Keterangan Gambar : Simposium Peneliti Jokowi II, Refleksi Fenomena Politik Jokowi (foto : ratman/pp)
JAKARTA (Parahyangan-Post.com ) - Lembaga diskusi Suropati Syandicate (SS) kembali menggelar Simposium Peneliti Jokowi di Jakarta. Simposium yang kedua kalinya ini diadakan di Perpustakaan Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (25/07).
Berbeda dengan simposium pertama April lalu, acara yang digagas oleh Arief Rosyid kali ini, mengangkat tema "Refleksi Fenomena Politik Jokowi". Para pembicara yang hadirpun lebih beragam, terdiri dari perwakilan akademisi, jurnalis hingga pihak Istana.
Mereka adalah penulis buku Jokowi, Eko Sulistyo, Pakar Ekonomi Politik, Fachri Ali, Peneliti Fenomena Jokowi, Andi Zulkarnain, dan Staf Khusus Presiden RI, Siti Ruhaini Dzulhayatin. Adapun moderator acara Pemred Majalah Tempo, Arif Zulkifli.
Direktur Suropati Syandicate, Sujahri menjelaskan, simposium ini diadakan agar masyarakat Indonesia, khususnya anak muda meneladani Jokowi dalam segala aspek. Seperti gaya kepemimpinannya yang selama ini dianggap hal baru dan unik di kancah perpolitikan Indonesia.
"Gaya kepemimpinan Jokowi yang bersifat turun ke bawah dan merangkul seluruh elemen patut dicontoh. Sesuatu yang mestinya menarik bagi milenial," kata Alumunus Magister Ilmu Politik UI ini.
Sujahri menambahkan simposium tersebut juga sebagai bentuk pembelajaran bagi para peneliti SS. "Beberapa peneliti SS juga merupakan pemerhati fenomena Jokowi bahkan meneliti sepak terjang beliau menjadi sebuah tesis," ujarnya.
Mereka adalah penulis buku Jokowi, Eko Sulistyo, Pakar Ekonomi Politik, Fachri Ali, Peneliti Fenomena Jokowi, Andi Zulkarnain, dan Staf Khusus Presiden RI, Siti Ruhaini Dzulhayatin. Adapun moderator acara Pemred Majalah Tempo, Arif Zulkifli.
Direktur Suropati Syandicate, Sujahri menjelaskan, simposium ini diadakan agar masyarakat Indonesia, khususnya anak muda meneladani Jokowi dalam segala aspek. Seperti gaya kepemimpinannya yang selama ini dianggap hal baru dan unik di kancah perpolitikan Indonesia.
"Gaya kepemimpinan Jokowi yang bersifat turun ke bawah dan merangkul seluruh elemen patut dicontoh. Sesuatu yang mestinya menarik bagi milenial," kata Alumunus Magister Ilmu Politik UI ini.
Sujahri menambahkan simposium tersebut juga sebagai bentuk pembelajaran bagi para peneliti SS. "Beberapa peneliti SS juga merupakan pemerhati fenomena Jokowi bahkan meneliti sepak terjang beliau menjadi sebuah tesis," ujarnya.
Pelembagaan Gaya Kepemimpinan Jokowi
Founder Suropati Syndicate, Arief Rosyid menjelaskan simposium Jokowi yang kedua ini, merupakan langkah awal bagi SS untuk merekan jejak kepemimpinan tokoh bangsa. Agar semangat dan visi kepemimpinan mereka tidak hilang bersama lengsernya ia dari jabatan publik.
Menurut Arief, presiden Jokowi pantas untuk ditempatkan sebagai bench mark gaya kepemimpinan modern bukan hanya di Indoneisa bahkan dunia. "Di antara pemimpin dunia, Presiden Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang gemar blusukan. Dia menerapkan street democracy dengan mendatangi langsung sumber masalah bukan malah menjauh,"jelas dia.
Arief mengaku sedang menyusun pendirian lembaga yang bakal menyimpan gagasan-gagasan tokoh bangsa, termasuk gaya kepemimpinan Jokowi. Lembaga ini nantinya akan mendorong perumusan kebijakan-kebijakan pro masyarakat miskin.
"Kami berharap kedepan bisa menginisiasi lembaga semacam Jokowi Institute atau Jokowi Center, yang fokus pada pelembagaan model kepemimpinan Pak Jokowi. Serta semua hal-hal baik yang pernah diletakan beliau terhadap bangsanya. Nilai-nilai kepemimpinan selama ini tidak boleh putus,"Jelas Mantan Ketua Umum PB HMI (2013-2015) ini, di sela-sela simposium.
(ratman/mahdi/pp)
Founder Suropati Syndicate, Arief Rosyid menjelaskan simposium Jokowi yang kedua ini, merupakan langkah awal bagi SS untuk merekan jejak kepemimpinan tokoh bangsa. Agar semangat dan visi kepemimpinan mereka tidak hilang bersama lengsernya ia dari jabatan publik.
Menurut Arief, presiden Jokowi pantas untuk ditempatkan sebagai bench mark gaya kepemimpinan modern bukan hanya di Indoneisa bahkan dunia. "Di antara pemimpin dunia, Presiden Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang gemar blusukan. Dia menerapkan street democracy dengan mendatangi langsung sumber masalah bukan malah menjauh,"jelas dia.
Arief mengaku sedang menyusun pendirian lembaga yang bakal menyimpan gagasan-gagasan tokoh bangsa, termasuk gaya kepemimpinan Jokowi. Lembaga ini nantinya akan mendorong perumusan kebijakan-kebijakan pro masyarakat miskin.
"Kami berharap kedepan bisa menginisiasi lembaga semacam Jokowi Institute atau Jokowi Center, yang fokus pada pelembagaan model kepemimpinan Pak Jokowi. Serta semua hal-hal baik yang pernah diletakan beliau terhadap bangsanya. Nilai-nilai kepemimpinan selama ini tidak boleh putus,"Jelas Mantan Ketua Umum PB HMI (2013-2015) ini, di sela-sela simposium.
(ratman/mahdi/pp)
LEAVE A REPLY