
Keterangan Gambar : Warga Indonesia yang dievakuasi dari Sudan tiba di Tanah Air (foto ist)
Jakarta, parahyangan-post.com. Kedutaan Besar Sudan di Jakarta memuji Indonesia dalam menyikapi konflik bersenjata yang berlangsung di Sudan. Pernyataan itu disampaikan setelah Indonesia mengambil langkah cepat dan persuasif. Diantaranya mengevakuasi masyarakat Indoensia yang tinggal di Sudan, sehingga mereka pulang ke Indonesia dengan selamat. Selanjutnya Sudan meminta Indonesia dan Negara-negara sahabat untuk ikut mendinginkan suasana yang terjadi.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Sudan menginformasikan, konflik bersenjata yang terjadi di Sudan adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF-Rapid Support Forces) pada Sabtu, 15 April 2023.
RSF menyerang Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) di berbagai lokasi di ibukota Khartoum, dan kota-kota lain. Serangan itu awalnya menargetkan Kediaman Kepala Dewan Kedaulatan yang terletak berdekatan dengan Markas Besar Angkatan Bersenjata (AFHQs).
Akibatnya, (SAF) menanggapi, berdasarkan tugas dan tanggung jawab nasional mereka untuk menjaga keamanan dan stabilitas di negara itu, untuk melawan serangan dan dorongan (RSF) dari sekitar (AFHQs) dan sensitif lainnya.
Sebagai akibat dari pemberontakan komandan (RSF), Kepala Dewan Kedaulatan dan Panglima Tertinggi mengeluarkan dekrit untuk membubarkan (RSF) dan menyatakannya sebagai kekuatan pemberontak, melawan negara dan bahwa itu akan ditangani sesuai dengan itu.
Perlu dicatat, dalam hal ini, bahwa semua upaya mediasi nasional, regional dan internasional guna meyakinkan kepemimpinan (RSF) untuk berintegrasi ke dalam Angkatan Bersenjata Nasional tidak membuahkan hasil sebagai akibat dari keteguhan hati mereka.
Kementerian Luar Negeri, di tengah konfrontasi yang sedang berlangsung dengan sisa-sisa (RSF) memastikan bahwa (SAF) mengadopsi kode etik yang bertujuan mengurangi secara maksimal setiap korban sipil, properti pribadi dan publik, meskipun langkah-langkah ini mungkin memerlukan beberapa waktu untuk mengakhiri kontrol (RSF) dari beberapa situs pemerintah.
Kementerian Luar Negeri ingin menginformasikan lebih lanjut bahwa otoritas terkait telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi misi diplomatik yang terakreditasi di Khartoum.
Kementerian Luar Negeri juga menyatakan penghargaannya atas upaya tulus oleh negara-negara Arab dan Afrika, dan masyarakat regional dan internasional untuk menenangkan situasi. Ia ingin menekankan bahwa peristiwa yang sedang berlangsung adalah masalah internal yang harus diserahkan kepada Sudan untuk mencapai penyelesaian yang diinginkan, jauh dari intervensi internasional.*** (aboe/pp/rls)
LEAVE A REPLY