JAKARTA - www.parahyangan-post.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA) MUI bersama Persaudaraan Jurnalis Muslim (PJMI) tengah menggagas Lokakarya Jurnalis Lingkungan Hidup.
Lokakarya tersebut direncanakan digelar di Sekolah Sungai Mat Peci (Masyarakat Peduli Ciliwung), Jakarta Selatan pertengahan tahun 2023 ini.
Persiapan kegiatan lokakarya diawali pertemuan bersama pengurus LPLH-SDA MUI dan PJMI yang digelar di Saung Edukasi Sekolah Sungai Ciliwung, Jakarta Selatan, Sabtu (4/2/2023).
Ketua LPLH-SDA MUI Hayu Prabowo menyampaikan, Sungai Ciliwung dipilih sebagai praktik pelatihan jurnalistik ini karena umumnya peradaban dunia dimulai dari sungai yang merupakan sumber kehidupan dan transportasi utama bagi masyarakat.
"Apalagi dalam ajaran Islam, penjelasan surga selalu dikaitkan dengan sungai sebagai sumber kehidupan," kata Hayu.
Dia juga mengatakan, peranan pers dan jurnalis dalam menaikan relevansi informasi pengelolaan lingkungan hidup diantaranya, meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup yang baik dan sehat.
"Jurnalis sendiri dapat mengangkat isu adanya krisis iklim serta dampaknya dan menjadi mediator moralitas keagamaan serta perilaku masyarakat dan dunia usaha atas terjadinya kasus kerusakan juga pencemaran lingkungan," pungkasnya.
Pendiri Komunitas Mat Peci, Usman Firdaus (52), mengatakan, pendirian komunitas tersebut didasari atas keprihatinannya terhadap kondisi Ciliwung yang memburuk dari masa ke masa.
"Kami mendirikan Komunitas Mat Peci untuk mendidik dan mengajak warga agar mau menjaga kebersihan lingkungan sungai," ujarnya.
Usman menjelaskan, komunitas Mat Peci merupakan sekelompok warga, yang selama ini memiliki komitmen untuk memberikan perhatian terhadap Sungai Ciliwung, melalui berbagai program kegiatannya.
Berbagai program kegiatan Mat Peci itu didasari pada setidaknya empat pendekatan. Pertama, pendekatan lingkungan, yaitu kegiatan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar Sungai Ciliwung.
Pendekatan kedua yakni melalui pendidikan dan pembelajaran agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan hidup, mulai dari menjaga kebersihan di lingkungan masyarakat dengan mengelola sampah yang baik dan bijak.
Pendekatan ketiga yakni program pemberdayaan melalui pengelolaan bank sampah dan kampung iklim.
Juga pendekatan spiritualitas, di mana agama harus tampil berperan melalui bentuk tuntunan keagamaan untuk membangkitkan semangat spiritualitas, serta direalisasikan dalam bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari umat manusia.
Selain mendapat simpati dari masyarakat, berkat kegigihannya dalam mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan Sungai Ciliwung, Usman dihadiahi Kalpataru pada 2011 dan 2014
"Sekolah Sungai Ciliwung Mat Peci menjadi percontohan bagi komunitas sungai nasional, juga peniliti dari perguruan tinggi negeri maupun swasta nasional banyak meniliti di sini," kata Usman.
Ketua PJMI Ismail Lutan mengatakan, pelatihan lokakarya seperti ini merupakan salah satu upaya PJMI untuk meningkatkan profesionalisme jurnalis dan mengajak pegiat literasi generasi muda khususnya dalam masalah lingkungan hidup.
"Kami berharap dengan Sungai Ciliwung dipilih menjadi praktik pelatihan jurnalistik ini, para peserta dapat mempublikasikan ide-ide kreatif, inisiatif, dan kegiatan unik yang dapat mendukung program-program pelestarian dan pemulihan Sungai Ciliwung.
Selain itu, lanjut Ismail, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya memulihkan dan melestarikan sungai, khususnya Sungai Ciliwung.
"Tentunya dukungan semua pihak dan para pemangku kebijakan sangat diperlukan dalam kelancaraan pelaksanaan lokakarya jurnalis lingkungan hidup ini," pungkasnya.
Sebagai Komunitas Lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, komunitas Mat Peci berada di sepanjang jalur Sungai Ciliwung, sampai saat ini ada sekitar 21 binaanya yang berada dan tersebar di beberapa wilayah dengan pusat kegiatannya di posko (bascame) mulai dari Depok, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, dan kali Krukut serta beberapa posko sepanjang DAS lain di wilayah Jakarta Barat.
Menurut Ketua Mat Peci, Usman Firdaus, dari 13 sungai dan 128 aliran yang ada di wilayah DKI Jakarta, masing-masing ada kader-kader yang membentuk komunitas seperti Mat Peci ini.
(RS/PP)
LEAVE A REPLY