
Keterangan Gambar : Kampanye stop pelecehan seksual di halte bis Transjakarta.
PT Transjakarta Kampanyekan Stop Pelecehan Seksual
Pelanggan Diharap Berani Melapor
Jakarta, parahyangan-post. Meningkatnya kasus pelecehan seksual di ruang publik sangat memprihatinkan. Angkanya dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Terbanyak tahun 2019 yang mencapai 28 kasus. Sementara tahun 2022 (hingga Agustus) sudah tercatat sebanyak 9 buah
PT Transportasi Jakarta merasa terpanggil untuk ikut mencegahnya. Karena kasus tersebut juga terjadi di dalam bisnya. Angkutan umum milik Pemda DKI ini mengkampanyekan “Stop Pelecehan Seksual”
Peluncuran kegiatan dilakukan secara simbolis dengan pemberian pin kepada petugas di Halte Harmoni, Jakarta Pusat, Jumat (5/8).
Hadir Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Kepala Bidang Pelayanan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Yayat Sudrajat, Direktur Operasional dan Keselamatan Yoga Adiwinarto serta Direktur Pelayanan dan Pengembangan Transjakarta Muhammad Izzul Waro.
Kepala Dinas Pehubungan DKI Syafrin Liputo sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh PT Transjakarta. Ia menilai PT Transjakarta terdepan dalam pencegahan pelecehan seksusal di ruang publik.
“Saya sangat mengapresi yang dilakukan PT Transjakarta ini karena kasus pelecehan seksual di ruang publik sudah meresahkan. Kami berharap instansi-instansi dan BUMD lain di Pemda DKI juga melakukan hal yang sama,” tutur Liputo saat memberi sambutan.
Sementara Direktur Operasional dan Keselamatan Yoga Adiwinarto mengatakan PT Transportasi Jakarta secara tegas menolak adanya tindakan pelecehan seksual di sektor transportasi public. Untuk itulah pihaknya mencanangkan Gerakan ‘Stop Pelecehan
Seksual’.
“Kegiatan ini diperkuat dengan hastag #TJEGAHBERSAMA #BeraniLapor melalui telpon di nomor 1500-102 dan DM melalui akun media sosial resmi Twitter @PT_Transjakarta,” tuturnya.
Sedangkan Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor menghimbau hendaknya masyarakat (pelanggan Bus Transjakarta-red) berani melapokan setiap pelecehan seksual yang terjadi. Baik yang menjadi korban atau pun yang melihat.
“Tentunya dengan informasi lengkap. Identitas pelapor, jam dan hari kejadian, nomer bus, serta halte, kami dapat mengambil data dari CCTV yang tersedia di dalam bus. Dan kami menjamin keamanan dan kerahasiaan pelapor.” ujar Anang
Pengoperasian kembali bus pink khusus wanita serta penambahan 1.801 Petugas Layanan Operasi, lanjut Anang, adalah bagian dari langkah untuk memperkuat pelayanan termasuk meminimalkan insiden pelecehan seksual.
“Mari saling jaga sehingga pelecehan seksual transportasi publik segera dapat dihilangkan. Aku,
kamu, kita mari #Tjegahbersama,” imbuhnya.*** (aboe/pp)
LEAVE A REPLY