Keterangan Gambar : Penyair, Sastrawan, Budayawan dan Pendeta Roberth William Marthin, S.Th, M.Ag (sumber foto : Lasman S/pp)
JAKARTA - Parahyangan Post - Penyair, Sastrawan, Budayawan dan Pendeta Roberth William Marthin, S.Th, M.Ag, atau biasa dipanggil Romo Marthin meninggal dunia pada Sabtu (10/2/2024) sekitar pukul 14.00 WIB karena serangan penyakit jantung.
Menurut keterangan dari Penyair Nanang R Supriyatin melalui medsos pada laman facebook-nya di Jakarta, Sabtu sore (10/2/2024) sudah beberapa hari tim redaksi Majalah 'Apresiasi Sastra' (AP) berniat mengadakan pertemuan demi terbitnya majalah AP edisi ke-2.
Lalu pada Sabtu siang (10/2/2024), tim redaksi berkumpul di kantin Taman Ismail Marzuki (TIM).
"Salah satu yang kami tunggu pastinya Romo William Marthin, salah seorang redaktur, atau yang akrab disapa Romo Marthin," ujarnya.
Tiba-tiba berita duka datang melalui percakapan telepon antara Fanny Jonathans dan Remmy Novaris DM.Tak lama kemudian mendapat kabar langsung dari istri Romo Marthin.
"Benar, Romo meninggal dunia karena serangan jantung, sekitar pukul 14.00 wib." ucap ketua Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Remmy Novaris DM.
Kemudian, meyakinkan ke kami yang berada di dekatnya.Rapat untuk majalah dipersingkat.
Masing-masing dari kami terdiam sejenak. Almarhum, kabarnya disemayamkan di Gereja Petra, Koja, Jakarta Utara.
"Kami, Sunu Wasono, Helmi Haska, Giyanto Subagio, Eki Thadan, Jimmy S. Johansyah, Remmy Novaris, Nunu, dan saya mengambil keputusan bersiap mendatangi lokasi persemayaman Romo di Gereja Petra, Koja, Jakarta Utara," ucapnya.
Kumpulan Puisi Terakhir
"Manusia Baya", adalah kumpulan puisi terakhir almarhum Romo Marthin yang diterbitkan Teras Budaya, Januari 2024.
Padahal rencana semula Sabtu sore (10/2/2024) sebanyak 100 eksampler buku kumpulan puisi "Manusia Baya" dimaksud akan diserahkan kepada sang penyair.
"Namun ,Tuhan berkehendak lain. Ia, Romo William Marthin, S.Th.M.Ag, pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya," katanya dengan nada suara sedih.
Romo William Marthin- pemerhati sekaligus pegiat kebudayaan, pelayan umat (pendeta) di Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) dan pengajar/ dosen.
Menulis beberapa buku filsafat dan theologi, esai dan renungan kebudayaan.(*)
(Kontributor : Lasman Simanjuntak/pp)
LEAVE A REPLY