Oleh : Ratman Aspari
Kegiatan Jumantik, juru pemantau jentik, yaitu anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes Aegypti di lingkunganya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan masyarakat menghadapi Demam Berdarah Dengue (DBD).
Para kader Jumantik ini banyak dilakukan oleh kaum ibu, mereka bertugas secara rutin, mendatangi setiap rumah untuk mengecek keberadaan bak mandi atau tempat penampungan air lainnya, dan memastikan tidak ada jentik atau anak nyamuk penyebar DBD, serta memberikan saran dan mengingatkan kepada masing-masing pemilik rumah yang di kunjungi, untuk selalu menjaga kebersihan lingkunganya. Sungguh mulia tugas mereka.
Nah, ditengah Pandemi Covid 19 saat ini, kegiatan para kader Jumantik disebagaian RT/RW, Kelurahan mungkin saja terhenti, karena berbagai alas an, terutama untuk patuh pada protokol kesehatan, seperti jaga jarak, tetap dirumah saja dan juga berbagai kendala lainnya.
Namun tidak demikian, dengan kegiatan para kader Jumantik di lingkungan kami tinggal, di Kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dan ini sengaja dituliskan, agar menjadikan inspirasi bagi para kader Jumantik dan bisa jadi contoh bagi para Ketua RT/RW di daerah lain.
Para Kader Jumantik, yang anggotanya ibu-ibu, begitu kreatif, mereka melakukan terobosan, sehingga di tengah Pandemi Covid-19 seperti saat ini, kegiatan tersebut bisa tetap jalan, dan aturan protocol Kesehatan yang ada tetap bisa dijalankan dan terpenuhi.
Langkah pertama, mereka menggunakan teknologi dan media social, dibuatlah WA Group satu RT, mereka menamakannya "Program Jumantik Mandiri.".
Setiap keluarga (KK), wajib melaporkan hasil menguras bak mandi, dan bersih bersih lingkungan lainnya yang ada di rumahnya. Hasilnya di posting di WA Group dan melaporkan kondisi keberadaan jentiknya. Kalau ada indikasi jentik maka dilaporkan "positif", dan sebaliknya kalau tidak ditemukan jentik nyamuk berarti "negatif", kegiatan ini wajib dilaporkan seminggu sekali di WA Group tersebut.
Sehingga setiap minggu, biasanya hari Sabtu sudah ada daftar dari masing-masing KK yang ada di RT tersebut, melaporkannya, nama (KK), dan diberikan keterangan, untuk kondisi negatif (-), dan untuk kondisi positif ( + ).
Selanjutnya, petugas yang menjadi Koordinator, Jumantik di RT tersebut akan membuat list, sesuai dengan data yang sudah dilaporkan oleh masing-masing keluarga (KK), sehingga ketika ada warganya yang belum melaporkan, secara otomatis dapat segera diketahuinya dan di-ingatkan terus melalui WA Group tersebut, mungkin yang bersangkutan belum sempat atau sedang berpergian keluar kota, tetapi yang terpenting ada informasinya.
Data-data hasil pengecekan secara mandiri tersebut selanjutnya oleh koordinator Kader Jumantik, dilaporkan kepada ketua RT setempat dan diteruskan kepada RW serta tingak Keluarahan, untuk dibuat laporan berkala.
Tidak berhenti disitu, setiap akhir pekan sekali, para ibu ibu Kader Jumantik, berkeliling dari rumah ke rumah warga, menggunakan pengeras suara (dan tetap menjalankan protoko Kesehatan yang ada), selain untuk mengingatkan tentang kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), menjaga kebersihan lingkungan dan 3M Plus yaitu, Menguras, Menutup dan Mendaur Ulang serta Menghindari gigitan nyamuk.
Juga mengingatkan warga masyarakat tentang pentingnya menjaga jarak, pakai masker, selalu cuci tangan dan edukasi lainnya, sesuai protokol yang ada dalam menghadapi Pandemi Caovid-19.
Dan ternyata kiprah dan peran kaum emak-emak yang tergabung dalam Kader Jumantik, di wilayah kami tinggal, seperti ini cukup efektif. Hasilnya kelurahan kami dan juga kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, tidak termasuk dalam daftar 66 RW di DKI Jakarta yang masuk zona merah yang sempat dirillis Pemprov DKI Jakarta.
Sosialisasi dan mitigasi terkait kebencanaan, kebersihan lingkungan dan kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Covid-19, ala emak-emak seperti ini, ternyata sangat efektif, berjalan tanpa melanggar protokol yang telah ditetapkan dalam rangka penanganan Covid-19. Bisa berjalan berkat adanya kesadaran yang timbul dari diri masing masing warga masyarakat, bukan karena keterpaksaan.
Semua ini dibutuhkan, kesadaran, dukungan dan kerjasama dari semua pihak, baik seluruh perangkat ditingkat RT dan elemen warga masyarakat.
Kalisari, 08 Juni 2020
LEAVE A REPLY