JAKARTA, Parahyangan-post.com - Sekolah Tinggi Islam Publisistik Thawalib
Jakarta menggelar kuliah umum alias kuliah perdana. Sekretaris MUI Pusat
Dr. K.H. Amirsyah Tambunan, MA didaulat sebagai pembicara pada kuliah
umum. Perkuliahan diselenggarakan dihotel Cordela Kwitang, Senen Jakarta
Pusat, Sabtu (30/09).
“Kampus Thawalib
mempunyai sejarah yang gemilang di masa lampau, Thawalib didirikan oleh
para ulama yang sangat bergaruh di zamannya. Nama-nama seperti Buya
Hamka, Dr. M. Natsir, Adam Malik, Hial Datuk Nan Sati, KH. Yunan
Nasuition, H. Djamal Djamil, KH. Prof. Zainal Abidin Achmad, KH. Oemar
Bakri Datuk Tan Besar, H. AA Husein, dan Prof. Dr. Sidi Ibrahim Buchori,
SH, MSc adalah sebagian alumni Thawalib Padang Sumatera Barat. Banyak
diantara mereka yang memilih hijrah ke Jakarta dan mendirikan kursus dan
menjadikannya sekolah tinggi setelah beberapa lama,” jelas Dedi
Oktarinto.
Ketua Yayasan
Thawalib Dedi Oktarinto juga menjelaskan lima pilar darma yang harus
melekat dan dicintai dalam diri setiap mahasiswa Thawalib, lima hal itu
ialah cinta ilmu, cinta pembaruan, cinta kesungguhan, cinta kemandirian,
dan cinta keikhlasan.
“Generasi
muda Islam kini sudah dirusak kini kita sering mendengarkan istilah
molimo alias mojok, main, madon, madat, dan maling. Narkoba, minum sudah
biasa terjadi dikalangan generasi muda. Dampak positif global tidak
dimaksimalkan dandimanfaatkan generasi muda,” jelas Amirsyah.
“Kekuatan
kapitalis tidak terbendung membuat aset kaum menengah kebawah kritis.
Invansi bangkitnya ideologi komunistelah nyata dan masih ada termasuk
gerakan Zionis internasional yang terus bergerak bersama organisasi
underbownnya begitupun dengan Syiah” tambahnya.
“Munculnya
penyakit pendangkalan aqidah, seperti sekuler liberalis dan pluralis.
Berfikir dan berpendapat secara bebas dan meluas. Pelan dan pasti peran
seorang kiai sirna. Jadi ya wajar saja ketika kiai berbicara tidak lagi
didengar, malah banyakdikomen dan di adudomba,” ungkapnya.
“Dakwah
menjadi pekerjaan kita bersama untuk melawan ideologi pemikiran jahat
komunis, sepilis, zionis, Syiah dan lain sebagainya. Dakwah dalam
memahamkan masyarakat terhadap Islam, memberi dakwah pendidikan kepada
anak, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar juga dakwah untuk menegakan
kehidupan Islam.”
Amir juga
mengatakan seorang kiai jangan seperti buih di tengah laut, tapi kiai
harus bangkit menjadi contoh dan teladan kepada masyarakat, terutama
generasi muda.
"Dakwah itu dirangkul jangan dipukul, dakwah itu mengajak, bukan mengejek," pesan beliau di akhir perkuliahan.
“Thawalib
harus memberikan kontribusi yang konkrit terhadap peningkatan dakwah
dikalangan mahasiswa, jadilah pelopor dikalangan akademik, dan semoga
Thawalib menjadi kekuatan ditengah masyarakat. Baik kualitas maupun
kuantitasnya aamin,” tutupnya.
Seluruh
jajaran pimpinan yayasan dan juga ketua dan wakil STAI Publisistik
Thawalib Jakarta juga tampak hadir dalam perkuliahan umum kemarin Sabtu.
Di Thawalib kuliah umum memang sudah menjadi ciri khas. Kuliah umum
biasanya dilakukan pada saat kembali perkuliahan secara normal,
begitupun ketika berakhir perkuliahan formal juga ada kuliah umum.
LEAVE A REPLY