
Keterangan Gambar : Dari kiri ke kanan: Direktur Utama Synergy Policies Dinna Prapto Rahardja Ph.D, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati dan Bapak Lukman dari Tanoto Foundation (foto aboe)
Jakarta, parahyangan-post.com- Program PINTAR Tanoto Foundation akan dibawa sebagai masukan pada Rembuk Nasional bertema, “Peningkatan Sebaran Pendidikan Berkualitas: Merumuskan Konsensus Pemerintah, Sekolah & Guru di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek, 14 Desember mendatang. Hal tersebut mengemuka pada press gathering Tanoto Foundation, Synergy Policies dengan sejumlah wartawan, di Jakarta, Senin 5/12.
PINTAR adalah salah satu program unggulan Tanoto Foundation untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Secara ringkas, PINTAR (pengembangan inovasi untuk kualitas pembelajaran) dapat diartikan sebagai upaya meningkatkan pendidikan dasar di Indonesia dengan memperbaiki kualitas pembelajaran dan kepemimpinan sekolah.
Sebelumnya, selama lebih kurang 2 bulan (Oktober-November), bekerjasama dengan perusahaan konsultan Synergy Policies, Tanoto Foundation telah melakukan survey dan pemetaan kualitas pendidikan di 25 kabupaten pada 5 Propinsi, Tanah Air. Kelima propinsi itu adalah Sumatera Utara, Jambi, Riau, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.
Direktur Utama Synergy Policies Dinna Prapto Rahardja Ph.D mengatakan selama melakukan pemetaan tersebut pihaknya melakukan diskusi dan dialog (dengan guru, kepala sekolah dan pemangku kuasa bidang pendidikan di masing-masing wilayah.
Dari dialog dengan guru tersebut, lanjut Dinna, diperoleh gambaran. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka mulai membuahkan hasil. Dengan indikasi, banyak ‘praktek baik’ di sejumlah daerah berkat kolaborasi lintas pemangku kepentingan. lintas wilayah dan lintas sector yang membuahkan sinergi untuk tumbuhnya pendidikan berkualitas. Kurikulum Merdeka itu sejalan dengan visi yang dikembangkan oleh Tanoto Foundation.
“Meski banyak keluhan, namun mereka (guru dan kepala sekolah-red) dapat mencari solusi dan mengembangkan inisiatif untuk mengatasinya,” tutur Dinna.
Sementara itu Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati dari Tanoto Foundation menjelaskan, dipilihnya lima propinsi untuk melakukan pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia karena di lima propinsi itulah perusahaan-perusahaan milik Sukanto Tanoto hadir.
“Jadi kami melakukan survey di wilayah di mana terdapat usaha yang dilakukan oleh pendiri Tanoto Foundation, yakni Bapak Sukanto Tanoto,” tutur Ary.
Di sisi lain Ary menjelaskan, pihaknya tidak ingin mengambil alih tugas yang sudah dirancang oleh pemerintah (Kemendikbud Ristek) dengan kurikulum merdekanya. Tetapi semata ingin berkontribusi untuk menyukseskan ‘praktek baik’ yang sudah dijalankan.
“Kami ingin bersinergi dengan pemerintah untuk menyukseskan praktek-praktek baik yang sudah dilakukan selama ini,” tegasnya.
Sebelum press gathering dimulai wartawan diajak ‘tour’ di Impact gallery yang terdapat di lantai dua gedung Tanoto Foundation. Impact Gallery memuat foto-foto dan visual kisah perjuangan Sukanto Tanoto bersama isteri Tinah Bingei Tanoto mendirikan Tanoto Foundation. Yang dimulai tahun 1981. Ditandai dengan didirikannya sekolah Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar di Besitang, Sumatera Utara.
Yang patut diteladani dari sosok Sukanto Tanoto adalah ternyata Beliau tidak tamat SMA namun berhasil menjadi pengusaha sukses Tanah Air. Dan perhatiannya terhadap dunia pendidikan sangat tinggi. Beliau berkeyakinan ‘Pendidikkan Berkualitas Meningkatkan Kesetaraan Peluang’. *** (Aboe/pp)
LEAVE A REPLY