Keterangan Gambar : Kaus Bullying Kembali Terjadi di Bekasi, Jawa Barat (sumber foto : ist/pp)
BEKASI - Parahyangan Post – Sebuah insiden bullying kembali terjadi, berdasarkan video yang diterima tim redaksi media ini, bulying tersebut melibatkan anak - anak wanita dan diantara mereka ada yang masih mengenakan seragam sekolah. Berdasarkan penelusuran tim, kejadian tersebut di Lapangan Perumahan Poris, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, pada Jumat (07/06/2024).
Korban berinisial (FAP), diintimidasi oleh sekelompok anak-anak remaja wanita dari sekolah lain, saat dirinya sedang bermain di lapangan.
Menurut Erick selaku ayah korban, beberapa hari lalu, (MG) mengajak korban pergi bermain, namun dalam perjalanan pelaku yang lain sudah menunggu, dan di ajak ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sampai di TKP, pelaku berinisial (IC) langsung menampar korban dan pelaku (MG) juga ikut memukul korban, bahkan kejadian tersebeut berlanjut hingga pukul 19.00 WIB.
MG dan UC memukuli korban hingga menderita luka memar dan bengkak, kejadian tersebut direkam dan dividiokan oleh pelaku yang berinisial (NV) dan (UC). Kejadian ini sangat meresahkan warga sekitar dan menimbulkan kekhawatrian akan keselamatan anak-anak mereka.
FAP selaku korban saat ini masih mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
Sesuai dengan Pasal 80 UU Pd No.17 Tahun 2016 tentang kekerasan terhadap anak maka orang tua korban melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib pada Senin (10/6/2024) dan meminta agar pelaku dihukum seadil-adilnya.
Kasus bullying ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih memperhatikan anak-anak dan memastikan mereka aman dari segala bentuk kekerasan. Orang tua, guru, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas bullying bagi anak-anak.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah bullying : Meningkatkan kesadaran tentang bullying: Edukasi anak-anak tentang apa itu bullying, bagaimana cara menghindarinya, dan bagaimana cara melaporkannya.
Membuat lingkungan yang aman dan suportif: Ciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa aman dan nyaman untuk berbicara tentang apa pun yang mereka alami.
Melatih intervensi bullying: Guru dan staf sekolah harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda bullying dan bagaimana cara menanganinya dengan tepat.
Menerapkan kebijakan anti-bullying: Sekolah dan komunitas harus memiliki kebijakan yang jelas tentang bullying dan konsekuensinya. Mari kita bersama-sama ciptakan lingkungan yang aman dan bebas bullying bagi anak-anak.
Relawan Perlindungan Anak di Deklarasikan
Sementara itu, Relawan Perlindungan Anak dan Perempuan Pelita resmi dideklarasikan, Senin (10/6/2024). Relawan ini berisikan ibu-ibu dari sejumlah Posyandu di wilayah Kecamatan, Rawalumbu, Kota Bekasi.
Relawan ini digagas oleh calon legislatif terpilih DPRD Kota Bekasi, Adelia. Ia dan ibu-ibu Posyandu memang sengaja membentuk organisasi tersebut karena ingin menjadikan Bekasi sebagai kota ramah anak.
"Selama ini Bekasi disebut kota ramah anak, tapi faktanya tidak demikian. Makanya relawan ini kita bentuk agar Bekasi ini benar-benar menjadi kota ramah anak," kata Adelia, usai kegiatan deklarasi.
Adelia adalah caleg milenial dari Partai Golkar nomor urut 3 yang berhasil meraih suara tertinggi di dapil III (Bantargebang, Rawalumbu, Mustikajaya). Berdasarkan hasil pleno rekapitulasi suara, perolehan suara Adelia mencapai lebih dari 17.000.
Kepada wartawan ia menjelaskan, alasan organisasi bentukannya itu berisikan ibu-ibu Posyandu. Sebab, sejauh ini para ibu Posyandu setiap harinya bersinggungan langsung dengan masyarakat.
"Mereka ini kan bertemu dengan masyarakat, setiap bulan kan minimal mereka bertemu satu kali. Jadi mereka punya waktu yang cukup untuk menyampaikan apa yang sudah kita edukasi," kata dia.
Ia juga berharap, para ibu Posyandu bisa menjadi penyambung lidah organisasi relawan dengan masyarakat. Serta mengefektifkan kerja organisasi relawan.
"Harapanya mereka menjadi garda paling depan, yang akan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Memberikan edukasi dan juga pendampingan untuk anak dan perempuan," ujarnya.
Relawan yang Adelia bentuk itu juga menggandeng Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi. Tujuannya agar pergerakan relawan bisa lebih efektif.
(Bnd/PP)
LEAVE A REPLY