Home Opini Melawan Takut

Melawan Takut

Kolom Kesehatan Eyang Agung

2,196
0
SHARE
Melawan Takut

Keterangan Gambar : H. Eyang Agung WP

Melawan Takut

Oleh H. Eyang Agung WP

 

Pandemi Virus corona atau COVID-19 yang awalnya muncul di kota  Wuhan China, kemudian menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia menimbulkan ketakutan dan kepanikan luar biasa.

Umat manusia seolah  sedang terancam kepunahan oleh wabah yang mengerikan  itu. Dunia seperti akan kiamat saja rasanya.

Setiap hari selalu jatuh korban. Yang semula paling banyak terjadi di China kemudian menjalar ke Eropa (Italia dan Spanyol). Kini korban meninggal  terbanyak terjadi di Amerika Serikat. Jumlahnya  sudah mencapai 100.000 orang  dan tidak lama lagi akan  melebihi jumlah itu karena banyaknya yang terdampak (Orang Dalam Pengawasan – ODP) di negara Paman Sam itu.

Negara kita termasuk yang masih sedikit jumlah korban meninggalnya. Namun kita harus waspada, karena sebaran virus ini silent, tidak bisa dideteksi. Sedangkan cara menyebarannya pun bermutasi. Semula hanya melalui air ludah ketika batuk dan sentuhan fisik, kini ditengarai juga melalui udara.

Melawan takut

Apakah kita harus takut? Ya, Eyang takut juga karena Eyang manusia biasa.  Tetapi Eyang nekad membuka praktek. Eyang tidak panik. Tidak putus asa, seolah-olah ini adalah akhir dari segalanya.

Eyang harus cari cara bagaimana agar tetap bekerja, mempertahankan agar karyawan terapi tidak ada yang di PHK. Tetap sejahtera dan lebaran tetap mendapat THR. Yatim pendopo yang jumlah lebih kurang 140 anak, dan dhuafa harus tetap diperjuangkan.

Eyang optimistis pandemi COVID-19  bukanlah akhir dari segalanya.  Tetapi ujian. Apakah kita mampu bertahan dan mencari obatnya.  Apakah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah atau malah sebaliknya..  Ingat Allah mengatakan setiap penyakit pasti ada obatnya. Penyakit itu akan sembuh kalau obat itu cocok dengan penyakitnya.

Di dalam dunia penyembuhan tradisional, penyakit itu akan sembuh jika ada kecocokan antara penyembuh dan pasien. Ada rasa saling percaya dan saling  memahami. 

Eyang memang takut kepada virus corona ini, tetapi Eyang tidak berlutut dan berpangku tangan. Eyang melawan rasa takut itu karena ada kepentingan yang lebih besar, yaitu untuk menolong orang-orang yang sedang menderita penyakit.

Eyang melawan ketakutan itu untuk tujuan  kemanusiaan. Untuk memperjuangkan kelangsungan  anak-anak yatim dan duafa yang selama ini selalu mendapatkan hak-haknya  dari  pendopo. Juga untuk mempertahankan eksistensi pendopo yang sudah menjadi kebutuhan utama pasien.

Tetapi perlawanan Eyang bukan tanpa perhitungan. Eyang  berani membuka praktek dengan mengikuti faktor  keselamatan yang telah ditetapkan oleh ahlinya.  Protap keselamatan itu adalah memakai masker, mencuci tangan, menyemprot dengan desinfektan sebelum diterapi dan sesudahnya, melarang duduk berdekatan (jarak lebih dari 1 meter) dan tidak bergerombol.  Dan setelah praktek langsung pulang, tidak boleh berlama-lama di areal pendopo.

Itulah protap resmi dari ahlinya yang diyakini mampu mencegah sebaran virus corona tersebut. Protap ini telah diberlakukan di seluruh dunia, termasuk di negara kita.

Dengan standar keamanan tinggi tersebut, insya Allah keselamatan tamu dan juga karyawan pendopo aman. Tamu bisa  menjalani terapi dengan nyaman dan karyawan juga merasa aman.

Sulit

Awalnya memang sulit mengambil keputusan seperti ini. Ada yang bilang Eyang sok berani dan terlalu percaya diri. Bahkan keluarga Eyang sendiripun kurang setuju, dan bertemu dengan cucu-cucu pun dibatasi. Karyawan juga demikian, ada keberatan dari keluarga mereka.

Namun semuanya bisa dilewati. Eyang meyakinkan mereka bahwa  tugas kita jauh lebih berat dari rasa takut. Rasa takut itu harus dilawan. Tetapi bukan sekadar melawan. Melainkan dengan perhitungan, dan mengikuti anjuran pertahanan diri.

Setelah mengikuti semua anjuran proteksi tersebut dengan ketat,  selanjutnya pasrah kepada yang Maha Kuasa. Eyang berserah diri kepada-Nya. Eyang tidak ingin ada pasien yang terlantar gara-gara takut. Pasien pun harus membuang rasa takutnya jika memang ingin menjalani terapi di pendopo, karena standar keamanan di pendopo sudah sangat ketat.***

* Alamat Terapi Eyang Agung: Jl. Sukadami Raya (Jl. Eyang Agung) No 27 A, Sarua Indah, Ciputat, Tangsel.