Keterangan Gambar : Pelukis Putra Gara (tengah) sedang melukis Ketua Umum Yayasan Humaniora Eddie Karsito pada pembukaan pameran tunggal Urban Humanity ( foto boe)
Jakarta, parahyangan-post.com - Seniman serba-bisa Putra Gara menggelar pameran tunggal bertajuk Urban Humanity di Galeri "Teras Pemulung" Yayasan Humaniora, Kranggan Permai, 22 -29 Februari 2024.
Kegiatan terlaksana bekerjasama dengan Yayasan Humaniora, pimpinan Eddie Karsito. Pembukaan berlangsung Kamis 22/4. Dihadiri seratusan pemulung, artis, seniman dan pegiat seni.
Dalam sambutan pembukaan, Putra Gara mengatakan, ketertarikannya mengangkat tema pemulung dalam pamerannya kali ini merupakan bentuk kepeduliannya kepada kaum urban.
"Kaum urban, utamanya pemulung, sangat menginspirasi jiwa berkesenian saya," tutur Gara, yang juga yang juga Ketua Dewan Kesenian Bogor (DKB) ini.
Dalam pembukaan pameran itu, Gara -demikian dia akrab disapa- juga melukis wajah Ketua Umum Yayasan Humaniora Eddie Karsito.
Sementara itu Ketua Umum Yayasan Humaniora Eddie Karsito mengatakan, pembukaan pameran tunggal karya Putra Gara menandai dimulainya acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung - Seni untuk Kemanusiaan.
"Acara sekaligus memperingati HUT Ke-13 Rumah Singgah Bunda Lenny di bawah naungan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan," tutur Eddie.
Ditambahkan Eddie, selain bergerak di bidang seni dan budaya, Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan juga bergerak di bidang pelayanan sosial. Antara lain menyantuni anak yatim dan fakir miskin, khususnya janda-janda lanjut usia berprofesi sebagai pemulung.
Keberadaan pemulung menjadi perhatian khusus bagi lembaga nirlaba ini. Untuk pertama kali sebuah perhelatan seni yang melibatkan para awam, yaitu; pemulung dalam proses kreatif.
Penciptaan karya seni berbasis urban humanity; praktik humanis yang orisinal. Merupakan titik temu antara humaniora, desain, dan studi perkotaan dengan sumber ide penciptaan kehidupan para pemulung binaan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.
“Kita disadarkan bahwa daya seni adalah karunia yang menunjukkan aspek kemanusiaan kita. Inilah respon kita terhadap kondisi dan situasi permasalahan kehidupan urban. Khususnya para pemulung yang selama ini menjadi perhatian kami,” ujar Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Eddie Karsito, menyampaikan sambutan.
Kesenian, kata Eddie, harus dikembalikan pada marwahnya sebagai alat memuliakan manusia. Mengungkapkan keindahan dan ciptaan Tuhan dalam berbagai ungkapan artistik.
“Memaknai kebudayaan menghayati kemanusiaan. Menghadirkan hal-hal yang tampaknya sepele menjadi cerita bersifat humanis,” ungkapnya.
Fenomena Kemiskinan Kota
Lebih filosofis, Eddie Karsito yang juga artis dan pegiat kesenian ini, menjelaskan, permasalahan kota selalu menjadi topik yang terus diperbincangkan dengan berbagai permasalahan yang ditimbulkan. Termasuk fenomena kemiskinan kota, antara lain; kerentanan yang dialami pemulung dampak deprivasi berlapis, multidimensional dan saling berkaitan.
"Sesuai visi dan misinya, Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan mendukung pengembangan seni dan budaya, yang membawa spirit kemanusiaan. Peduli bagi tumbuh kembangnya sumberdaya manusia potensial khususunya di bidang seni dan budaya untuk kemanusiaan," jelas Eddie.
Selain pameran lukisan, acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan ini juga diisi dengan berbagai kegiatan. Antara lain, pameran seni instalasi, seni pertunjukan, lomba mewarnai, melukis, dan lomba fashion show busana daur ulang, yang berlangsung selama 22 – 29 Februari 2024.
Hadir di acara ini berbagai tokoh masyarakat dari berbagai elemen. Penggiat lingkungan, sosial, budaya, dan seniman dari berbagai disiplin seni; musik, film, tari, teater, sastra, seni rupa, dan wartawan.
Tampak hadir artis penyanyi Ageng Kiwi, Lia Emilia, Renny, Valdy, aktor komedian Ucup Jaka, dan Rd Sonnia Soemadikarta, Ketua Forum Kreatif Perfilman Budaya Nusantara, sutradara Ronny Mepet, Benq, Direktur Utama PT. Citrus Cipta Sinergi Citrus Sinema, dan Maria Angelina Sauyana, Produser Distribusi untuk Nasional & International Citrus Sinema.
Acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan ini juga menjadi ajang reuni bagi para seniman yang di tahun 1990 bergabung di Yayasan Suaka Budaya pimpinan Kardy Said.
Mereka saat ini banyak menempati posisi penting di industri perfilman dan pertelevisian di tanah air, baik sebagai aktor, aktris, penyanyi, musisi, penulis skenario, sutradara dan praktisi pertelevisian.
Sebagian lainnya ada yang menjadi wartawan media cetak, online, radio dan televisi, pembawa acara, presenter dan pembaca berita televisi (penyiar)/*** (aboe/pp)
LEAVE A REPLY