Home Edukasi Majid Juara 1 Public Expose PKP JIS

Majid Juara 1 Public Expose PKP JIS

Meneliti tingkat stres petani teh Mlinggo, Kulon Progo

1,949
0
SHARE
Majid Juara 1 Public Expose PKP JIS

Keterangan Gambar : Majid disalami Kepala Sekolah SMA PKP-JIS Drs. Yayat W. Herianto M.M., IKOM usai pengumuman sebagai pemenag 1 public expose. (foto aboe)

Jakarta, parahyangan-post.com Serbuan produk minuman teh kemasan asing semakin digemari oleh anak muda milenial. Warung-warung teh Thailand misalnya, menjamur di seluruh negeri. Mulai di café-café yang ekslusif, sampai pedagang kaki lima di komplek-komplek sekolahan. Padahal harganya lebih mahal dari teh hasil perkebunan milik bangsa sendiri. Sementara dari sisi kualitas produk dalam negeri jauh lebih baik.

Fenomena ini menggugah Majid, siswa kelas XI Pondok Karya Pembangunan (PKP) Jakarta Islamic Center untuk meneliti. Uniknya, yang dia teliti bukan kecenderungan pasar. Melainkan petani teh.

Majid melakukan observasi ke perkebunan teh Desa Nglinggo, Kulon Progo, Yogyakarta, awal Januari lalu. Yang dia teliti adalah tingkat stres petani teh di desa tersebut. Karena petani tersebut pasti mengetahui produk teh asing sudah merajalela di pasar tanah air.

Hasil penelitian tersebut dipaparkan Majid  pada “Public Expose” yang diselenggarakan di Aula Al Kautsar, PKP-JIS, Jl. Raya PKP, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur,  Kamis 27/2.

Public Expose  PKP-JIS bertema, “ Membangun Budaya Penelitian Sekolah Melalui Kecintaan pada Literasi Membaca, Menulis dan Melakukan Penemuan ilmiah,” diikuti 6 makalah terpilih, yang  melakukan penilitian dengan obyek dan tempat berbeda-beda.

Majid berhasil mempertahankan hasil penelitiannya dan keluar sebagai juara pertama. Para penguji terdiri dari pakar yang sudah sangat mumpuni di bidangnya, seperti DR. Endang Abutarya (Dekan Fakultas Farmasi Uhamka) dan Ken Norton Hutasoit, praktisi Pendidik  yang juga produser Metro TV.

“Luar biasa. Ide dan gagasan  Majid dalam melakukan penelitian tersebut sangat bagus. Ini bukan lagi penelitian sekelas siswa SMA, tetapi sudah kelas mahasiswa. Bahkan mahaiswa S1 pun belum tentu bisa seperti ini,” papar Endang Abutarya kepada parahyangan-post.com.

Makanya, lanjut Endang, pantaslah Majid keluar sebagai pemenang dalam “Public Expose” tersebut.

Dari hasil penelitian Majid, ternyata para petani teh di Desa Nglinggo mengalami stress, meski tingkat stressnya belum besar. Mereka juga khawatir akan masa depan hasil perkebunan tehnya, jika kelak pasar teh dalam negeri dikuasai oleh produk luar, terutama teh Thailand.   

“Meski saya memberi beberapa catatan mengenai metodologinya, namun apa yang telah dihasilkan Majid  luar biasa. Selain itu saya sangat bangga, ternyata anak-anak milenial kita juga peduli terhadap masa depan bangsanya. Dari 6 yang kami uji tadi, 2 diantaranya sudah menghasilkan produk. Ini  patut diapresiasi,” tambah Edang yang juga Kepala Bidang Pendidikan PKP-JIS.

Sementara itu kepala SMA PKP-JIS DRS Yayat W. Herianto M.M., M.IKOM mengatakan penelitian yang dilakukan Majid adalah salah satu program unggulan sekolahnya.

“Kita mengirim semua siswa kelas XI  untuk melakukan obeservasi dan penelitian  ke obyek-obyek yang mereka sukai. Kemudian kita mengharuskan mereka membuatkan laporan penelitian.  Hasil penelitian tersebut kita saring secara berjenjang dan keluarlah 6 terbaik. Nah hasil ke 6 siswa terbaik  inilah yang kita uji  pada public expose ini. Pengujinya juga bukan orang sembarangan, tetapi para praktisi pendidik yang cukup kredibel, ” tutur Yayat kepada parahyangan-post.com.

Menurut Yayat, penelitian ini merupakan salah satu program unggulan PKP JIS yang hasilnya sungguh luar biasa. Pada public expose tersebut, pihak PKP-JIS juga mengundang sekolah-sekolah lain di Jakarta, baik guru, orang tua masupun siswa untuk menyaksikannya.

“Inilah yang membedakakan PKP-JIS dengan lembaga-lembaga pendidikan lain, sehingga kami menjadi yang terdepan dalam hal inovasi. Kita selalu mengundang pihak luar untuk menyaksikan kegiatan-kegiatan yang kita selenggarakan,” tutur Yayat.***(aboe)