Home Seni Budaya Layanan RBT Jadi Andalan Para Musisi di Masa Pandemi

Layanan RBT Jadi Andalan Para Musisi di Masa Pandemi

2,479
0
SHARE
Layanan RBT Jadi Andalan Para Musisi di Masa Pandemi

Prospek bisnis layanan nada dering atau ring back tone (RBT) masih menjanjikan. Peminatnya diprediksi bakal terus meningkat. Keberadaannya juga mampu membantu para musisi, terutama pelaku indie, dalam memperluas jangkauan mereka kepada pelanggan dan audiens baru selama pandemi.

JAKARTA (Parahyanganpost.com)  – Saat ini, RBT tidak hanya menjadi platform dan pilihan terbaik bagi para musisi di tengah imbauan jaga jarak dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi. Lebih dari itu, telah berubah menjadi platform paling berharga dan andalan untuk memasarkan karya mereka di tengah pasar yang kian kompetitif.

Termasuk, membuka peluang yang sama bagi para pelaku indie (independen/mandiri) untuk menjangkau lebih banyak orang dengan biaya minimal. Sebut saja, musisi indie seperti Jihan Audy dan Nella Kharisma.

“Konsep berlangganan RBT juga dinilai sesuai dengan perubahan perilaku masyarakat saat ini yang lebih suka melakukan pembelian dalam jumlah mikro atau pay-as-you-go,” kata Megan Faustine, Marketing and Business Development Assistant Manager Forest Interactive Indonesia, melalui siaran pers, Jumat (11/9/2020).

Perusahaan telekomunikasi juga membuat keberadaan RBT menjadi kian menarik dengan memberikan berbagai promosi on-line. Selama pandemi, mereka juga kerap mengadakan konser on-line secara reguler. Sementara para artis aktif mempromosikan kode RBT di saluran YouTube dan akun media sosial mereka.

Dukungan serupa juga dilakukan oleh Forest Interactive. Perusahaan penyedia layanan Value Added Service (VAS) dan RBT ini gencar mempromosikan RBT melalui fitur saluran operator telekomunikasi seperti RTB Copy, UMB, dan Gift Data (bundling dengan paket internet). “Kami berharap upaya ini dapat membantu para musisi dan komunitas indie melalui masa-masa sulit selama pandemi,” ujarnya.

Terus Bertambah
Menariknya, layanan yang ditawarkan oleh operator telekomunikasi ini tergolong bisnis lawas. RBT yang memainkan lagu sesuai pilihan pelanggan sebagai pengganti nada dering standar ini sudah ada sejak 20 tahun silam, tepatnya pertengahan 2000.

Meski begitu, Megan meyakini jumlah pelanggan RBT bakal terus bertambah. Hal ini seiring dengan laporan GSMA Intelligence yang memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu pasar smartphone terbesar secara global pada tahun 2025 dengan 96,4% pengguna prabayar.

Korelasinya, kata Megan, terletak pada kartu prabayar yang hingga saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, ketimbang pascabayar. Terutama, bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Sementara pelanggan RBT didominasi oleh pengguna prabayar.

“Masyarakat merasa lebih mudah berlangganan RBT dan mendapatkan berbagai penawaran spesial dengan menjadi pengguna prabayar. Bagi mereka, berlangganan lagu-lagu yang sedang populer juga erat kaitannya dengan tren,” ujarnya.

Berdasarkan data Forest Interactive, pelanggan RBT mereka didominasi oleh masyarakat dari wilayah Jawa Timur. Adapun genre yang paling diminati adalah lagu-lagu Jawa. 

Tentang Forest Interactive

Forest Interactive
 adalah perusahaan global penyedia platform telekomunikasi yang berdiri sejak 2006 dan telah beroperasi di 33 negara. Hadir di Indonesia sejak 2010, perusahaan asal Malaysia itu telah menyediakan solusi inovatif dan menghasilkan pendapatan bagi 50 operator seluler dan terhubung kepada lebih dari 1 miliar pelanggan di seluruh dunia. Perusahaan ini juga memungkinkan pengguna seluler makin kaya pengalaman melalui platform yang dapat disesuaikan seperti Mobile Network Operators (MNO), Service Delivery Platforms (SDP), dan e-voucher. Forest Interactive juga menjadi penyelenggara untuk berbagai acara Mobile Esports yang bermitra dengan Moonton dan Tencent.

(rat/pp)