Keterangan Gambar : Dari kiri ke kanan: Senior Information Specialist Embassy of the United States of America Indar Juniardi, Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia Emilda Martin dan Kepala Program TBC USAID Indoesia Bey Sonata (foto aboe)
Jakarta, parahyangan-post.com-Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) akan memberikan bantuan senilai 1,5 juta dolar AS kepada Indonesia guna menanggulangi penyakit TBC. Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia Emilda Martin, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 25/3.
“USAID telah mengumumkan rencana untuk memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia,senilai 1.523.235 dolar AS,” tutur Emi di hadapan pers.
Ikut mendampingi Emi dalam memberi keterangan Senior Information Specialist Embassy of the United States of America Indar Juniardi, Kepala Program TBC USAID Indoesia Bey Sonata dan Press Attache Embassy of the USA Michael D. Quinlan.
Ditambahkan Emi, pemberian bantuan tersebut merupakan satu langkah kunci dalam mempercepat akses terhadap pengobatan preventif di Indonesia dalam melawan penyebaran tuberkulosis (TBC).
Dalam project ini, Emi melanjutkan, pihaknya bekerjasama dengan sejumlah rumah sakit swasta yang mempunyai jaringan luas di Indonesia. Seperti rumah sakit-rumah sakit yang dimiliki Ormas Islam terbesar Indonesia, Muhammadiyah.
“Kami bersyukur sejumlah rumah sakit yang mempunyai jaringan luas di Indonesia seperti Muhammadiyah, mau bekerjasama dengan kami dalam menanggulangi TBC di Indonesia,” tambah Emi.
Ketika ditanya wartawan, apakah dalam project ini pihaknya bisa juga berkejasama dengan ormas lain seperti NU yang mempunyai massa cukup banyak, dan organisasi-organisasi akar rumput di tingkat paling bawah.
Emi mengatakan, pihaknya sangat terbuka untuk bekerjasama dengan pihak mana pun, sepanjang untuk mencapai tujuan menyukseskan project.
Sebelumnya, berdasarkan rilis yang diterima parahyangan-post, USAID menyampaikan, melalui progam ini, Indonesia menjadi salah satu dari 11 negara yang menerima obat pencegahan TBC sebagai bagian dari komitmen USAID untuk memperluas upaya pencegahan dan mengakhiri TBC secara global. Indonesia mempunyai beban TBC tertinggi kedua di dunia, dengan perkiraan 1.060.000 kasus baru dan 134.000 kematian setiap tahunnya. USAID akan bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan untuk mendistribusikan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa ini.
“Amerika Serikat, melalui USAID, bangga dapat bermitra dengan Kementrian Kesehatan Indonesia untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia, termasuk melawan tuberkulosis”, demikian disampaikan Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen.
”Bantuan kami untuk pengobatan pencegahan TBC semakin menunjukkan dalamnya kemitraan kami, saat kita terus bekerja sama untuk menyelamatkan nyawa dan mengeliminasi TBC di Indonesia pada 2030.”
3HP adalah panduan obat TPT jangka pendek yang disetujui oleh WHO. Obat ini menggabungkan Isoniazid (H) dosis tinggi dan rifapentine (P) dosis tinggi dan diberikan satu kali seminggu selama tiga bulan. Obat TPT dengan 3HP yang berjangka pendek dikaitkan dengan kepatuhan, tingkat penuntasan pengobatan,dan hasil yang lebih baik.Mengonsumsi paduan obat ini meningkatkan kemungkinan tuntasnya pengobatan hingga tiga kali lipat, sehingga memberikan hasil yang lebih baik dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Pengobatan yang lebih pendek mengurangi beban sistem pelayanan kesehatan dan meningkatkan efektivitas alokasi sumber daya. Pengobatan ini menjadi hemat biaya terkait lebih efesiennya pemanfaatan pelayanan kesehatan dan meningkatkan hasil pengobatan pada pasien. Donasi 3HP akan secara signifikan memajukan Strategi TBC Global USAID (2023-2030) dan pencapaian kerangka hasil pencegahan 90-90-90+, yaitu memulai 30 juta kontak TPT di 24 negara prioritas TBC USAID pada tahun 2030.
“Sebagai donor bilateral terbesar di dunia yang memimpin upaya untuk mengahiri TBC, USAID telah memberikan bantuan senilai 4,7 miliar dolar AS untuk memerangi TBC secara global sejak tahun 2000, dan bersama dengan mitra kami, hingga saat ini, telah menyelamatkan lebih dari 75 juta jiwa.,” bunyi rilis tersebut.*** (aboe/pp)
LEAVE A REPLY