Home Nusantara Tiket Rp.0 Pada Hari Idul Adha 1439 H

Tiket Rp.0 Pada Hari Idul Adha 1439 H

1,823
0
SHARE
Tiket Rp.0 Pada Hari Idul Adha 1439 H
JAKARTA, Parahyangan-post.com - Untuk kedua kali nya warga Jakarta menikmati Gratis Rp.0 naik Bus Trans Jakarta. Pertama, 17,18,dan 19 Agustus 2018. Dan kedua, pada Rabu (22/8) saat umat Islam di tanah air merayakan Idul Adha 1439 H atau bertepatan tanggal 22 Agustus 2018.

Patut disyukuri bersama, Jumat (17/8/1945) pada saat Ramadhan 1366 H Kemerdekaan Republik Indonesia diraih oleh bangsa Indonesia. "Itu semua berkah Rahmat Allah SWT yang melimpahkan segala mahakasih dan mahasayangNya kepada kita semua," kata Ketua Bidang Tenaga Kerja, Tani dan Nelayan MKGR Suta Widhya SH, Rabu(22/8) pagi di Jakarta saat menunggu Trans Jakarta beroperasi pukul 9 pagi di shelter Slipi Petamburan.

Menurut Suta lebih lanjut, umat Islam yang dalam fakta sejarah adalah kontributor terbesar dalam meraih Kemerdekaan Republik Indonesia patut diperhatikan oleh pemerintah.

"Mayoritas umat Islam berjasa paling besar di negeri ini, sehingga konsekuensi logis harus menerima manfaat terbesar dari Pemerintah yang ada sejak Kemerdekaan, hari ini, hingga masa depan. Jangan dilupakan itu, agar pemerintah tidak mekakukan kufur nikmat atau lupa sejarah." Tegas Suta.

Suta mengherani lambatnya Status Bencana Nasional ditetapkan oleh Pemerintah terhadap kondisi Gempa di NTB dan sekitarnya.

"Bila hanya alasan takut rugi, maka patut dipertanyakan orang yang mengatakan itu. Apakah yang bersangkutan pernah mendapat pendidikan Pancasila atau tidak? Tanya Suta keheranannya.

Menurut kader MKGR ini urusan kemanusiaan bukan diukur oleh nilai rupiah saja. Ia heran bila ada yanh mengatakan Indonesia bisa rugi karena menaikkan status bencana daerah menjadi bencana Nasional.

" Apakah yang mengatakan "rugi" masih ingin menjual kondisi NTB kepada pencinta Extreme Traveling atau wisata ekstrim? Sungguh patut diragukan yang bersangkutan soal pemahamannya terhadap nilai-nilai Pancasila. Untuk itu kamu berharap Lemhannas untuk menatar siapa pun yang diragukan kadar Pancasilais-nya." Tutup Suta.