
Jakarta, parahyangan-post.com- Komisi Pemilihan Pemilu (KPU) Kota Jakarta Selatan melakukan Pemuktahiran Data Pemilih di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta, Selasa 28/2.
Kegiatan dipimpin langsung oleh Ketua KPU Jakarta Selatan Agus Sudono, di LPKA yang berlokasi di Komplek Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Republik Indonesia di Jalan Raya Gandul, Cinere.
Dalam kunjungan tersebut, Kepala LPKA Medi Oktafiansyah menyampaikan beberapa kondisi yang menyebabkan perlunya dibentuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Tempat Pemungutan Suara (TPS) Khusus di LPKA Kelas II Jakarta bagi para anak binaan yang berusia 17 tahun serta para petugas di lokasi.
Secara Geografis LPKA kelas II ini berada di Wilayah Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa DKI meskipun akses masuk melalui jalan milik BPSDM RI yang terletak di Wilayah Depok, Jawa Barat. Dengan demikian pelaksanaan Pemungutan Suara TPS khusus nantinya akan dilakukan di bawah Supervisi KPU Jakarta Selatan.
Menyikapi hal tersebut, Agus Sudono memberikan arahan kepada Tim Sekretariat KPU Jaksel serta anggota PPK Jagakarsa dan PPS Kelurahan untuk melakukan koordinasi lebih lanjut dengan tim LPKA Kelas II Jakarta dalam rangka melengkapi kebutuhan administrasi dan usulan ke KPU RI serta persiapan selanjutnya.
Sebelumnya Agus Sudono juga melakukan silaturrahmi dengan Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) di kantorya, kawasan
Antasari Jaksel. Dalam silaturrahmi tersebut Agus mengatakan, wilayah administrasi Jakarta Selatan paling banyak memiliki apartemen, dibanding wilayah lain di DKI.
Ia mengatakan, petugasnya mempunyai kesulitan dalam mencocokkan data (Coklit) di apartemen-apartemen. Padahal jumlah apartemen di Jakarta Selatan mencapai 150 buah. Makanya ia pun kemudian akan membuat posko khusus di sejumlah apartemen yang susah ditembus.
Dikatakan, Coklit di wilayahnya sudah mencapai 50%. Coklit akan berakhir pada tanggal 14 Maret 2023. Sementara jumlah pemilik hak suara sekitar 1,7 juta orang. Nanti mereka akan mencoblos di 6704 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tingkat partisipasi pemilih tahun lalu 82%, jauh di atas rata-rata nasional. Tahun ini diharapkan lebih tinggi dari itu.
“Pengalaman pada pemilu 2019 lalu. Penghuni apartemen susah dicocokkan datanya. Tapi kalau tidak mendapatkan undangan mencoblos, mereka paling kencang berteriak,” tambah Agus lagi.
Sementara itu Ketua Umum PJMI Ismail Lutan mengatakan, audiensi dengan KPU Jakarta Selatan merupakan rangkain dari audiensi serupa ke seluruh stakeholder penyelenggara Pemilu, di Jakarta.
“Kita tidak hanya menjambangi KPU Jakarta Selatan tapi juga Bawaslu, Partai Politiik peserta pemilu dan tokoh-tokoh (Icalon) yang akan ikut berlaga pada Pemilu 2024. Gunanya, antara lain, untuk mendapatkan informasi akurat dari tangan pertama,” tutur Ismail Lutan.
Ditambahkan Ismail, PJMI berharap Pemilu berjalan sukses sehingga dapat melahirkan pemimpin terbaik bangsa. Baik di legislatif maupun eksekutif.
“Salah satu momok Pemilu adalah berita hoaks. Sekarang masyarakat lebih cenderung menerima informasi yang sudah digoreng-goreng di medsos, ketimbang berita yang akurat dari tangan pertama (A-1). Ini tentu tidak sehat. PJMI ingin meluruskan hal itu dan tidak ingin terlibat dalam memproduksi dan menyebarkan berita hoaks tersebut,” tambahnya.***(aboe/pp/wdh)
LEAVE A REPLY