Keterangan Gambar : Rapat panitia daurah di Islamic Centre Bekasi antara Ketua Masyumi DPD Kota Bekasi Oscar Zaghlul Pasha dan Ketua Panitia Daurah I Masyumi DPD Kota Bekasi, Turyadi (Foto : ist/tr/pp)
KOTA BEKASI - Parahyangan Post - Partai Masyumi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Bekasi, Jawa Barat rencananya akan menggelar daurah perdananya pada Sabtu hingga Ahad 6-7 Agustus 2022 mendatang di Islamic Centre Bekasi. Menurut ketua Masyumi DPD Kota Bekasi, Oscar Zaghlul Pasha tema yang diusung "Membangun Negeri Bersama Masyumi".
Karena itu, jauh sebelumnya para kader Masyumi mengadakan aksi sosial seperti mendirikan Dapur Masyumi di sejumlah titik dan menjual sembako murah terutama minyak goreng dalam kemasan dengan harga murah.
Oscar menambahkan aksi sosial dimaksudkan sebagai upaya mendukung daurah dalam menjaring simpatisan, anggota bahkan kader Masyumi untuk kembali ke rumah besar Masyumi. Katanya, daurah itu bisa diartikan sebagai training atau memperkenalkan visi dan misi partai kepada masyarakat luas sehingga Masyumi kembali mendapat tempat di hati rakyat.
Sementara itu, menurut ketua Panitia Daurah I Masyumi DPD Kota Bekasi, Turyadi para pemateri yang bakal mengisi acara Daurah terdiri dari sejumlah petinggi partai di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di antaranya Ketua Majelis Syuro Dr Abdullah Hehamahua, Ketua Umum Dr Ahmad Yani, SH, MH, Sekretaris Majelis Syuro Dr Abbas Thaha, Sekjen Assoc Prof Dr TB Massa Djafar dan lainnya.
Para pemateri diantaranya akan menyajikan sejarah partai yang terbagi dalam tiga fase, yang secara implisit sebagai upaya meluruskan pandangan yang keliru mengenai pembubaran partai Masyumi. Sebab sebaliknya, sejarah mencatat Masyumi tidak pernah dibubarkan melainkan membubarkan diri. Materi lain mengenai visi dan misi, anggaran dasar anggaran rumah tangga termasuk akan disinggung mengenai pendanaan partai secara tegas dan lugas.
Saat disinggung mengenai tema "Membangun Negeri Bersama Masyumi" Turyadi menegaskan tema tersebut memiliki makna yang luas. Ambil contoh tema tadi bisa bermakna recoveri alias pemulihan mengingat Indonesia kekinian sedang luluh lantak bahkan dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Contoh, buruknya perekonomian nasional dari waktu ke waktu, jungkir baliknya penegakkan hukum yang cenderung menjadi alat kekuasaan dan kondisi politik yang kian menjauh dari semangat demokrasi.
"Membangun" juga bisa dimaknai sebagai rasa keinginan untuk merdeka yang sebenar-benarnya, bukan sebaliknya hanya terjebak dalam jargon politik penguasa," tandasnya.
Lebih lanjut, ungkap Turyadi, peserta daurah terbuka untuk masyarakat luas terutama yang bersedia bergabung dalam Masyumi baik sebagai simpatisan, anggota maupun kader.
(rls/rd/pp)
LEAVE A REPLY