Keterangan Gambar : Ketua Umum DMI Jusf Kalla saat memberikan sambutan pada silatrurrahmi dengan sejumlah duta besar dan perwakilan negara sahabat di Jakarta (foto anthony)
PESAN DAMAI DARI MASJID
DMI Akan Menata Penggunaan Pengeras Suara Azan agar Kedengaran Indah
Jakarta, parahyangan-post.com- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) H.M Jusuf Kalla menerima kunjungan sejumlah duta besar dan perwakilan negara-negara sahabat di ruang pertemuan Pimpinan Pusat DMI di Jakarta, Rabu (22/6).
Dalam sambutannya berjudul “Peace Message from the Indonesian Mosques to the World” untuk menandai Milad DMI ke-50, JK mengatakan ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana memimpin DMI yang merupakan organisasi payung dari lebih 800.000 masjid di seluruh Indonesia. PP DMI telah bekerja mempromosikan peran masjid memperbaiki sosio-ekonomi komunitas dengan visi “Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid”.
Hadir dalam acara itu antara lain dua Wakil Ketua Umum PP DMI Komjen Pol (Purn) Syafruddin dan KH Farid Masdar Mas’udi, Duta Besar Kesultanan Oman selaku Dean of Diplomatic Corps of Islamic Countries Nazar bin Ali Julanda bin Majid Al Said dan para duta besar atau wakil kedutaan.
PP DMI menyelenggarakan acara silaturahim bertujuan selain untuk lebih memperkenalkan DMI juga untuk membuka jalan meningkatkan kerjasama bagi kemakmuran masjid di seluruh dunia. Prioritas yang diundang adalah duta besar negara anggota OKI dan ASEAN di Jakarta. Acara silaturahim merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Milad ke- 50 tahun DMI dengan puncak acara pada tanggal 27 Juni 2022 di Gedung PP DMI, Jakarta, dan penyerahan DMI Award. Sebagai rangkaian acara, PP DMI menyelenggarakan Musabaqoh Adzan pada 17 Juni 2022 di Masjid Istiqlal dan akan mengadakan konferensi Masyarakat Masjid ASEAN pada 20 Juli nanti.
Lebih jauh Jusuf Kalla, yang juga Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, mengatakan Raja Salman dari Arab Saudi, yang pernah berkunjung ke Indonesia pada Maret 2018, terkejut mendengar kabar tentang jumlah masjid yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan jumlah yang besar, JK mengimbau kehadiran ribuan masjid dapat mendorong masyarakat agar menjadi lebih baik.
Menurut JK, di Indonesia berlaku lima hari kerja mulai Senin hingga Jumat dan dua hari libur yakni Sabtu dan Ahad.
“Dampaknya sholat Jumat berlangsung pada hari kerja. Konsekuensinya masjid ada dimana-mana, di kantor, di sekolah, di SPBU. Ini berbeda dari negara-negara Islam lainnya yang pada setiap Jumat sebagai hari libur kerja,” ujarnya.
Selain itu 90 persen masjid di Indonesia milik masyarakat sehingga independen. Hanya 10 persen yang jadi milik pemerintah. Masjid-masjid itu menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pelatihan bagi para juru dakwah (dai) dan para jamaahnya. JK mengajak masjid-masjid untuk dijadikan pusat pendidikan di samping pusat dakwah seperti Masjid Al Azhar di Kebayoran, Jakarta Selatan.
Di Jakarta sendiri terdapat 6.000 masjid. Suara adzan dari masjid-masjid itu berkumandang pada saat bersamaan. Menurut JK, suara adzan dari masjid-masjid yang berdekatan harus diatur sedemikian rupa agar terdengar indah, syahdu dan tidak saling bertabrakan. Nusa Tenggara Barat (NTB) juga memiliki jumlah masjid yang relatif banyak dan kotanya dijuluki 1.000 masjid. “Perlu ada aturan tentang penataan speaker masjid yang baik,” ujarnya.
Terkait dengan program DMI, dia mengatakan organisasi ini memiliki program-program unggulan mulai dari penanganan sound system masjid, program bersih masjid, program kesehatan berbasis masjid, program khusus untuk membuat arsitektur masjid. “DMI menggandeng sejumlah pihak untuk mewujudkan masjid bersih dan sehat, bekerja sama dengan konsultan arsitektur masjid yang baik.” Terkait dengan akustik masjid, JK mengatakan 70 persen kegiatan ummat di masjid ialah mendengarkan khutbah, ceramah, pengumuman penting. “Jadi akustik masjid-masjid penting,” ujarnya.
Pada bagian lain dia mengatakan banyak imam masjid asal Indonesia saat ini bekerja di negara-negara Arab dan di kawasan Timur Tengah. Di masa lalu banyak imam dari negara-negara Arab, Timteng yang berdakwah untuk mensiarkan Islam di Indonesia. Negara-negara Arab dan Timteng memiliki hubungan erat dengan umat Islam di Indonesia.
Rabithah al-Alam al Islami saat ini sedang bekerja sama dengan DMI untuk membangun museum sejarah Nabi Muhammad SAW dan membangun Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang menyediakan beasiswa bagi mahasiswa dari berbagai negara untuk kuliah di perguruan tinggi itu.***( pp/aboe/rls)
LEAVE A REPLY