Keterangan Gambar : Sesi Diskusi pada Acara peluncuran Buku, Laksda TNI (Purn) Rosihan Arsyad, Indonesias Maritime Interest, Cooperation and Capacity Building (sumber foto : ratman/pp)
JAKARTA - Parahyangan Post - Laksamana Muda TNI (Purn) Rosihan Asryad meluncurkan buku ‘Indonesia's Maritime Interest, Cooperation and Capacity Building’, di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (28/09/2024).
Peluncuran buku tersebut sekaligus merayakan hari ulang tahunya yang ke 75 tahun, yang jatuh pada bulan Juli dan baru sempat dirayakanya.
Dari pantuan tim Parahyangan Post di lokasi acara, sejumlah tokoh militer tampak hadir, Laksamana TNI (Purn (Tedjo Edhy Purdiantno), Laksamana Madya (Purn) Fredy Numberi, mantan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI (Purn) Achmad Sucipto, Marsdya TNI (Purn) Ian Santoso Perdanakusuma, serta rekan dan sahabat seangkatan tokoh militer yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Armada Barat Angkatan Laut RI ini. Selain itu juga hadir Direktur Deposit Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional, Emyati Tangkelembang, serta para tokoh nasional, baik dari kalangan birokrat, akademisi, aktivis dan politisi, serta awak media.
Acara peluncuran buku, diawali dengan sambutan, sekaligus penyampaian gagasaan, latar belakang terbitnya buku “Indonesia’s Maritime Interest, Coorperation Capacity Building”, yang disampaikan langsung oleh penulis, Rosian Arsyad, dilanjutkan dengan penyerahan buku kepada pihak Perpusnas dan para tokoh.
Dalam sesi diskusi, sekaligus membedah buku dengan moderator Prof. Yudhi Haryono dari Nusantara Center, menghadirkan narasumber, Surya Wiranto (Dosen Universitas Pertahanan (Unhan). Ali Saleh (Pakar Maritim Nasional), serta Dani Setiawan (Akademisi/Ketua Harian DPP Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia/KNTI).
Buku setebal 103 halaman yang diterbitkan oleh Lembaga Pembangunan Indonesia (LPMI), menyajikan analisis mendalam tentang peran strategis Indonesia dalam mengendalikan jalur komunikasi laut yang sangat penting bagi kelancaran ekonomi regional dan internasional.
Indonesia dengan letak geografisnya yang sangat strategis sebagai kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi maritim yang sangat besar. Luas wilayah lautnya mencapai lebih dari dua pertiga dari total wilayah Indonesia, sehingga menjadikan sektor maritim sangat penting, baik dalam konteks ekonomi, keamanan, maupun geopolitik.
Oleh karena itu, kepentingan maritim nasional Indonesia tidak hanya mencakup pemanfaatan sumber daya laut, tetapi juga keamanan maritim dan kerjasama internasional dalam pengelolaan laut.
Menurut Roshian Arsyad, bahwa Indonesia diproyeksian bisa menjadi mesin pertumbuhan bagi Asia, meskipun perlu waktu sebelum negara kita tumbuh dan tampil dengan kondisi ekonomi terkemuka di kawasan Asia.
"Indonesia diproyeksikan menjadi mesin pertumbuhan bagi Asia, meskipun mungkin perlu waktu sebelum negara kita muncul sebagai ekonomi terkemuka di kawasan ini," tambah Rosihan.
Selain itu, berbagai hal lain yang menjadi topik bahasan cukup menarik dalam buku tersebut, terkait pentingnya keamanan, Sea Lines of Communication (SLOC) di perairan Indonesia, Alur Laut Kepulauan (ALKI) yang kini menjadi salah satu perioritas utama dalam pemikiran strategis dan pengembangan kebijakan negara-negara regional.
Dalam sesi diskusi dan tanya jawab yang menghadirkan para praktisi dan pakar yang mendalami bidang kemaritiman juga mengemuka berbagai hal yang justru dapat memperkaya khasanah buku ‘Indonesia’s Maritime Interest, Coopretion and Capacity Building ini.
Surya Wiranto (Dosen Universitas Pertahanan/Unhan) selaku narasumber dalam kesempatan tersebut memaparkan secara gamblang bagaimana kondisi perairan laut kita utamanya dari sisi keamanan, dan kerjasama regional kawasan maupun kerjasama internasional. Termasuk juga menyoroti tentang persoalan yang sedang ramai seperti di Kepulauan/Laut Natuna, dan hal lain terkait keamanan dan pengamanan laut kita.
Surya Wiranto juga menekankan perlunya kehati-hatian dalam penanganan masalah tersebut sehingga tidak menjadi polemik yang justru akan merugikan negara kita.
Sementara dari sisi ekonomi, bahwa potensi ekonomi yang ada di sektor maritim yang mencakup sektor perikanan, pariwisata bahari, transportasi laut, dan energi kelautan. sumber daya perikanan Indonesia, sebagai salah satu yang terkaya di dunia, memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (2022), sektor perikanan Indonesia menyumbang sekitar 7% dari total Produk Domestik Bruto (PDB).
Sementara itu, Pakar Maritim Nasional, Ali Saleh, dalam kesempatan tersebut menyebutkan, bahwa potensi ekonomi dari laut, tercatat sekitar 1,4 triliun US Dollar, atau setara dengan 4 kali PDB kita.
“Dan ini potensi yang sedang tidur, artinya belum dimanfaatkan atau dikelola secara maksimal, baru sekitar 14%,”ujar Ali Saleh.
Lebih lanjut, Ali Saleh juga menyampaikan bahwa perikanan tangkap kita nomor dua dibawah China. Sekitar 90% persen sektor perdagangan diangkut lewat laut, sehingga isu sentral kita saat ini adalah menata kembali rantai pasok logistik.
Pembicara lainya, Dani Setiawan lebih menyoroti masalah kemiskinan ekstrim di wilayah pesisir. Padahal ada 11 sektor laut yang sampai saat ini belum digarap secara optimal, yang justru bisa menjadi solusi untuk peningkatan kesejahteraan bagi nelayan atau masyarakat pesisir.
Pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo yang melaunching Poros Maritim Dunia, sebenarnya disambut baik oleh semua pihak yang peduli pada kelautan, namun sayangnya isu tersebut kini semakin redup.
Negara maritim, lanjut Dani Setiawan adalah negara yang menjaga sektor kelautan untuk kesejahteraan bagi masyarakatnya, Ternyata sampai saat ini kita belum mampu memanfaatkan jalur laut yang begitu strategis.
“Untuk itu, kita semua perlu mendorong isu - isu kemaritiman pada kebijakan pembangunan nasional, bagaimana isu - isu kemaritiman itu bisa masuk menjadi prioritas, pada rencana pembangunan nasional oleh pemerintahan yang akan datang,”pungkas DaniSetiawan.
(ratman/pp)
LEAVE A REPLY