Keterangan Gambar : Wamen Haji KSA Dr. Husen Syarif (ke 3 dari kiri) saat menerima PATUHI yang didampingi Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia Dr. Ahmad Dumyathi (ke4 dari kiri). (foto pth)
Jakarta, parahyangan-post.com-Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umroh dan Haji Indonesia (PATUHI) mendapat jaminan kelancaran pelaksanaan ibadah haji khusus tahun 2018 dari Wakil Menteri Haji Kerajaan Arab Saudi Dr. Husen Syarif.
Jaminan tersebut diberikan setelah seluruh pengurus teras PATUHI mengadakan pertemuan dengan Husen Syarif di Saudi, awal Juni. Dalam pertemuan tersebut pihak PATUHI yang terdiri dari Ketua Harian Artha Hanif, Sekjen Muharom Ahmad dan Ketua serta anggota Dewan Pembina, didampingi Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah Dr. Ahmad Dumyathi Basori.
“Jaminan yang paling urgen adalah mengenai hak-hak jamaah haji khusus saat berada di Arafah-Mina (Armina) yang selama ini sering diabaikan oleh muasasah,” tutur Hanif, didampingi sekjen Muharom Ahmad dan para anggota dewan pembina, kepada wartawan.
Selama ini, tambah Hanif, banyak sekali pelanggaran atau wanprestasi yang dilakukan oleh muasasah Asia Tenggara terhadap penyelenggara haji khusus Indonesia, namun saat di komplain mereka menghilang dan tidak bertanggung jawab.
Menurut Hanif, keberadaan
muasasah tersebut tak lebih dari broker. Tidak sesuai lagi dengan perintah
yang diamanahkan kepadanya oleh pemerintahan Kerajaan Arab Saudi, yakni sebagai pengayom dan pelindung jamaah haji.
“Hak-hak jamaah sering dilanggar dan tidak mendapat tempat yang layak. Jamaah tidak diberitahu mengapa fasilitas yang dijanjikan tidak dipenuhi, mengapa AC mati, mengapa air mempet dll. Padahal selama berada di Armina semua kelancaran ibadah menjadi tanggung jawab muasasah,” tambah Hanif.
Dan yang paling mencolok, tambah Hanif, selama ini jamaah haji khusus Indonesia hanya diberi space (ruangan) di Armina seluas 0,8 m2/jamaah.
“Ternyata setelah kami tanyakan kepada Wakil Menteri Haji Saudi, seharusnya jamaah mendapatkan ruang seluas 0,99 m2. Ini kan suatu pelanggaran, ”terang Hanif.
Dengan ruangan seluas hampir satu meter / jamaah itu, lanjut Hanif, jamaah akan lebih lega. Jamaah dapat beristirahat dan mengumpulkan tenaga untuk menunaikan puncak ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik prima.
Lebih jauh Hanif menambahkan, selama ini yang menjadi bulan-bulanan jika fasilitas di Armina tidak lengkap adalah pihak Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Komplain datang tidak hanya dari jamaah tetapi juga oleh Kementerian Agama.
"Karena Kementerian Agama tahunya kita (PIHK-red)," tegas Hanif.
Padahal, lanjutnya, sesuai ketentuan dari KSA melalaui Kementeriuan Hajinya, selama berada Armina penanggung jawab sepenuhnya berada di tangan muasasah.
Yang tak kalah urgennya dalam pertemuan tersebut, lanjut Hanif, adalah mulai tahun ini semua transaksi pelayanan haji, sudah menggunakan system e-Hajj pembayaran melalui IBAN (nomor rekening) masing-masing PIHK yang ada di Kementerian haji.
“Jadi tidak ada lagi pembayaran tunai kepada muasasah di Armina,” tambahnya.
Dipisah
Hasil lain dari pertemuan PATUHI-Wakil Menteri Haji Saudi adalah pemisahan jamaah haji Indonesia dengan Malaysia dan Brunai selama berada di Armina
Selama ini, jamaah Asia Tenggara (Indonesia, Brunei, Malaysia) digabung. Penggabungan tersebut sering merugikan pihak Indonesia. Sebab jamaah-jamaah Malaysia maupun Brunei, sering memblok lokasi-lokasi tertentu, sehingga tidak bisa dimasuki oleh jamaah Indonesia. Padahal lokasi-lokasi tersebut adalah sarana bersama.
“Mereka terkadang ekslusif, memblokir fasilitas-fasilitas tertentu yang seharusnya dipakai bersama-sama. Sementara jamaah kita sering mengalah dan tidak mau ribut-ribut dengan Negara tetangga,” tutur Hanif.
Wamen Haji Saudi, menurut Hanif, terkejut mengenai laporan-laporan yang disampaikan PATUHI dan beliau akan memperbikinya.
PATUHI didirikan oleh ketua umum 4 asosiasi Haji dan Umroh Indonesia guna menyatukan langkah dan mengakomodir kepentingan bersama. Mereka adalah Ketua Umum Himpuh Ahmad Baluki, Ketua Umum Amphuri Joko Asmoro, Ketua Umum Asphurindo Magnatis Chaidir dan ketua Umum Kesthuri Asrul Aziz Taba.
Sementara Ketua Dewa Pembina dipegang oleh Fuad Hasan Masyhur. Fuad adalah Pemilik travel haji dan umroh paling berpengaruh dan berpengalaman di Indonesia, Maktour.*** (lutan)
LEAVE A REPLY