
Pencoblosan pemilu sudah diambang pintu. Tinggal menghitung hari, 14 Februari 2024 bakal tiba. Pemilu adalah pesta demokrasi lima tahun sekali.
Namun kegaduhan di sekujur tubuh demokrasi Indonesia semakin panas meradang.
Akhir-akhir ini banyak lontaran kritikan, pernyataan sikap yang disampaikan oleh sejumlah civitas akademika, para guru besar dari beberapa perguruan tinggi/universitas, bersatu padu menyampaikan sikap kritik, petisi untuk Presiden Joko Widodo ( Jokowi ). Para akademisi, guru besar menyampaikan kegelisahan, keresahan atas situasi politik yang berlangsung jelang pencoblosan 14 Februari 2024. Mereka menyebut Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) telah menyimpang dari koridor demokrasi dan menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan politik praktis. Dari guru besar salah satu universitas juga menyatakan tindakan yang tidak bisa di tolerir itu antaranya 'menggunakan' Mahkamah Konstitusi ( MK ) demi meloloskan putranya melaju dalam kontestasi politik, memperlihatkan keberpihakan pada salah satu calon tertentu. Kritikan keras juga datang dari pengamat politik UI, Presiden Jokowi mencoba membenarkan pelanggaran tersebut dengan dalih keabsahan konstitusi tanpa mempertimbangkan apakah tindakannya etis atau tidak. Padahal manuver ini sama artinya merusak prinsip dan nilai-nilai demokrasi. Bahkan bisa disebut pelanggaran etika yang luar biasa. Politik yang dipertontonkan Pak Jokowi adalah politik kotor, yang tidak ada etika sama sekali. Ujar pengamat politik dari UI.
Para akademisi, guru besar menyampaikan pernyataan sikap dan mendesak Presiden Jokowi untuk kembali menjadi teladan dalam etika dan praktek kenegarawanan dengan tidak memanfaatkan institusi kepresidenan untuk memenuhi kepentingan keluarga.
Menanggapi kritikan dan petisi dari para akademisi dan guru besar, Presiden Jokowi hanya menanggapi singkat, " Itu hak demokrasi yang harus kita hargai," ujarnya pada wartawan. Koordinator staf khusus presiden juga memberi tanggapan terhadap pernyataan sikap, kritik dari para guru besar. Staf khusus presiden Jokowi menyebut bahwa di tahun politik apalagi jelang pemilu, pertarungan opini pasti terjadi, tapi akhir-akhir ini, katanya ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. ( Dikutip dari berbagai sumber ).
Tentu kita bersyukur, apa yang disampaikan para akademisi dan para guru besar, termasuk bagian dari upaya amar ma'ruf nahi munkar, untuk saling mengingatkan agar iklim demokrasi di Indondesia dapat tumbuh berkembang dengan sehat.
Allah swt ( Tuhan Yang Maha Pencipta ) berfirman:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ( QS - Surat Al'Ashr ayat 1-3 ).
Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh ( berbuat ) yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. ( QS - Surat Ali 'Imran ayat 104 )
Pastikan pemilu berjalan damai, Jujur adil ( Jurdil ). KPU, BAWASLU, dan DKPP selaku penyelenggara pemilu dapat bekerja profesional, independen, dan transparan, adil, jujur, dan tidak berpihak.
LEAVE A REPLY