Home Siaran Pers Mastercard New Payments Index

Mastercard New Payments Index

1,082
0
SHARE
Mastercard New Payments Index

Mastercard New Payments Index: Pandemi Mengubah Kebiasaan Membelanjakan Uang di Asia Pasifik, Mempercepat Pergeseran ke Teknologi Pembayaran Baru 

94% konsumen di Asia Pasifik mempertimbangkan untuk menggunakan metode pembayaran yang baru muncul di tahun ini. Antusiasme Asia Pasifik terhadap kode QR, dompet digital, dan mata uang kripto melebihi rata-rata global

 JAKARTA [ www.parahyangan-post.com ] – Sebagai dampak dari pandemi, antusiasme terhadap berbagai teknologi pembayaran telah meningkat di kawasan Asia Pasifik karena 94% orang mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk menggunakan setidaknya satu metode pembayaran yang baru muncul, seperti kode QR, dompet digital atau mobile wallet, rencana cicilan, mata uang kripto, biometrik dan lainnya, di tahun mendatang. Hal tersebut berdasarkan Mastercard New Payments Index yang dilakukan di 18 negara secara global, termasuk India, Australia, dan Thailand, yang mengungkapkan bahwa 84% konsumen di Asia Pasifik memiliki akses ke lebih banyak cara untuk membayar dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai catatan bagi para pengusaha, 74% responden mengatakan bahwa mereka akan berbelanja di usaha kecil dengan frekuensi yang lebih besar jika mereka ditawarkan pilihan pembayaran tambahan. 

"Studi Mastercard menemukan bahwa orang-orang di kawasan Asia Pasifik tidak hanya telah mengadopsi teknologi pembayaran baru—mereka telah melakukan perubahan sebagian berdasarkan kebutuhan, tetapi juga mempertimbangkan masalah keamanan dan kenyamanan pribadi, di saat hal tersebut menjadi sangat penting, " kata Sandeep Malhotra, Executive Vice President, Products & Innovation, Asia Pacific, Mastercard. "Konsumen di Asia Pasifik telah mendapatkan pengakuan secara global atas keterbukaan mereka terhadap teknologi dan inovasi baru, dan temuan ini mengonfirmasi bahwa tren ini akan terus berlanjut karena lebih banyak pilihan pembayaran digital dengan cepat menjadi hal yang biasa di bagian dunia ini." 

Ke depannya, penggunaan berbagai teknologi pembayaran akan terus menjadi tren karena para konsumen merasa nyaman dengan hal tersebut dan pemahaman mereka meningkat – sementara penggunaan uang tunai akan menurun. Bahkan, pada tahun mendatang, 69% responden di Asia Pasifik mengatakan mereka berencana untuk mengurangi penggunaan uang tunai. Sementara itu, dompet digital atau mobile wallet telah mendapatkan popularitas yang signifikan di kalangan konsumen di Asia Pasifik, dengan 68% responden mengantisipasi menggunakan jenis pembayaran ini pada tahun depan – lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 62%.

“Pergeseran perilaku ini diperkuat oleh keinginan orang untuk memilih – dengan 85% konsumen di Asia Pasifik mengatakan bahwa mereka ingin melakukan pembelian ketika mereka mau berbelanja dan dengan cara yang mereka inginkan. Bisnis yang dapat menyediakan beberapa cara untuk berbelanja dan membayar akan berada di posisi terbaik untuk memenuhi kebutuhan unik saat ini yang membentuk masa depan perdagangan untuk beberapa tahun yang akan datang,” tambah Malhotra. 

Survei ini juga mengungkapkan: 

  1. Realita Belanja dan Kebiasaan Pembayaran Baru – 84% konsumen di Asia Pasifik telah melihat akses mereka ke bentuk pembayaran yang baru muncul meningkat dalam setahun terakhir. Sementara 88% menggunakan setidaknya satu jenis pembayaran yang muncul pada tahun lalu, dua pertiga (64%) dari semua responden (termasuk 75% generasi milenial) mengatakan mereka mencoba metode pembayaran baru yang tidak akan mereka coba jika bukan karena pandemi. Ketika permintaan konsumen meningkat, bisnis dari segala ukuran akan menghadapi harapan yang lebih besar untuk memberikan beberapa cara untuk membeli dan membayar: 80% responden setuju bahwa mereka sekarang lebih suka berbelanja di toko-toko yang memiliki kehadiran staf langsung dan online, dan 69% lebih bersemangat untuk berbelanja di pengecer yang menawarkan metode pembayaran terbaru. Bahkan, 60% konsumen yang disurvei mengatakan mereka akan menghindari pedagang yang tidak menerima pembayaran elektronik dalam bentuk apa pun.
     
  2. Di antara berbagai metode pembayaran yang muncul:  

    o      Kode QR Sangat Populer di Asia Pasifik - Kode QR telah mendapatkan traksi yang sangat kuat di Asia Pasifik dibandingkan wilayah lain di dunia. Dari jumlah mereka yang telah menggunakan kode QR untuk pembayaran, 63% mengatakan mereka lebih sering menggunakan kode QR untuk pembayaran pada tahun lalu dibandingkan sebelumnya. Di India dan Thailand, angkanya mencapai 64%, di atas rata-rata global sebesar 56%. Di Asia Pasifik, mayoritas responden menganggap kode QR lebih bersih (76%) dan lebih nyaman (71%) untuk pembayaran secara langsung karena kemungkinan konsumen menggunakan perangkat seluler mereka sendiri. Konsumen di Thailand (77%) dan India (71%) menganggap kode QR aman. Sementara itu, hanya 67% konsumen di Thailand dan 64% konsumen di India menganggap uang tunai sebagai bentuk pembayaran yang aman, menunjukkan kepercayaan yang lebih besar pada kode QR dan bentuk pembayaran digital lainnya. 

    o      Mata Uang Kripto Makin Diminati, Termasuk di Kalangan Milenial –  Saat ini konsumen dapat membeli, menjual, dan memperdagangkan mata uang kripto sebagai komoditas atau investasi. Konsumen juga semakin menunjukkan minat untuk dapat membelanjakan aset kripto untuk pembelian sehari-hari. 45% dari mereka yang disurvei di Asia Pasifik mengatakan mereka cenderung mempertimbangkan untuk menggunakan mata uang kripto di tahun depan – lompatan besar lebih dari 12% yang sudah digunakan pada tahun lalu, dan lebih tinggi daripada rata-rata global sebesar 40%. Milenial dan generasi Z relatif lebih nyaman menggunakan mata uang kripto (41%) dibandingkan dengan generasi X dan Boomers (26%), dengan 71% dari generasi milenial mengatakan mereka lebih terbuka untuk menggunakannya dibandingkan tahun lalu. Secara geografis, lebih banyak orang Thailand (46%) dan India (44%) yang nyaman menggunakan mata uang kripto daripada orang Australia (17%). Akan tetapi, walaupun minat konsumen terhadap mata uang kripto – terutama mata uang digital seperti Bitcoin – tinggi, masih tetap harus ada usaha untuk memastikan pilihan konsumen, perlindungan, dan peraturan sehubungan dengan penggunaan mata uang tersebut sebagai alat pembayaran.    

    o      Konsumen Semakin Nyaman dengan Biometrik – Persepsi tentang keamanan dan kenyamanan telah menjadi hal yang utama bagi konsumen selama setahun terakhir. 64% konsumen di Asia Pasifik mengatakan mereka bersemangat tentang potensi metode verifikasi biometrik seperti penilaian gaya berjalan dan otorisasi sidik jari. Bahkan, 62% merasa lebih aman menggunakan biometrik untuk memverifikasi pembelian daripada memasukkan pin. 
     
  3. Keamanan Merupakan Hal Utama – Dengan 1 dari 4 responden di Asia Pasifik (27%) melaporkan bahwa mereka adalah korban penipuan pada tahun lalu, konsumen membutuhkan jaminan; 79% mengindikasikan mereka akan terbuka untuk mencoba teknologi pembayaran baru jika mereka menganggapnya aman, sementara 85% ingin memastikan pilihan pembayaran yang ditawarkan oleh pedagang aman. Dengan demikian, banyak konsumen menempatkan kepercayaan pada penerbit kartu dan jaringan untuk menyediakan alat yang dapat menjaga keamanan informasi keuangan mereka, dengan 45% setuju bahwa mereka akan menempatkan kepercayaan mereka pada penyedia pembayaran mereka untuk mengikuti prosedur keamanan terbaik, sehingga mereka dapat lebih tidak terlibat. Di sisi lain, alasan utama yang diberikan karena tidak mencoba metode pembayaran baru adalah karena masalah keamanan (47%) dan masalah perlindungan data (42%). 

Untuk Tetap Sejalan dengan Ekspektasi Konsumen, Bisnis Perlu Beradaptasi dengan Tren Pembayaran

Dengan meningkatnya minat konsumen seputar teknologi pembayaran baru, harapan bagi bisnis untuk beradaptasi dalam jangka panjang semakin tinggi. Lebih lanjut, sebuah studi terbaru tentang 5.500 merchant utama Mastercard menunjukkan bahwa antara kuartal pertama 2020 dan kuartal pertama 2021, lebih dari seperlima merchant tersebut secara global meningkatkan jumlah cara mereka terhubung dengan konsumen, baik dengan memungkinkan saluran e-commerce atau menerima transaksi nirsentuh.  

Transaksi Nirsentuh Meningkat 

Dalam periode yang sama, Mastercard melihat jumlah total transaksi card-not-present tumbuh lebih dari 30% secara global, sementara lebih dari 100 pasar melihat nirsentuh sebagai bagian dari total transaksi langsung tumbuh setidaknya 50%. Pada kuartal pertama 2021 saja, Mastercard melihat 1 miliar lebih transaksi nirsentuh dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020, dengan momentum khusus di India dan Thailand di mana penggunaan tumbuh masing-masing sebesar 2x dan 4x dari tahun ke tahun secara berurutan. 

Bagaimana Mastercard Memfasilitasi Masa Depan Pembayaran

Saat konsumen berbelanja, bank dan transaksi online lebih banyak dari sebelumnya, Mastercard baru-baru ini mengumumkan telah memperkuat program Digital First perusahaan di Asia Pasifik untuk memaksimalkan keamanan dan kenyamanan e-commerce, perbankan online dan transaksi nirsentuh. Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra inovatif, program ini menawarkan kemudahan bagi konsumen untuk menerapkan akses yang cepat secara online untuk mulai melakukan pembelian, fleksibilitas, dan ketenangan saat berbelanja. Selain itu, konsumen dapat menikmati berbagai pilihan pembayaran yang mencakup kartu digital, pembayaran langsung dari rekening bank melalui ponsel cerdas, jam tangan cerdas, atau perangkat digital lainnya. Baru-baru ini, Mastercard meluncurkan solusi QR on Card di India – pertama di dunia – memberikan usaha kecil kemampuan untuk membayar dengan aman dan dibayar langsung melalui kartu mereka dengan kode QR yang disematkan.

(ws/rls/pp)