Keterangan Gambar : Rissa Churria, Pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM)
Oleh : Rissa Churria
Pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM)
Jakarta Content Week 2024, yang berlangsung dengan gemilang di ibu kota Indonesia, menjadi ajang penting bagi para pecinta sastra, budaya, dan industri kreatif.
Acara ini tidak hanya menjadi tempat bertemunya ide-ide segar dari para penulis, penerbit, dan seniman, tetapi juga menjadi wadah diskusi tentang bagaimana menghubungkan festival kota dan gerakan sastra di kawasan Asia Tenggara.
Menyatukan Ragam Budaya dan Sastra
Salah satu pembahasan utama dalam Jakarta Content Week 2024 adalah upaya kolaboratif untuk menyatukan ragam budaya dan sastra di Asia Tenggara melalui festival-festival kota.
Kawasan Asia Tenggara, dengan kekayaan budaya dan tradisinya, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat sastra dan seni yang dinamis. Namun, untuk mencapai potensi ini, diperlukan kerja sama lintas negara yang kuat, terutama dalam menggelar festival sastra yang dapat menarik perhatian dunia.
Jakarta Content Week 2024 menekankan pentingnya kota-kota besar di Asia Tenggara, seperti Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Manila, untuk tidak hanya menjadi tuan rumah acara sastra tetapi juga mengembangkan festival-festival ini menjadi platform yang mendukung gerakan sastra lokal dan regional.
Dengan demikian, festival kota dapat menjadi titik temu bagi para penulis, penerbit, dan pembaca dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Festival Kota sebagai Penghubung Gerakan Sastra
Festival kota memiliki peran penting dalam membentuk dan mengembangkan gerakan sastra di Asia Tenggara. Melalui festival, karya-karya sastra dari berbagai negara dapat diperkenalkan kepada audiens yang lebih luas, membuka peluang bagi para penulis untuk mendapatkan pengakuan di tingkat internasional.
Selain itu, festival juga dapat menjadi ajang pertukaran ide dan pengalaman antar penulis, yang dapat memperkaya karya sastra di kawasan ini.
Di Jakarta Content Week 2024, dibahas pula bagaimana festival kota dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menghubungkan gerakan sastra dengan isu-isu sosial dan politik yang relevan. Misalnya, melalui diskusi panel dan lokakarya, penulis dapat berbagi pandangan mereka tentang tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di Asia Tenggara, seperti isu-isu identitas, migrasi, dan perubahan iklim. Dengan demikian, festival kota tidak hanya menjadi ajang pameran karya sastra, tetapi juga sebagai platform untuk menyuarakan suara-suara dari Asia Tenggara.
Masa Depan Gerakan Sastra di Asia Tenggara
Jakarta Content Week 2024 memberikan wawasan yang berharga tentang masa depan gerakan sastra di Asia Tenggara. Untuk memperkuat gerakan ini, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga budaya, dan komunitas sastra. Investasi dalam pendidikan sastra, penerjemahan karya-karya sastra, dan promosi penulis-penulis muda juga menjadi kunci penting dalam mengembangkan gerakan sastra di kawasan ini.
Dengan semakin terhubungnya festival-festival kota di Asia Tenggara, diharapkan gerakan sastra di kawasan ini dapat terus tumbuh dan berkembang, membawa suara-suara dari Asia Tenggara ke panggung dunia. Jakarta Content Week 2024 telah membuktikan bahwa dengan kolaborasi dan komitmen bersama.
Asia Tenggara dapat menjadi pusat sastra yang berpengaruh dan berkelanjutan.(*)
-------------------------------------------------
Rissa Churria adalah pendidik, penyair, esais, pelukis, aktivis kemanusiaan, pemerhati masalah sosial budaya, pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), pengelola Rumah Baca Ceria (RBC) d Bekasi, anggota Penyair Perempuan Indonesia (PPI), saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat, sudah menerbitkan 7 buku kumpulan puisi tunggal, 1 buku antologi kontempelasi, serta lebih dari 100 antologi bersama dengan para penyair lainnya, baik Indonesia maupun mancanegara. Rissa Churria adalah anggota tim digital dan siber di bawah pimpinan Riri Satria, di mana tugasnya menganalisis aspek kebudayaan dan kemanusiaan dari dunia digital dan siber. (*)
LEAVE A REPLY