
Keterangan Gambar : Bang Dai dan Pelawak Tarsan saat acara milad ke 47 Pesantren Khusus Yatim As Syafiiyah (foto aboe)
Pondokgede, parahyangan-post.com- Pelawak senior Tarsan memotivasi yatim As Syafi’iah agar tetap bersemangat, rajin belajar dan berdisplin tinggi. Sehingga kelak bisa menjadi orag sukses. Hal tersebut disampaikan pada Milad 47 tahun Pesantren Khusus Yatim As Syafiiyah di Aula Yatama, Kampus 2 UIA, Jl. Raya Jatiwaringin-Pondokgede, Jumat 10 Januari 2025.
“Sukses itu bisa dicapai oleh siapa saja. Tidak tergantung asal usul keturunan. Tidak tergantung yatim dan bukan yatim. Asal mau bekerja keras, rajin dan berdisiplin, maka sukses akan bisa diraih,” tutur Tarsan dengan gayanya yang khas.
Tarsan mencontohkan dirinya sendiri. Ia mengakui, semasa kecil, kehidupan orang tuanya juga sulit. Pendidikannya berantakkan. Tetapi dia punya tekad untuk menjadi orang terkenal.
“Pendidikan saya hanya sampai S1,”ungkapnya kelihatan serius. “Tahu S1?” Tarsan pura-pura nanya, yang kemudian dijawabnya sendiri. . “S1 saya adalah SMP. Jadi saya cuma punya ijasah SMP saja,” jawabnya, yang disambut riuh oleh seluruh yatim.
“Tapi saya punya tekad untuk menjadi orang sukses. Alhamdulillah akhirnya sukses itu datang. Saya jadi terkenal,” urainya serius.
Yang penting, lanjut Tarsan, jika sudah sukses jangan jadi orang sombong.
“Tetap rendah hati dan selalu siap menolong orang lain, seperti yang dicontohkan Bang Da’i yang setia mengasuh 300 anak-anak yatim di pesantren ini,” seloroh Tarsan yang bersama Bang Dai duduk sebagai Dewan Penasehat Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI).
Tanggung Jawab
Sementara itu Pimpinan dan Penanggungjawab Pesantren Khusus Yatim As Syafiiyah Prof. DR. H. Dailami Firdaus , SH, LLM., MBA atau Bang Dai menjelaskan, jumlah santrinya saat ini 300 orang. Berasal dari 22 Propinsi di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke. Semua biaya pendidikan gratis.
“Setiap bulannya saya membutuhkan dana sekitar 240 juta rupiah. Pengeluaraan yang paling banyak untuk biaya makan santri 3 kali sehari. Alhamdulillah semua tercukupi. Tak pernah sekali pun santri tidak dapat makan," tuturnya.
Pada milad ke 47 ini Prof. Dailami kembali menegaskan tekadnya untuk memeliharan anak-anak yatim yang diwarisan Ibundanya.
“Kami sekeluarga bertekad dengan sekuat tenaga untuk terus memelihara anak-anak yatim, sesuai amanah Ibunda kami. Apa pun kendalanya akan kami hadapi,” tekadnya.
Milad ke 47 Pesantren Yatim Khusus Yatim berjalan khidmad. Dipandu langsung oleh Bang Dai. Diawali dengan paduan suara, dilanjutkan pembacaan puisi karya Almarhumah Dr. Tutty Alawiyah, testimony-testimoni oleh para santri dan selingan lawakan apik oleh pelawak-pelawak Paski.
Yang menarik adalah testimony santri Rocky dari Kepulaian Mentawai, Sumatera Barat. Rocky sudah mualaf, sementara Ibunya non Muslim. Kemudian Roky juga membawa adiknya untuk nyantri, yang kemudian adiknya juga mualaf.***
LEAVE A REPLY