
BANDUNG - Parahyangan Post (Jumat, 18 Agustus 2023) - Tepuk tangan bergemuruh di GOR ITB Jatinangor tepat ketika pembawa acara mengenalkan dua narasumber yang akan mengisi sesi bincang-bincang pada pagi itu. Meriahnya tepuk tangan tidak berhenti hingga kedua narasumber berjalan melintasi lautan mahasiswa baru. Tak sedikit diantara mereka berusaha mengabadikan momen tersebut dengan gawai masing-masing. Bagaimana tidak? Talkshow yang mengundang Kevin Anggara yang kerap dikenal sebagai content creator legend dan Iman Usman yang kerap dikenal sebagai COO (chief operating officer) Ruangguru sangat ditunggu-tunggu oleh para spacefarers, peserta OSKM 2023.
Talkshow dibawakan dengan karakteristik masing-masing narasumber. Kevin Anggara terkesan santai dan lucu, sedangkan Iman Usman lebih serius, tetapi inspiratif. Talkshow ini membawakan tema “Progresivitas Diri” sebagai solusi dalam menghadapi perubahan di dunia yang sangat fluktuatif. Dalam topik ini terdapat 3 poin penting yang ingin disampaikan, yakni urgensi perubahan, visi hidup, dan kesadaran diri. Para narasumber dengan latar belakang yang cukup berbeda menuangkan isi pikiran dan pengalaman mereka untuk mencapai poin-poin tersebut.
Urgensi Perubahan di Zaman Disruptif
Di tengah fluktuasi dan zaman yang tidak menentu, Kevin menganggap bahwa perubahan, ke arah yang lebih baik, perlu dilakukan. Perubahan baik tidak muncul secara instan, tetapi secara progresif, sedikit demi sedikit hingga mencapai tujuan. Misal, jika kita ingin menjadi kaya, menabung atau berinvestasi merupakan jawaban untuk mendekatkan diri pada goal tersebut. Melengkapi Kevin sebelumnya, Iman berpendapat bahwa perubahan yang tepat adalah bagaimana cara kita bisa lebih baik dibanding diri kita sebelumnya.
“Hidup bukanlah lomba lari dengan garis start dan garis finish yang sama bagi setiap pesertanya. Dalam hidup, kondisi semua orang berbeda-beda sehingga ketika kita mau berubah dan berproses, hal yang harus diperhatikan bukanlah perbandingan dengan orang lain, melainkan bagaimana cara kita bisa lebih baik lagi dibanding sebelumnya,” ujar Iman.
Visi Hidup dan Kesadaran diri
“Aku ingin meninggalkan dunia ini dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan ketika datang pertama kali,” ucap Iman Usman. Berawal dari prinsip tersebut, perjalanan menemukan visi bagi Iman dimulai. Dalam berproses, menurut Iman, visi menjadi salah satu konsep terpenting. Dengan mengetahui dan memiliki visi, kita akan lebih mengetahui value dan nilai-nilai diri sehingga terdorong untuk mempersiapkan tujuan. Namun, proses untuk menemukan visi tidaklah mudah. Bagi Iman, mencari visi merupakan proses interaktif. Kita akan menghadapi berbagai situasi yang tak terprediksi. Dengan berlikunya proses tersebut, visi yang kita capai sebagai output akan lebih memiliki makna dalam diri dan perjalanan hidup kita seterusnya.
Maka dari itu, bagi Iman pribadi, tidak menjadi masalah apabila kita mengalihkan visi di tengah prosesnya. Hal ini berangkat dari pengalaman Iman sendiri yang memutuskan untuk memilih jalan lain di tengah proses yang pernah ia alami. Untuk mencapai suatu visi yang paling sesuai dengan diri kita, berpikir kritis menjadi salah satu upaya yang dapat mengantarkan kita menuju tujuan tersebut. Berpikir kritis dapat dimulai dengan mempertanyakan dan merefleksikan diri masing-masing. Jika tidak, kita akan luput dan tenggelam dalam jati diri yang belum dan kurang sesuai dengan apa yang ingin kita capai.
Menurut Kevin, dalam menjalani proses pengembangan diri, visi bagaikan sebuah kompas atau penunjuk arah dengan proses-proses untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Keputusan-keputusan tersebut diambil dengan prinsip lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. Namun, sebelum visi terbentuk, kita perlu mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Jika tidak ada kesadaran untuk melakukan hal ini, kita tidak akan mampu mengambil kesempatan yang ada. Salah satu cara menemukan visi dan membentuk self-awareness adalah belajar mandiri saat kita berada di lingkungan yang baru.
QnA
Dalam sesi QnA terdapat pertanyaan dari salah satu mahasiswa yang mengalami dilema dalam mengambil keputusan, antara melakukan hal yang dia bisa, tetapi tidak ia sukai lagi atau melakukan hal yang dia suka, tetapi tidak ia kuasai. Kevin menjawab, “Asalkan hal yang bisa kamu lakukan mampu menghasilkan sesuatu, hasil tersebut bisa digunakan untuk melakukan hal yang kamu sukai.”
Dalam kesempatan lain, salah satu Spacefarers yang sangat antusias, melambai-lambaikan poster di tangan bertuliskan “Saya Ingin Bertanya Kakak”. Dengan semangat, Spacefarer tersebut mengajak kedua narasumber untuk menghadapi diri mereka di masa lalu dan memberikan para peserta motivasi jika pernah atau sedang mengalami kegagalan. Iman, dengan tidak kalah antusias, menjawab menurutnya kegagalan tidak mendefinisikan siapa diri kita. Satu kegagalan bukan berarti kita akan gagal di hal lain, bukan juga berarti kita gagal sebagai manusia. Sebagai manusia yang sedang berkembang, jangan takut untuk mencoba berbagai hal hanya karena takut gagal. Kegagalan dapat diartikan sebagai teguran untuk tetap berlatih dan menyiapkan diri menuju tujuan kita. Selain itu, kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi bisa menjadi salah satu cara Tuhan untuk mengarahkan kita ke jalan lain, yang bahkan mungkin tidak kita ketahui adanya.
Penutup
Setelah sesi QnA, seluruh rangkaian talkshow ditutup dengan bentuk apresiasi kepada para narasumber. Bahkan ada salah satu Spacefarer yang membuat gambar untuk Kevin Anggara dengan. Antusiasme dan gairah Spacefarers diharapkan terus dibawa sampai masa perkuliahan bahkan seterusnya!
(rls/pp)
LEAVE A REPLY