
JAKARTA - www.parahyangan-post.com – Wadah kesatuan umat Islam, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) melalui Majelis Ukhuwah Pusat (MUP) mengutuk keras aksi intoleransi penodaan Al-Quran atau pembakaran kitab suci umat Islam oleh seorang pria di ibu kota Swedia.
Sebagaimana diketahui, aksi pembakaran dan merobek Al-Quran dilakukan oleh Salwan Momik (37), di luar masjid pusat di ibu kota Swedia, Stockholm, bertepatan dengan hari pertama perayaan Idul Adha 1444H, Rabu (28/6/2023).
“Jama’ah Muslimin (Hizbullah) juga mendorong agar Organisasi Kerjasama Islam (OKI) segera menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Darurat untuk secara tegas memutuskan menolak keputusan Swedia, menarik semua Duta Besar negara-negara anggota OKI dari Swedia sebagaimana telah dilaksanakan pemerintah Maroko dan Yordania, serta memboikot produk-produk Swedia yang beredar sebagaimana diserukan lembaga Islam terkemuka Al-Azhar Mesir,” tegas H. Sakuri, SH selaku Ketua MUP dalam keterangan tertulisnya kepada awak emdia di Jakarta, Ahad (2/7/2023).
Dia juga menyampaikan, pihaknya mendorong dan mendukung Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam menyikapi aksi intoleransi dengan merobek dan membakar Al-Quran di luar masjid pusat Stockholm, Swedia ini.
“Kami juga menuntut tindakan abai pihak kepolisian Swedia dan pemerintah Swedia yang membiarkan aksi tersebut berulang-ulang terjadi melalui saluran hukum internasional,” ujar Sakuri.
Menurutnya, tindakan tersebut nyata-nyata memprovokasi warga dunia dan memposisikan Swedia berhadapan langsung dengan masyarakat internasional, serta menjadikan Swedia sebagai common enemy (musuh bersama) warga dunia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan beragama sebagai termaktub dalam The Universal Declaration of Human Rights 1948.
“Kami ingin mengingatkan kembali Pemerintah Swedia khususnya hendaknya melakukan tindakan nyata agar peristiwa tersebut tidak terjadi lagi. Hal itu akan jelas merugikan pemerintah Swedia. Ia akan mendapatkan protes dari seluruh dunia karena membiarkan warganya menistakan simbol-simbol agama,” kata Sakuri.
Pembina komunitas One Day Khatam Al-Quran (ODKQ) itu menyatakan, aksi penistaan agama tersebut juga menunjukkan kebencian orang kafir terhadap umat Islam, walaupun umat Islam tidak membenci mereka.
“Ketahuilah bahwa cahaya Islam tidak akan pernah padam dengan kebencian mereka. Cahaya Islam akan terus bersinar, memberi kecerahan bagi seluruh dunia, termasuk bumi Eropa. Aksi penistaan agama itu justru menunjukkan tanda-tanda kehancuran mereka yang membenci Islam. Sejarah mencatat, semakin seseorang berbuat dzalim dan nista, maka ia semakin dekat mereka menuju kehancuran,” ungkap Sakuri.
Selain itu, lanjut dia, seluruh umat Islam juga harus melakukan pembelaan dan tindakan nyata agar para pelaku penistaan agama jera dengan perbuatannya dan menjadi pelajaran bagi orang lain untuk tidak melakukan hal yang sama.
“Umat Islam harus terus melakukan dakwah yang Rahmatan Lil Alamin, kepada seluruh umat manusia agar mereka mengerti tentang wajah Islam yang sebenarnya, dan penuh kasih sayang,” pungkasnya.
Jamaah Muslimin (Hizbullah) berbentuk Gemeinschaft, adalah suatu wadah kesatuan umat yang telah ada dan dicontohkan praktiknya pada masa Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasalam dan para sahabatnya.
(rd/pp)
LEAVE A REPLY