Keterangan Gambar : Anies Rasyid Baswedan menerima plakat dari Ketua YAPTA Prof. DR. H. Dailami Firdaus SH., LLM., MBA didampingi rektor UIA Prof. DR. Masduki Ahmad SH, MM, usai memberikan kuliah umum. (foto uia)
Jakarta, parahyangan-post.com-Luar biasa! Karena memang berlatar belakang akademsi dan pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina. Anise Rasyid Baswedan tidak memberi kesempatan kepada mahasiswa baru Universitas Islam As-Syafiiyah (UIA), angkatan 2024-2025, untuk bersantai-santai. Belum lagi mereka dikukuhkan sebagai mahasiswa penuh (pengukuhan dilakukan setelah orasi) Anies sudah memberi mereka tugas.
Itulah yang terjadi pada kuliah umum perdana mahasiswa baru Universitas Islam As Syafiiyah (UIA) yang berlangsung di Graha Alawiyah Kampus 2 Jl. Raya Jatiwaringin-Pondok Gede, Rabu 18 September 2024.
Tugasnya cukup istimewa. Tugas pertama dipicu oleh pertanyaan salah seorang mahasiswa baru. Dia mempertanyakan, apakah pemberian lahan tambang kepada salah satu ormas yang dominan dan mendapat privelese istimewa dari pemerintah adalah adil?
Pertanyaan ini adalah satu dari lima mahasiswa baru yang mendapatkan kesempatan untuk bertanya.
Menanggapi ini, calon presiden pada Pemilu lalu yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar ini, tidak menjawab langsung. Anies malah memberi jawaban di luar dugaan.
“Untuk menjawab ini saya memberi Anda tugas membuat paper. Analisa kebijakan tersebut mulai dari awal sampai ujung, semua dampaknya (dampak positif dan negatif). Dari semua aspek secara ilmiah. Tentunya harus dengan metodologi yang benar. Jangan takut menyatakan pendapat Anda. Ingat Anda berada di kampus yang menjamin berpikir bebas,” tegas Anies.
Anies pun kemudian meminta Rektor UIA Prof. DR. Masduki Ahmad SH., MM untuk memantau perkembangan tugas tersebut. Dan paper itu nantinya bisa dijadikan skripsi bahkan bisa dikembangkan menjadi tesis.
“Saya yakin jika Anda menulisnya dengan benar dan kritis, paper Anda pasti bisa dipublikasikan di jurnal internasional berlisensi Scopus. Yakin saya itu, dan Anda akan menjadi tokoh terkienal,” tambah Anies.
Sementara tugas kedua yang diberikan Anies adalah seluruh mahasiswa baru UIA diwajibkan membuat Diary (buku harian). Uniknya, diary tersebut memposisikan, mahasiswa pada tahun tahun 2044. Yakni setahun sebelum Indonesia emas dideklarasikan. Jadi bukan di tahun 2024 (saat ini).
Tugas ini tentu saja sangat menarik dan menantang. Karena mahasiswa akan memposisikan dirinya seperti apa dia di tahun 2044, atau 20 tahun di depan.
Selaras
Sementara itu Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Islam As Syafiiyah (YAPTA) Prof. DR. H. Dailami Firdaus SH, LLM, MBA mengatakan UIA adalah kampus kebanggaan umat Islam, khususnya bagi masyarakat Betawi. Didirikan oleh ulama kharismatis, yang juga kakeknya, KH Abdullah Syafe’i.
“Di sini tempat berpadunya ilmu dan agama. Ilmu dan agama harus sejajar dan selaras. Kakek kami mencita-citakan umat Islam itu harus cerdas secara intelektual dan cerdas secara moral,” tuturnya.
UIA, lanjut Prof Dailami, adalah kampus moderat. Telah menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi ternama di luar negeri. Seperti dengan China, Korea Selatan, Jepang, Negara-negara Arab, Eropa dan Amerika Serikat.
“Pada tahun ini ada mahasiswa dari Palestina yang kami beri beasiswa penuh. Ada juga mahasiswa dari Korea Selatan. Ini menunjukkan bahwa UIA adalah kampus yang terbuka,” tambahnya.
Sebelumnya, dalam laporan, Rektor UIA Prof. DR. Masduki Ahmad SH, MM, menerangkan, jumlah mahasiswa baru yang mengikuti kuliah umum 600 orang lebih. Mereka menimba ilmu di enam Fakultas, yakni FKIP, FAI, FKes, FE, FH dan F Saintek. UIA memiliki jenjang pendidikan S1, S2 dan program Doktor (S3).
Dalam pesannya, Masduki berharap, mahasiswa baru UIA harus tangguh dan tahan banting. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kemauan yang kuat, berpikir kritis dan fokus pada minat (fassion) yang dimiliki.*** (aboe/pp)
LEAVE A REPLY