.jpg)
(Ubud, Parahyangan
Post) -- Ubud Writers & Readers Festival (UWRF)
akan digelar pada l23-27 Oktober 2019. Selain melangsungkan acara utama yang
dipusatkan di Ubud dan sekitarnya, UWRF juga menyelenggarakan program Satellite Events pada lima kota di Indonesia.
Satellite
Events akan digelar di Banten, Jakarta, Semarang, Banjarmasin, dan Berau.
Dikemas dalam belasan program dan menghadirkan sembilan pemateri termasuk para
pembicara festival. Satellite Events tahun ini bekerja sama dengan Kedutaan
Besar Amerika Serikat, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dan Pemerintah Kota
Semarang. Rangkaian acaranya akan dimulai pada tanggal 28 Oktober hingga 2
November mendatang. melalui Satellite Events. Acara ini digelar agar para
pencinta sastra, seni, budaya, hingga masyarakat yang peduli dengan isu-isu
global tetap dapat mendapatkan wawasan baru sebagaimana mereka yang dapat
menikmati perhelatan UWRF di Ubud.
Para Pembicara
Terence
Ward, seorang penulis, pembuat dokumenter, dan konsultan lintas budaya yang
telah menerima Award of Recognation for Enhancing Appreciation of Iranian
Culture dari Iranian Muslim Association of North America, akan ikut mengisi
empat sesi yang digelar di Jakarta dan Banten pada Senin (28/10/2019) hingga
Kamis (31/10/2019).
Salah
satu sesi yang melibatkan Terence Ward bertajuk A Book Club with Terence Ward
dijadwalkan pada Selasa (29/10/2019)di The Reading Room, Jakarta. Dalam sesi
yang akan melibatkan komunitas BACA. DENGAR. RASA. Terence akan berbagi kisah
hidupnya yang tak biasa, serta buku-bukunya. Sementara, sesi A Conversation
with Terence Wardpada Rabu (30/10/2019) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Bantenakan dimoderatori oleh Sakdiyah
Ma’ruf.
Di
Kalimantan, pada Selasa (29/10/2019), UWRF menggelar sesi New Home, New Hope di
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sesi ini juga
menghadirkan dua pembicara yang terlibat dalam UWRF 2019, yaitu Jenny Zhang dan
Cynthia Dewi Oka. Jenny Zhang lahir di Shanghai dan pindah ke New York City
sejak usia lima
tahun, sementara Cynthia Dewi Oka lahir dan besar di Bali, tetapi kini tinggal
di Philadelphia, Amerika Serikat. Kedua penulis berbakat tersebutakan membagi
pengalaman mereka menciptakan ‘rumah baru’ bagi karyanya.
Jenny
Zhang dan Cynthia Dewi Oka juga akan mengisi dua sesi lain yang tidak kalah
menarik. Dalam sesi Writing About Family and History, Jenny Zhang, penulis Sour
Heart yang berkisah mengenai komunitas imigran York City tahun 1990-an, akan
memandu peserta sesi dalam diskusi mengenai berbagai cara untuk merajut tema
keluarga dan sejarah dalam sebuah karya.
Dalam
sesi A Phoetic Sanctuary, penulis, penyair, sekaligus pegiat Cynthia Dewi Oka, berbagi
pengalamannyabekerjadengankomunitaspenyairmigran di Philadelphia.Kedua sesi
tersebut dijadwalkan di STIE MuhammadiyahTanjungRedeb, Berau, Kalimantan
TimurpadaKamis (31/10/2019). Dua Satellite Events UWRF yang digelar di Berau
ini juga akan melibatkan Pemerintah Kabupaten Berau dan Yakobi Bacarita atau
Yayasan Komunitas Belajar Indonesia.
Tahun
ini, UWRF berkesempatan menggelar sesi Satellite Events paling banyak di
Semarang. Enam sesi Satellite Events UWRF ini telah dikemas di berbagi lokasi
ikonik Semarang, yang kemudian dinamakan Semarang Writers’ Week 2019. Pada
Jumat (01/11/2019), digelar sesi Writing Can Change Everything di Gedung
Oudetrap, Kawasan Kota Lama, bersama Mirandi Riwoe, Carly Findlay, Valiant
Budi,dan penulis Semarang Handry TM. Dari memoar hingga fiksi, sastra telah memungkinkan
mereka menemukan hal-hal baru tentang diri mereka dan dunia. Peserta sesi
dipastikan dapat memetik pelajaran
berharga saat mereka berbagi mengenai bagaimana membaca dan menulis telah membentuk hidup mereka.
Masing-masing
dari pembicara tersebut juga akan berbagi kisahnya dalam menulis karya-karya
luar biasa mereka. Mirandi Riwoe akan mengisi sesi Writing The Fish Girl, yang
mana ia akan membawa peserta sesi ke belakang layar penulisan novelnya yang
luar biasa. The Fish Girl, yang mengisahkan gadis asal Indonesia yang pindah
dari desa nelayan kecil untuk bekerja di rumah pedagang Belanda. Sesi ini
dijadwalkan pada Jumat (01/11/2019) di Sam Poo Kong.
Masih
pada hari yang sama, Carly Findlay hadir dalam sesi Writing is Powerdi Gedung
Oudetrap, Kawasan Kota Lama. Penulis memoar Say Hello sekaligus pegiat peraih
penghargaan ini akan membeberkan hal-hal yang memotivasinya untuk membentuk
percakapan yang kita miliki mengenai disabilitas dan keberagaman penampilan.
Sementara
itu, Valiant Budi dijadwalkan untuk sesi Writing Workshop with Vabyo pada Sabtu
(02/11/2019) di Impala Space, Spiegel Buiding, Kawasan Kota Lama. Sebagai
penulis buku, lagu, dan naskah pemenang penghargaan, Valiant Budi akan berbagi
ilmunya untuk meningkatkan keterampilan menulis.
General
Manager UWRF, Kadek Purnami, juga akan berbagi ilmunya yang berharga dalam sesi
Creating a Literary Event di lokasi yang sama. Ia akan membahas kerja dibalik
layar Festival dan program tahunan Penulis Emerging Indonesia, serta berbagi
saran untuk menciptakan festival sastra sendiri.
“Kini
saatnya UWRF berbagi ilmu yang selama ini kami dapat dalam 16 tahun
penyelenggaraan Festival. Tentu saja, melalui program ini kami juga
inginmendengarkan saran dan masukan dari berbagai komunitas sastra di luar
Bali. Sungguh sangat indah apabila nantinya, semakin banyak tersebar
festival-festival sastra di berbagai pelosok nusantara”, ujar Kadek Purnami
dalam mengemukakan alasan di balik pembuatan sesi Creating Literary Event
tersebut.
Rangkaian
Satellite Events di Semarang akan diakhiri dengan sesi Menulis, Menulis, dan
Menulispada Sabtu (02/11/2019) di Gedung Oudetrap, Kawasan Kota Lama bersama
dengan Handry TM. Penulis dan Ketua Dewan Kesenian Semarang ini akan berbagi
rahasia menulis yang baik hingga seluk-beluk dunia kepenulisan di Semarang
maupun Indonesia.
Dihadirkan
di berbagai kota di Indonesia setiap tahunnya, Satellite Events UWRF diharapkan
dapat menjadi wadah bagi para pencinta sastra di seluruh pelosok negeri.
“Selain memberikan kesempatan bagi kami untuk bertemu dan membuka dialog
bersama komunitas dan sastrawan di luar pulau Bali. Kegiatan ini juga menjadi
satu kesempatan emas bagi para penulis Internasional yang kami datangkan untuk
menyelami lebih dalam lagi tentang sastra dan budaya di Indonesia,” ujar Gustra
Adnyana, Community Program Coordinator UWRF.
(Helmi/PP)
LEAVE A REPLY