Home Seni Budaya Jangan Ganggu Ayahku Masayu!

Jangan Ganggu Ayahku Masayu!

Resensi oleh Ary Mugiasih S.Pd.

1,174
0
SHARE
Jangan Ganggu Ayahku Masayu!

Judul buku          : Masayu

Genre                   : Novel

Pengarang          :  K. Usman

Penerbit              : CV Wahyu Bhakti Jakarta/ISBN 978-623-9027-4-3

Terbit Perdana    : 2020

Tebal                    : 396 halaman

Peresensi            : Ary Mugiasih S.Pd.

Jangan Ganggu Ayahku Masayu!

Masayu dan Rosi adalah dua sahabat akrab. Bahkan sudah seperti saudara. Rosi menganggap Masayu sebagai kakak atau senior, karena Masayu memang lebih tua.  

Masayu  punya prestasi yang jauh lebih menonjol ketimbang Rosi. Dia bintang kampus, cantik, cerdas supel,  mudah bergaul dan  rendah hati. Selain itu dia juga seorang foto model. Wajahnya banyak menghiasi cover majalah.

Suatu kali ayah Rosi yang tinggal di Palembang memintanya   mencarikan model untuk keperluan promosi sebuah perusahaan konveksi. Pilihan Rosi jatuh ke Masayu.  Kemudian Rosi menceritakan permintaan ayahnya itu. Masayu pun menerima tawaran tersebut dengan senang hati.

Guna memastikan model itu bagus dan disetujui oleh perusahaan pemberi order, ayah Rosi akan ke Jakarta untuk pengambilan gambar sampel. Rosi pun senang. Dia kemudian menceritakan ke Masayu rencana kedatangan ayahnya itu.

Masayu setuju dan senang sekali. Sebab selain urusan pemotretan, dia pun ingin berkenalan dengan ayah Rosi yang sudah dia anggap adiknya itu. Maka dia pun mengajak Rosi minum di café langganan mereka yang berada tidak jauh dari kampus.

Saat ngobrol santai dan diskusi ringan  di café itu terlontar celutukan ringan  Masayu yang membuat Rosi tersentak.

“Ayahmu adalah piala kosong” ciletoh Masayu tanpa beban.

 Pulang dari café  Rosi berpikir panjang, merenung dan menerawang? Apa maksud ucapan Masayu terhadap ayahnya yang seorang wartawan itu? Apakah semacam  pelecehan, penghinaan terhadap profesinya atau malah sebaliknya.  Lama Rosi memikirkan kata-kata itu hingga akhirnya dia terlelap.

Ternyata, apa yang dipikirkan Rosi itu adalah sesuatu yang menakutkan. Ia seperti membawa harimau masuk ke dalam keluarganya.  Dengan liciknya, Masayu  merayu ayahnya masuk dalam pusaran skandal demi untuk melambung karirnya di dunia model. Ayah yang dibanggakan itu pun terlena. Jatuh ke dalam pelukan Masayu. Ayahnya berselingkuh dan mengkhianati kesetiaan Ibu. Bahkan mereka pun beniat menikah.

Rosi menjerit, hatinya sakit.  Hancur lebur. Ia marah, sangat marah dan ingin membalas dendam kepada Masayu yang  menghancurkan keluarganya.

Bagaimana ending dari cerita yang sangat menarik ini? Silakan membacanya.  K. Usman memang seorang pengarang novel yang brilian. Mampu mengaduk-aduk emosi dan imajinasi kita untuk larut dalam alur cerita yang dibangun.

Novel ini seperti  kisah nyata.  Karena setting, lokasi dan nama-nama orang adalah lokasi  sesunggunya. Lengkap dengan nama jalan, nomor rumah,  nama kampus dan seterusnya. Bahkan  Masayu  sendiri, menurut penulisnya,  adalah gelar bangsawan untuk wanita terhormat di Palembang.***

 

  • Penulis adalah Kepala TKN 6 Bekasi, Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018. Pernah mendapat kesempatan belajar ke Jepang dan Thailand.