Home Polkam KH Ahmad Syaikhu : Tidak Benar PKS Lelah Menjadi Partai Oposisi

KH Ahmad Syaikhu : Tidak Benar PKS Lelah Menjadi Partai Oposisi

Sillaturrahmi dengan Al Jam’iyatul Washliyah

1,122
0
SHARE
KH Ahmad Syaikhu : Tidak Benar PKS Lelah Menjadi Partai Oposisi

Keterangan Gambar : Presiden PKS KH Ahmad Syaiku (3 dari kiri) menerima cendera mata dari Ketua Umum Alwashliyah KH DR. Masyhuril Khamis SH, saat bersilaturrahmi di kantor Al Washliyah. (foto faisal)

KH Ahmad Syaikhu: Tidak Benar PKS Lelah Menjadi Partai Oposisi

Sillaturrahmi dengan  Al Jam’iyatul Washliyah

Jakarta, parahyangan-post.com-Pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2022 yang lalu, kantor Pengurus Besar Ormas Islam Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah) didatangi oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Akhmad Syaikhu dan tim internal  DPP PKS lainnya, antara lain bendahara umum, ketua bidang dakwah, dan beberapa ketua bidang.

Sementara dari pihak Al Washliyah sendiri dihadiri oleh Ketua umum dan Sekjen, bendahara umum, ketua majelis Pendidikan, dan beberapa anggota internal lainnya.

Dalam sambutan awalnya, Ketua Umum Al Washliyah Dr. KH. Masyhuril Khamis mengatakan bahwa  kondisi keumatan saat ini memang sedang berada di dalam suasana kegamangan dalam mencari figur pemimpin bangsa. Artinya, ketika umat menginginkan seorang figure pemimpin,  tetapi jika ternyata figure pemimpin tersebut tidak diajukan melalui mekanisme kepartaian dalam kaitannya dengan pemilihan umum, maka figur pemimpin pilihan yang notabene memang diinginkan umat secara defacto tersebut tidak akan dapat menduduki kursi kepemimpinan utama, yaitu kursi Presiden.

Selain itu, Kyai Masyhuril juga mengatakan bahwa Al Washliyah dan PKS pada dasarnya mempunyai kesamaan pergerakan organisasi, yaitu sama-sama bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan.  Jadi menyambut PKS sama juga dengan menyambut keluarga sendiri, menurut beliau.

“Al Washliyah dan PKS pada dasarnya mempunyai kesamaan visi, yaitu menjadikan Islam yang rahmatan lil alamiin. Maka dari itu untuk kedepannya kedua organisasi ini sesungguhnya dapat mengembangkan kerjasama yang lebih mendalam di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan lainnya” tutur Kyai Masyhuril.

Dalam kesempatan itu pula, Presiden PKS Akhmad Syaikhu yang membuka sambutannya dengan membicarakan suasana perpolitikan yang sedang hangat saat ini, menepis anggapan yang sedang mengemuka di masyarakat tentang lelahnya PKS menjadi partai oposisi di pemerintahan selama ini.

“Pernyataan bahwa PKS lelah menjadi partai oposisi tersebut sebenarnya hanyalah pernyataan Sekjen PKS sendiri yang bertujuan untuk memotivasi internal partai untuk bergerak dan berjuang lebih keras dalam menghadapi pemilu 2024 yang akan datang, sehingga partai akan mendapatkan jumlah kursi yang maksimal di DPR, DPRD, dan DPD, sehingga partai dapat masuk ikut ke dalam pemerintahan. Jadi itu bukanlah pernyataan resmi dari DPP PKS,” tutur ustadz Syaikhu, panggilan akrab beliau.  

Dan ketika H.J. Faisal, salahseorang peserta dialog yang menanyakan perihal isu yang berkembang tentang kerenggangan yang terjadi antara Presiden PKS dan Sekjennya, Aboe Bakar Al-Habsyi, atau yang biasa disapa Ustadz Aboe,  Ustadz Syaikhu juga menepis anggapan kerenggangan hubungan antara dirinya dengan Sekjennya tersebut.

“Hubungan kami baik-baik saja, tidak ada kerenggangan yang terjadi” jawab Ustadz Syaikhu.

Beberapa hal lain yang menguak di dalam pertemuan sillaturahmi tersebut adalah mengenai bagaimana usaha PKS di dalam membangun stigma positif perpolitikan di Indonesia saat ini. Hal ini bertujuan agar masyarakat Indonesia memahami bahwa politik sesungguhnya dapat menjadi jalan bagi kemaslahatan kehidupan rakyat.

Ustadz Syaikhu juga menuturkan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, saat ini PKS sebenarnya sedang melakukan Judicial Review (Peninjauan ulang secara hukum) ke Mahkamah Konstitusi terhadap permasalahan Presidential Tresshold (PT) sebesar 20%.

PKS ingin agar jumlah presentase PT tersebut setidaknya dapat dikurangi, meskipun tidak dihilangkan sama sekali, agar rakyat lebih mempunyai keleluasaan di dalam memilih calon presiden negara ini.

Selain itu, Ustadz Syaikhu juga mengatakan bahwa usaha lain yang sedang dilakukan oleh PKS di dalam membangun stigma perpolitikan Indonesia saat ini adalah dengan menjalankan politik yang berdasarkan kepada pemberdayaan masyarakat.

Hal ini dapat dicontohkan dari apa yang dialami oleh Nur Agis Aulia, anggota DPRD Serang, Banten.

“Nur Agis Aulia ini adalah seorang anak muda yang mempunyai pemikiran bagaimana mengembangkan sumber daya pertanian yang ada di kampungnya untuk diberdayakan bersama masyarakat sekitarnya, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya.”

“Dan setelah beliau membuktikan hasil kerja nyatanya untuk masyarakat, maka secara otomatis masyarakat pun dengan sukarela memilih Nur Agis Aulia menjadi wakil mereka di DPRD, tanpa harus mengeluarkan uang untuk ‘membeli’ suara mereka.”

“Inilah contoh perpolitikan yang harus dikembangkan di Indonesia saat ini. Politik yang mendidik.” tutur Ustadz Syaikhu.

Sementara itu ketika ditanya tentang penentuan calon Presiden RI 2024, Ustadz Syaikhu menjawab bahwa PKS saat ini lebih berkonsentrasi kepada koalisi antar sesama partai terlebih dahulu, baru setelah koalisi terbentuk, bisa sama-sama menentukan siapa calon Presiden yang akan diusung kelak.

“Karena saat ini suasana politik masih sangat cair dan kondisi perpolitikan yang masih saling mengunci, serta komunikasi antar partai yang masih malu-malu, maka kami akan menggunakan kesempatan ini untuk bebas memilih koalisi dengan partai lain terlebih dahulu, baru mementukan siapa calon yang akan kami usung” jelas Ustadz Syaikhu. 

“Dan meskipun saat ini kami adalah partai oposisi pemerintah, namun sesungguhnya banyak partai lain juga yang ingin menjalin koalisi dengan PKS saat menjelang Pemilu 2024 ini” tambahnya.

Setelah Al Washliyah dan PKS berdialog dengan penuh keakraban selama lebih kurang 2 jam, akhirnya acara dialog dan sillaturrahmi tersebut ditutup dengan acara beramahtamah, dan sholat maghrib berjamaah.***(pp/H. J. Faisal)