
Keterangan Gambar : Suasana Kampanye Putara Terakhir di Jakarta Internasional Stadiun (JIS),Sabtu 10 Februari 2024 (sumber foto : ist/pp)
Oleh : Hasbi Indra
Akademisi
Jakarta International stadium (JIS) maha karya anak bangsa sendiri tempat yang akan menjadi saksi semoga sebagai tonggak perubahan di negeri ini. Menggambarkan kecerdasan politik partisipasi rakyat tanpa bayaran dan terima sembako yang mengajarkan politik bekecerdasan.
JIS menggambarkan bangunannya maha karya anak bangsa sendiri ber standart dunia atau internasional membawa spirit bangsa akan kembali mewarnai dunia dengan suara dan peran kepemimpinannya. Sepuluh tahun yang lalu masih ada gambaran itu, gambaran yang harus dikembalikan lagi dengan peran dan kualitas pemimpin yang bisa melakukan hal tersebut. Bangsa memang sejak awal kemerdekaan peran itu telah ditunjukkan oleh pemimpinnya seperti Soekarno dan Moh Hatta dan lainnya, juga di era Soeharto oleh Bj Habibie dan lainnya dan era sepuluh tahun sebelum era kini hal itu masih dilakukan.
Dari JIS akan memunculkan spirit kebanggaan pada bangsa bukan saja perannya di tingkat dunia tapi juga peran negara agar hadir untuk rakyatnya. Negara harus menghadirkan diri melalui sosok yang memiliki kualitas diri yang mumpuni dan kualitasnya yang bisa berempati pada wajah bangsa dan nasib rakyat.
Dari JIS ada panggilan rakyat untuk memiliki masa depannya yang ditunjukkan dengan kehadiran jutaan manusia yang bukan saja datang dari Jakarta dan kota sekitarnya tapi juga datang dari provinsi lain seperti dari Aceh, Medan, Padang, Riau, Palembang Jambi, Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Papua dan lainnya. Jutaan manusia memiliki harapan adanya perubahan pada wajah bangsa yang di tahta nantinya bisa memanfaatkan sumber daya alamnya yang juga bisa menggerakkan potensi manusianya yang jumlahnya sudah jutaan.
Yang di tahta nanti merupakan bagian dari sumber daya manusia yang berkualitas dan berkapabilitas yang telah ditunjukkannya. Sebagai bagian dari kaum profesional bukan orang partai dan bukan pula ketua partai. Adalah tak mungkin bila sosok yang akan membawa perubahan bila tak memiliki potensi yang bisa diandalkan dia bukan ketua partai dan juga bukan pula anggota partai seperti calon lainnya yang juga tak memiliki uang yang banyak. Sosok yang hanya andalkan kualitas diri dan prestasi yang ditorehkan. JIS salahsatu saksi capaiannya ketika sebagai kepala daerah dan belasan karya lainnya yang diberi penghargaan pihak nasional dan juga pihak internasional sehingga tiga partai mempercayai untuk menjadi lokomotif perubahan di negeri ini.
Negeri ini telah telah membuktikan ada sosok kualitas keilmuan dan wawasan yang luas yang menceburkan dirinya dalam forumnya Desak Anies serta ada forum kampus menguji kualitas keilmuan dan wawasannya oleh sejumlah professor atau intelektual kampus dan juga kaum profesional di negeri ini yang dia hadapi dan yang secara akademik bisa didialoqkan dan dipertanggunghawabkannya secara akademik. Ini sarana yang berkualitas tinggi tidak hanya memamerkan wajah sang capres di benner dan spanduks yang tidak bisa diuji isi kepalanya.
JIS telah menjadi sarana untuk dicatat di sejarah di negeri ini ada sebuah harapan bahwa bangsa ini layak menjadi bangsa yang bisa membuktikan diri sebagai manusia yang juga berkualitas sama dengan kualitas manusia lain yang bukan saja melalui kekayaan alamnya tapi juga kekayaan manusia yang jumlah sudah jutaan. Dengan kekayaan itu tak seharusnya melihat bangsanya kini dibebani oleh hutang yang angkanya di 8000 trilyun yang menjadi beban rakyat dan ada puluhan juta rakyat miskin dan menganggur dan darinya ada jutaan jumlahnya anak umat, angka korupsi ada di angka puluhan trilyun di Asabri dan Jiwasraya serta ada di angka 349 trilyun yang telah diumumkan oleh sang menteri dan ironi indeks demokrasi dan hukum menurun dan bercitarasa tahta.
Sudah saatnya ditampilkan sosok yang bisa menggerakkan manusianya melalui kepemimpinan yang bisa mengatasi masalah dan bukan membuat masalah. Pemimpin yang bisa dikategorikan memiliki tingkat kecerdasan emosional, intelektual dan spiritualnya yang mumpuni untuk membawa kebangkitan bangsa yang diharapkan.
Kecerdasan EISQ
Pemimpin problems solving dibutuhkan bangsa yang sudah memiliki jutaan sarjana dan ratusan ribu kaum intektualnya, ia bagian dari kaum intelektual dan kaum profesional, tak terikat pada siapapun kecuali terikat pada cita pahlawan dan cita konstitusi dan cita bangsa dan rakyat seluruhnya yakni terwujudnya keadilan, kesetaraan manusia dan kemakmuran seluruh rakyat. Melalui pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional, intelektual dan spiritualnya (EISQ) potensials memenuhinya.
Kecerdasan emosi sangat perlu bagi manusia sebagai orang tua yang memimpin keluarga untuk contoh anaknya. Dari orang tua yang cerdas emosi tak cepat marah dan terkontrol kata dan ucapannya menjadi tauladan bagi anaknya. Begitu pula bagi pemimpin di masyarakat juga seperti di birokrasi, di kampus, di partai, ormas, pemimpin yang disenangi dan di tauladani. Apalagi untuk negara yang memimpin rakyat jumlahnya ratusan juta diperlukan manusia pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional akan membuat teduh rakyat dan menjadi tauladan dan kebanggaan bagi rakyatnya.
Ada lagi kecerdasan pemimpin yang berintelegensia tinggi yang diasah di pendidikan tinggi apalagi juga di asah di organisasi kampus dan di ormas dan juga di birokrasi misalnya sang pemimpin akan semakin memiliki kecerdasan intelektual yang mumpuni. Dia bukan saja menjadi tauladan bagi rakyatnya, tetapi juga tauladan bagi kalangan terdidiknya sungguh pantas ia menjadi pemimpin mulai dari pemimpin lokal hingga level negara dan pemimpin yang memberikan kepuasan dijajarannya. Pemimpin yang bisa memuaskan psikologis dan sosiologis manusia yang tak ada kendala gap psikologis menerimanya sebagai pemimpin yang ditauladani dan merupakan kepuasan psikologis dan sosiologis pula karena ia berwawasan yang luas yang bisa wakili bangsa di tingkat dunia.
Juga pemimpin yang bekecerdasan spiritual semakin bisa ditempatkan ia sebagai tauladan rakyat, rakyat yang beragama dan ajarannya menjadi lentreranya bukan saja untuk urusan pribadinya tapi juga untuk masyarakat dan bangsa serta negara. Sosok yang bisa mewakili semua kalangan karena ia menunjukkan keikhlasan dalam menjalankan kepemimpinan ketika ia diberi amanah untuk memimpin bangsa dan negaranya.
Pemimpin yang memandang tahta adalah amanah, maka ia tak terkesan meminta tahta dengan cara penciteraan semu atau meminta tahta dengan jalan abuse of powers yang di tahta yang ada agar bisa membantunya. Juga yang tak berpegang pada prinsip yang menghinakan rakyat itu dengan cara menebar money politiks dan sembako yang demi syahwat kuasa. Yang konon bisa menggunakan orang Sholeh untuk menundukkan orang Sholeh lainnya melakukan hal itu agar ia meraih tahta itu.
Pemimpin yang bekecerdasan EISQ baiknya dipilih menjadi pemimpin suatu bangsa yang memberikan kepuasan psikologis dan sosiologis kaum intelektual dan rakyat serta bisa menjadi contoh atau lauladan rakyatnya. Pemimpin yang menjadi lentera rakyat yakni pemimpin yang cerdas emosional, intelektual dan spiritualnya yakni pemimpin otentiks yang sangat diperlukan suatu bangsa untuk keluar dari masalah-masalah yang tengah dihadapinya dan ia mampu menghadirkan negara untuk rakyatnya.
Bogor, Februari 2024
LEAVE A REPLY