terbayang hari esok
mimpinya harus kembali turun
ke area pemakaman
sendirian
tak ada lagi
suguhan makanan dan minuman

Jakarta, Jumat 21 Oktober 2022

SANTET 

mulut lelaki ini datang diam-diam
dari seberang pulau tikus 
selalu tawarkan tipuan-tipuan
malam mengerikan di kuburan

tubuhnya dari pohon karet
kadang mengeluarkan darah segar
rajin bercumbu dengan binatang primata 
tidur tanpa mantera

sekarang nyawanya sedang sakit keras
sekeras persungutannya
ditusuk bertubi-tubi jarum tajam para dukun
jampi-jampi kematian

tak mempan lagi oleh suntikan kesepian
di atas ranjangnya yang bersatu dengan akar bumi

ia bahkan suka bersetubuh dengan ribuan kutuk busuk yang membusuk
sampai dinihari menari-nari
seperti memanggil para arwah suara senyap
dewa-dewa bermeterai liar

"aku harus datang kepada pawang mpok ida berkuku panjang, minta maaf sambil membawa sekeranjang penyesalan kenapa rumah doa dijual jadi hunian baal perzinahan dan mabuk minuman keras, "katanya masih menunggu bantuan dari benua sodom dan gomora

Jakarta, Kamis 15 September 2022


PERTEMPURAN  HARI TERAKHIR

lewat matahari yang berputar dalam imaji-imaji liar
hari raya yang nyaris kelaparan dalam kesunyian abadi
tanpa tangisan bayi

binatang haram pun jadi santapan rohani
di mezbah batu warna biru
penuh amarah
tanpa dendammu berterbangan
di atas meja makan ini 

tegur sapa jadi rajin menolak
sebungkus nyanyian mengerikan
dibuangnya di atas meja kasir
persis berhadapan dengan sekolah
layar lebar dan sulit tidur
di ranjang kematian

lalu  kutulis puisi yang paling mengeras
sekeras hatimu perempuan berwajah katarak
doyan mengunyah tumbuh-tumbuhan hijau

rahimnya telah terluka masa lalu
berakar kepahitan dan penyakit kambuhan
dari pulau seberang lautan

Pamulang, Minggu 8 Mei 2022 

BIODATA : 
Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak memulai karier dalam dunia tulis menulis (kesusasteraan )sejak tahun 1980-an.Karya puisi pertama berjudul IBUNDA dimuat di Harian Umum KOMPAS pada bln Juli 1977.Setelah itu sejak tahun 1980 sampai tahun 2023 ini berturut-turut karya puisinya dimuat (dipublish) di 25 media cetak (koran, suratkabar, dan majalah), serta 88 media online, dan majalah digital  di Indonesia dan Malaysia.

Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul MEDITASI BATU.Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 25 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.

Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Sastra ASEAN,  Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ) Sastra Nusa Widhita (SNW) ,Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP),  Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta, Penikmat Seni Budaya, Storia Sastra, Bengkel Narasi,  Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, dan anggota Sastra Reboan. Bekerja sebagai wartawan dan rohaniawan,  bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Kontak Person : 08561827332 (WA).


(rd/pp)