Keterangan Gambar : Malam Pembukaan pameran PARADOCS di Balai Budaya, Jl. Gereja Theresia, Jakarta Pusat. (foto munadi_)
Jakarta, parahyangan-post.com-Perupa Jakarta yang tergabung dalam Kelompok-organisasi ( Perupa Jakarta Raya / Peruja ) dan perupa alumni lulusan FSRD-IKJ, menggelar Pameran PARADOCS di Balai Budaya, Jl. Gereja Theresia 47, Menteng, Jakarta Pusat. Pameran berlangsung 7-19 Oktober 2024.
Pembukaan, sekaligus persemian berlangsung 7 Oktober 2024, mulai jam 16.00 WIB. Dihadiri sejumlah seniman, budayawan, pelukis dan perupa yang berdomisili di sekitar Jabodetabek.
Pembukaan dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Bapak Iwan Henry Wardana. Didampingi antara lain oleh Citra Smara Dewi S.Sn, M.Si ( sebagai Art Director pameran Paradocs ). Citra Smara Dewi pada tahun 1980an pernah belajar melukis di Sanggar Garajas Bulungan. Kemudian melanjutkan kuliah Seni Rupa di FSRD-IKJ. Citra sekarang dikenal sebagai pengajar di IKJ, dan juga kurator di Galeri Nasional Indonesia (Galnas).
Pameran ini dikuratori oleh Anna Sungkar S.Sn M.Sn dan Anindyo Widito M.Sn. Yang menarik dalam tajuk catatan kurator yang ditulis oleh Anna Sungkar,berkisar tentang bagai mana para pelukis-perupa Jabodetabek yang ikut dalam pameran Paradocs dapat memvisualisasikan tentang Kota Jakarta.
Dalam tulisan pengantar kuratorial, Anna Sungkar mengatakan, sejak abad 21 boleh dikatakan gaya, tema, ciri, dan media suatu karya kontemporer sudah mengalami globalisasi, sehingga sulit membedakan suatu karya berasal dari tempat atau asal negeri mana. Demikian juga yang terjadi di Indonesia.
"Kita tidak lagi dapat membedakan karya suatu madzhab tertentu, misalnya dahulu ada madzhab Bandung, Jogya, atau Jakarta. Tetapi sekarang tampilan karya di banyak kota akan mirip satu sama lain. Hal itu dapat kita lihat ketika kita berkunjung ke Art Fair, di mana karya menjadi seragam, sebagai representasi budaya pop. Jika ada yang membedakan adalah narasi karya tersebut yang terkait dengan situasi lokal yang dialami senimannya."
Lebih lanjut, Anna dalam catatan tulisannya di buku katalog, mengatakan, dalam pameran Paradocs ini beberapa karya dapat menarasikan situasi Jakarta dan penduduk sekitarnya.
Sementara dalam tulisan kuratorial yang di tulis oleh Anindyo Widito menjelaskan, Jakarta adalah sebuah paradoks raksasa, baik secara etimologi maupun sebagai para dokumen yang mencatat seluruh peristiwa yang terjadi di Jakarta selama ratusan tahun. Jakarta merupakan paradokumen yang sangat lengkap sejak berdiri pada tahun 1527 sampai sekarang. Dari segi kesejarahan, kultur, politik, budaya, dan lain lain, menciptakan fenomena urban yang semakin menguat setiap waktu.
Ketua Peruja, Rindy Atmoko, dalam catatan kata sambutan mengatakan, perkotaan sebagai ruang hidup dengan dinamika pembangunan yang sangat responsif, mampu menyulap lahan pertanian menjadi bangunan megah. Pembangunan yang digenjot seakan tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan manusianya. Sehingga terjadi Paradoks. Hal-hal inilah yang menjadi pemantik kegelisahan para seniman, dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi didalam berkarya. Pameran ini kerjasama dengan instansi terkait; Dinas Kebudayaan Pemda DKI Jakarta, Yayasan Seni Budaya Jakarta, FSRD-IKJ dan Peruja.
Peserta pameran; Agoes Salim, Akbar Linggaprana, Andi Suandi, Antoni Comvoor, Ar. Soedarto, Budi Karmanto DR, Budi P.M.Tobing, Cak Kandar, Chrsyhnanda Dwilaksana, Dick Syahrir, Djaroe, Eddy Kamal, Feriendas, Gogor Purwoko, Ireng Halimun, M.Hady Santoso, M.Sholeh, Mayek Prayitno, Munadi, Nadia Iskandar, Nuryanah, Purwanto Seno, Rindy Atmoko, RW Mulyadi, Sulan Lim, Sumarjo, Syahnagra Ismail, Syakieb Sungkar, Tantio Ajie Arianto, Teddy Murdianto, Tomy Faisal Alim, Yani Maryani, Yuli Riban, Zamrud Setya Negara.
Pelukis mural; Guntur & JongMerdeka, Charsilla, AleRumahSeni28, Sanja Pawarto, Lilik Subekti, Joko Saptono.
Dalam pameran yang berlangsung, telah diselenggarakan pula; workshop kramik, workshop grafis. Pada 12 Oktober 2024 diskusi seni rupa yang menghadirkan pembicara; Citra Smara Dewi, Aidil Usman, dan Syakieb Sungkar. Kegiatan workshop dan diskusi dihadiri ratusan pengunjung tamu undangan, seniman Jabodetabek, budayawan, dan perupa peserta pameran.
Pameran PARADOCS berlangsung: 7 - 19 Oktober 2024*** (Munadi)
(Penulis: Salah satu peserta pameran Paradocs )
LEAVE A REPLY