Home Edukasi Diskusi di Pondok Pesantrean Ataqwa, Pristac Bisa Jadi Alternatif Pendidikan SLTA Dimasa Depan

Diskusi di Pondok Pesantrean Ataqwa, Pristac Bisa Jadi Alternatif Pendidikan SLTA Dimasa Depan

1,752
0
SHARE
Diskusi di Pondok Pesantrean Ataqwa, Pristac Bisa Jadi Alternatif Pendidikan SLTA Dimasa Depan

DEPOK (Parahyangan-Post.com) – Bertempat di Pondok Pesantrean Attaqwa,Kawasan Ciloding, Depok,  Minggu (08/12) dilangsungkan diskusi public bertema Pendidikan Akhir Tahun 2019, dengan pembicara pimpinan dan pendiri Pesantren Attaqwa, Dr H Adian Husaini. 

Dalam penyampianya, Adian Husaini menyampaikan terkait, program Pristac yang menjadi program unggulan di pesantren Attaqwa. 

Menurut Adian Husaini, program Pristac yang sudah berjalan 3 angkatan ini, saat ini kondisi gedungnya sudah harus direhab. 

Ataqwa College merupakan Lembaga Pendidikan yang mengedepankan muatan aqidah, Syariah, ahlak serta kompetensi menjawab solusi tantangan zaman. 

Lebih lanjut Adian Husaini menyampaikan bahwa setahun lalu, di bulan Desember 2016, bersama Dr. Alwi Alatas, Dr. Muhammad Ardiansyah, dan lain-lain, Dr. Adian Husaini meluncurkan program pendidikan tingkat SMA bernama PRISTAC (Pesantren for the Study of Islamic Thought and Civilization). PRISTAC berada di bawah naungan Pesantren at-Taqwa Depok, dimana Dr. Adian menjadi pembinanya. Setelah hampir satu tahun berjalan, bagaimana perkembangan PRISTAC saat ini? Berikut ini wawancara wartapilihan.com dengan Dr. Adian Husaini, yang juga Ketua Program Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor. 

Adian: Prinsip dasarnya, usia SMA (15-18 tahun) adalah usia dewasa. Mereka bukan anak-anak lagi. Sehingga konsep pendidikannya adalah konsep pendidikan untuk orang dewasa. Di PRISTAC para santri kita latih untuk menjadi manusia yang mandiri; mandiri dalam pemikiran, mandiri dalam sikap, dan mandiri dalam kehidupan. Jadi, PRISTAC bukan sekedar pendidikan semacam pra-universitas. Para santri sudah dididik seperti mahasiswa: belajar mandiri, membaca buku, membuat resensi, menulis makalah, memberikan presentasi, mengajar, menghadiri diskusi dan seminar-seminar ilmiah, berwirausaha, dan sebagainya. 

Di PRISTAC kurikulum kami rancang sangat dinamis, mengikuti konsep keilmuan dalam Islam, yaitu mengajarkan ilmu-ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah secara proporsional. Kurikulum inti adalah adab dan ilmu-ilmu fardhu ain. Penguasaan ilmu-ilmu fardhu kifayah dilakukan secara proporsional berdasarkan potensi intelektual santri dan keperluan masyarakat. Proses pembelajaran bisa berubah, jika target-target kompetensi tertentu belum tercapai.

(mahdi/pp)